18 Nov 2018

Rumus Kedamaian Hati



Suatu hari sedang berlangsung pameran lukisan yang menampilkan karya para pelukis-pelukis muda di seluruh penjuru negeri. Acara tersebut memang dilaksanakan setiap tahun dengan tema yang berbeda-beda. Tahun ini, tema yang diusung adalah kedamaian.

Tidaklah mengherankan jika ruang pamer dipenuhi oleh lukisan-lukisan tentang pedesaan yang tenang, atau suasana pegunungan yang sejuk. Beberapa juga memperlihatkan suasana taman teduh dengan bunga-bunga indah dan kupu-kupu yang menari.

Kecuali satu yang sangat kontradiksi. Yaitu sebuah lukisan yang menggambarkan suasana badai ombak di laut yang menakutkan, serta latar belakang langit gelap dengan kilatan petir menyambar. Sungguh bukan pemandangan yang damai sama sekali.

Sang pelukis pun kemudian dihadirkan untuk menjelaskan kepada para pengunjung apa korelasi dari karyanya itu,

"Bapak Ibu sekalian. Perhatikan sebuah batu karang di pinggir pantai tersebut. Lihatlah lebih seksama lagi di tengah batu itu ada sebuah lubang kecil dengan seekor burung yang sedang berdiam di sana!"

Memang betul, dalam lukisan tersebut ada sebongkah karang yang diterjang ombak dari belakang, namun burung mungil yang berdiri di dalam cekungan batu tersebut tampak tidak terusik. Sang pelukis melanjutkan penjelasannya,

"Bapak dan Ibu sekalian, dunia di sekeliling kita tidak pernah bisa tenang. Begitulah kenyataannya! Kalau kita menunggu suasana tenang untuk mencari kedamaian, maka kapan kita bisa merasa damai?"

Semakin lama apa yang diutarakan pelukis muda itu semakin menarik, "Yang perlu kita lakukan adalah mencari sebuah lubang batu yang cekung untuk kita berlindung.

Di sanalah kita akan mendapat kedamaian hati, betapapun gemuruhnya suasana di luar sana!"

Nah, dari kisah ini kita bisa menyadari bahwa mau tidak mau kita akan menemukan kegaduhan dan ketidaknyamanan di sekeliling kita.  Kondisi keseharian kita tidak selamanya sejuk dan teduh. Maka orang yang menunggu dunia ini damai agar hatinya juga tenang, tentu akan lama sekali penantiannya itu. Atau bahkan mustahil dia bisa mendapatkan ketenangan yang dia dambakan, karena dunia ini selalu dilingkupi oleh masalah demi masalah yang datang silih berganti.

Disinilah kita harus menyadari dengan sesadar-sadarnya bahwa kedamaian itu ada di hati kita. Kedamaian datang dari jiwa kita. Sementara jiwa kita akan merasa tenang ketika dekat dengan Allah subhanahu wata'ala. Iman kita ibaratkan seperti lubang kecil di batu karang yang melindungi si burung dari terpaan badai.

Mari kita simak dalam Surat Ar-Ra'du ayat 28,
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi damai."

Dzikir adalah perlindungan bagi kita. Dzikir akan mewariskan ketenangan dan keteduhan di dalam hati. Banyak orang tidak merasa damai, bukan karena ia tidak tinggal di pedesaan atau hidup di pegunungan yang sejuk dan tentram. Melainkan karena ia jauh dari zikir mengingat Alloh Ta'ala.


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment