19 Nov 2018

Meludahi Langit



Suatu hari seorang lelaki mendatangi sahabatnya dan menyalurkan kemarahannya karena satu sebab. Si sahabat hanya mendengarkan semua sumpah serapah itu dan tidak membalasnya dengan cacian yang serupa. Dia mendengarkan dengan sabar, tenang dan tidak berkata sepatah katapun.

Sehingga si lelaki itu merasa cape sendiri dan pergi meninggalkan sahabatnya dengan hati yang masih menyimpan rasa kesal.

Beberapa hari kemudian, mereka berdua sudah akur kembali dan tidak ada lagi permusuhan yang ada diantara mereka berdua. Si lelaki teringat ketika tempo hari dia mendatangi sahabatnya dengan sumpah serapah. Tapi dia heran kenapa  sahabatnya itu tidak membalasnya dengan cacian yang serupa. Maka dia bertanya, “Kenapa waktu itu kamu tidak membalasku?”

Dengan senyum lebar, sahabatnya menjawab, “Jika seseorang memberimu sesuatu tapi kamu tidak menerimanya, lalu menjadi milik siapakah pemberian itu ?”

“Tentu saja menjadi milik si pemberi.”

”Begitu pula dengan kata-kata kasarmu,” timpalnya kemudian .”Aku tidak mau menerimanya, jadi itu adalah milikmu. Kamu harus menyimpannya sendiri. Aku mengkhawatirkan kalau nanti kamu harus menanggung akibatnya, karena kata-kata kasar hanya akan membuahkan penderitaan. Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludahnya hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri.”

Lelaki itu hanya tersipu malu. Ia meminta maaf dan berjanji tidak akan pernah melakukan sikap konyol seperti tempo hari.


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment