21 Jul 2019

Kutipan dari Buku 'Gue Never Die' Salim A Fillah


Jawaban Cerdas Ustadz Abu Bakar Ba'asyir di Pengadilan

Ada sebuah kisah menarik yang dibawakan oleh Ustadz Irfan s Awwas terkait persidangan Ustadz Abu Bakar Ba’syir sebagaimana yang dikutip ustadz Salim A Fillah dalam bukunya ‘Gue Never Die.’
Saat itu, dihadirkan Profesor Loebby Lukman sebagai saksi atas dakwaan makar terhadap beliau. 

Selesai saksi memberikan kesaksian, majelis hakim memberikan kesempatan kepada terdakwa untuk mengajukan pertanyaan. Maka dengan ekspresi tenang, tanpa konsultasi dahulu kepada penasihat hukumnya, Ustadz Abu bicara, “Professor Loeeby, berdasarkan UUD 45 pasal 29 ayat 2, bukankah negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agama untuk menjalankan ibadah sesuai agamanya?”

“Ya, benar.” Jawab professor Loebby.

“Apakah dalam UUD 45 ataupun penjelasannya terdapat definisi kata ‘ibadah.’?”

“Ehm, setahu saya tidak ada.”

“Kalau begitu, bukankah seharusnya makna ibadah dikembalikan kepada darimana dia diambil?”

“Ya…”

“Nah, sesungguhnya kata ibadah berasal dari bahasa Arab, dan tentu breasal dari apa yang diperintahkan Allah di dalam Alquran. Maka, definisinya harus dikembalikan kepada Alquran. Menurut Alquran, ibadah adalah segala aktifitas yang ditujukan untuk mencari keridhoan Allah dan dilaksanakan sesuai dengan apa yang dituntunkan oleh Rasulullah. Dan, ibadah yang tertinggi menurut islam adalah menegakan syariat Allah di muka bumi. Dengan demikian, apakah yang saya lakukan selama ini (mengupayakan tegaknya syariat islam di indonesia) bertentangan dengan UUD yang menjamin kemerdekaan penduduk untuk menjalankan  ibadah?”

“Kalau logikanya begitu…tidak…”

“Baik. Pertanyaan terakhir. Jika negara melanggar UUD 45 –dengan merampas kemerdekaan beribadah-apakah negara bisa dituntut?”

=
Ibadah Dengan Dasar Takut, Harap dan Cinta

Barang siapa yang beribadah kepada Allah hanya dengan rasa cinta maka dia seorang zindiq (orang yang sesat dalam agama dan menyimpang dari jalan kebenaran).
Barang siapa yang beribadah kepada Allah hanya dengan rasa takut maka dia adalah seorang haruri
Barang siapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan penuh harap maka dia adalah seorang murji’.” (Mujmal Ushul Ahlissunah karya Dr. Nashir Al ‘Aql).
=

Penyesalan Umar Ketika Tertinggal Shalat Berjamaah

Suatu hari, Umar pergi ke kebun kurma. Setelah merasa cukup mengurusi kebunnya, Umar pulang ke rumahnya.

Saat dalam perjalanan pulang, Umar melihat sejumlah orang telah selesai sholat jemaah ashar. Seketika itu Umar berucap, " Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, aku ketinggalan sholat jemaah."

Umar melanjutkan ucapannya di depan orang-orang. Dia pun menyatakan menyedekahkan kebunnya.

" Saksikanlah, mulai sekarang aku sedekahkan kebunku untuk orang-orang miskin," kata Umar.

Umar meniatkan sedekah itu sebagai bentuk pembayaran kafarat atau semacam denda karena tertinggal sholat jemaah.

Sikap tersebut mencerminkan betapa zuhudnya Umar. Dia tidak mau urusan harta sampai melalaikannya dari beribadah kepada Allah SWT.

=
Lembut Dalam Memberikan Nasihat


Ada anekdot dari salah seorang khalifah daulah abbasiyah. Suatu hari saat bertemu dengan public di sebuah masjid, sang khalifah dikritik habis-habisan oleh seorang ulama. Kritikannya membabi buta. Dengan senyuman sang khalifah berkata, “Coba katakana kepadaku, syaikh, mana yang lebih buruk antara aku dan Firaun?”

“Tentu saja Firaun lebih buruk.”

“Dan mana yang lebih baik diantara engkau dan Nabi Musa.”

“Apa? Astaghfirullah. Tentu saja Nabi Musa alaihi salam lebih baik.”

“Jika engkau tidak lebih baik darinya, mengapa kau perlakukan aku begitu buruk padahal aku tidak lebih buruk dari Firaun. Bukankah Musa saja diperintahkan lemah lembut terhadap Firaun?”


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment