Daun adalah
komponen tumbuhan tempat dimana proses fotosintesis terjadi, itu yang kita tahu
ketika kita belajar ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar dulu. Tapi pernahkah
kita berpikir tentang filosofi dari daun? Ternyata kita bisa mengambil hikmah
dan filosofi tentang kehidupan dari sehelai daun. Oleh karena itu, disini saya akan mencoba
menghadirkan filosofi daun.
Ketika musim
kemarau tiba, daun tahu diri bahwa cuaca yang panas membuat pohon tempatnya
menempel akan kekurangan cairan. Oleh karena itu taka da jalan lain selain
menggugurkan dirinya sehingga pengeluaran cairan akan berkurang.
Daun juga
bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar. Tentunya kita juga bisa melihat
perbedaan yang cukup kentara antara daun dari tumbuhan yang berada di daerah
yang gersang, daun tumbuhan di daerah yang dingin dan di daun tumbuhan tropis. Pada daerah padang pasir, daun berbentuk
ramping dan memiliki lapisan kutikula yang tebal sehingga air dalam sel-selnya
tidak mudah menguap. Sebaliknya, di daerah tropis, daun tumbuhan cenderung
memiliki permukaan yang lebar. Begitu juga dengan tumbuhan air seperti teratai
yang memiliki penampang daun yang besar dan lebar untuk mempercepat proses
penguapan.
Dari sini
daun mengajarkan arti fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi. Mampu menyesuaikan
diri dengan keadaan sekitar adalah satu tanda dari kecerdasan dalam menghadapi
kehidupan.
Saya jadi
teringat pepatah indonesia, ‘dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.’
Daun juga
mengajarkan arti balas budi. Kita tahu bahwa daun tidak akan mungkin tumbuh dan
rimbun tanpa adanya pasokan air, mineral dan zat lainnya yang dibawa akar dan
disalurkan melalui batang dan ranting-ranting hingga mencapai tunas daun. Oleh karena
itulah, Daun membalas semuanya dengan menghasilkan makanan dari proses
fotosintesis. Karena memang hanya daun yang mampu melakukan proses fotosintesis
dari sinar matahari. Kemudian hasil dari proses fotosintesis itu dibagikan ke
seluruh bagian tanamana. Maka darisini kita belajar arti kerja tim dan
menghilangkan sikap egoisme.
Daun mengajarkan
arti kebermanfaatan yang begitu luas. Daun tidak hanya memberi manfaat untuk
dirinya sendiri, tapi juga untuk makhluk lainnnya. Hewan herbivora menjadikan
daun sebagai sumber makanan, pun manusia memanfaatkannya. Belum lagi oksigen
yang dihasilkan dari proses fotosintesis.
Daun mengajarkan
arti kebermanfaatan yang langgeng. Sekalipun telah tiada, daun masih memberikan
manfaat yang luar biasa. Cobalah kita lihat daun yang berguguran kemudian
membusuk di atas permukaan tanah. Daun itu akan menjadi pupuk bagi pohon itu
sendiri dan pohon di sekitarnya. Daun busuk itu akan menjadi makanan cacing
yang juga menyuburkan tanah. Nah, begitulah kita seharusnya, boleh saja badan
berkalang tanah, akan tetapi kita akan tetap memberikan kontribusi positif
untuk orang-orang yang masih hidup dengan karya yang kita tinggalkan.
Nah, itulah
sederet filosofi daun yang bisa menjadi bahan renungan kita. daun ternyata
menyimpan banyak makna kehidupan yang bisa kita jadikan pelajaran. Memang,
Alloh subhanahu wata'ala tidak menciptakan sesuatu kecuali selalu membawa
hikmah tersendiri.
No comments:
Post a Comment