1 Nov 2019

Filosofi Pengamen



Mari kita mengambil pelajaran dari pengamen jalanan.  Seorang pengamen yang memiliki suara yang tidak merdu dan bertingkah menyebalkan akan kita 'usir' dengan segera memberikan koin uang kecil. Tapi jika ada pengamen yang membuat kita nyaman dengan suaranya, dan bertingkah sopan, kita akan menunggu hingga dia selesai menyanyi, kemudian kita berikan uang kepadanya di penghujung dengan hati yang penuh kerelaan.

Kenapa kita berbicara tentang pengamen? Karena kita akan mencoba menelisik ke dalam jiwa kita. sejatinya ketika kita berdoa dan meminta kepada Allah, kita diumpamakan para pengamen yang berharap koin dan uang receh.

Dalam hal ini, kita seringkali merasa putus asa ketika berdoa karena Allah subhanahu wata'ala belum mengabulkan doa kita. kita bertanya-tanya, “Kenapa Allah belum mengabulkan doa saya? Kenapa Allah tidak berkenan memberikan apa yang saya pinta? Apakah Allah berpaling dari hidup saya? Apakah Allah sudah lupa terhadap kita? Apakah Allah tidak akan pernah membuat kita bahagia?
Jangan berburuk sangka kepada Allah. Jangankan berburuk sangka kepada Allah, berburuk sangka terhadap manusia saja tindakan tercela.

Yakinlah bahwa Allah subhanahu wata'ala tengah mendengarkan doa-doa yang kita panjatkan. Terkadang, Allah tunda pengabulan doa hamba supaya sang Hamba semakin banyak berdoa kepada-Nya, karena Allah suka mendengar rintihan doa hamba tadi dan ingin memberi pahala lebih banyak untuknya.

Berdoa lebih mulia dari materi yang diminta dalam doa. Karena berdoa termasuk ibadah yang Allah perintahkan dan cintai. Ketika kita berdoa berarti kita sedang beribadah kepada Allah dan mengerjakan sesuatu yang dicintai-Nya. Pastinya, Allah akan memberikan pahala, kecintaan, dan keridhaan kepada kita.

Allah menginginkan ibadah dari kita. Dia suka kalau kita berdoa kepada-Nya dan memperbanyak doa. Sementara kita umumnya lebih suka kepada hasil doa yang berisi kebutuhan dan kemashlahatan diri kita
.
Maka, yang harus kita sadari dalam berdoa adalah
Pertama, sebagai ibadah yang Allah sukai.
Kedua, mendapat kebaikan dari Allah.

Jika demikian kita tidak peduli lagi tentang ‘hasil’ doa kita berupa pengabulan doa. Kita hanya peduli bahwa Allah subhanahu wata'ala senang ketika kita berdoa dan menghiba. Ini saja cukup membuat kita tentram dan bahagia, meski apa yang kita pinta belum juga tiba.

Kita tidak akan pernah berputus asa dalam berdoa kepada Allah. Jika permintaan tak dikabulkan, kita husnudzan kepada Allah, Dia sedang memberi kesempatan kita untuk lebih banyak ibadah kepada-Nya. Allah subhanahu wata'ala tengah mendengarkan doa-dosa kita, sebagaimana kita begitu asyik mendengarkan pengamen yang bersuara merdu. Kelak Allah akan berikan apa yang kita pinta dengan penuh kerelaan, keberkahan dan rahmat-Nya.

Jangan pernah iri dengan mereka yang Allah limpahkan berbagai macam nikmat-Nya. Bisa jadi itu anugerah, bisa pula sebagai istidraj. Bentuk kemurkaan Allah subhanahu wata'ala dengan kenikmatan yang melimpah, kemudian Allah subhanahu wata'ala cabut dengan sekonyong-konyong pada masanya kelak.

Hal ini sebagaimana yang dikatakan Imam al-Baghawi di tafsirnya atas QS. Al-Baqarah: 186,
“Dan Allah segera memberi (permintaan) orang yang tidak disukai-Nya karena Allah membenci suaranya (rengekannya).”

Yakinlah, Allah tidak berpaling dari kita. Terus berdoa, dan berbaik sangka.


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment