19 Nov 2018

Filosofi Daun



Daun adalah komponen tumbuhan tempat dimana proses fotosintesis terjadi, itu yang kita tahu ketika kita belajar ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar dulu. Tapi pernahkah kita berpikir tentang filosofi dari daun? Ternyata kita bisa mengambil hikmah dan filosofi tentang kehidupan dari sehelai daun.  Oleh karena itu, disini saya akan mencoba menghadirkan filosofi daun.

Ketika musim kemarau tiba, daun tahu diri bahwa cuaca yang panas membuat pohon tempatnya menempel akan kekurangan cairan. Oleh karena itu taka da jalan lain selain menggugurkan dirinya sehingga pengeluaran cairan akan berkurang.

Daun juga bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar. Tentunya kita juga bisa melihat perbedaan yang cukup kentara antara daun dari tumbuhan yang berada di daerah yang gersang, daun tumbuhan di daerah yang dingin dan di daun tumbuhan tropis.  Pada daerah padang pasir, daun berbentuk ramping dan memiliki lapisan kutikula yang tebal sehingga air dalam sel-selnya tidak mudah menguap. Sebaliknya, di daerah tropis, daun tumbuhan cenderung memiliki permukaan yang lebar. Begitu juga dengan tumbuhan air seperti teratai yang memiliki penampang daun yang besar dan lebar untuk mempercepat proses penguapan.

Dari sini daun mengajarkan arti fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi. Mampu menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar adalah satu tanda dari kecerdasan dalam menghadapi kehidupan.
Saya jadi teringat pepatah indonesia, ‘dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.’

Daun juga mengajarkan arti balas budi. Kita tahu bahwa daun tidak akan mungkin tumbuh dan rimbun tanpa adanya pasokan air, mineral dan zat lainnya yang dibawa akar dan disalurkan melalui batang dan ranting-ranting hingga mencapai tunas daun. Oleh karena itulah, Daun membalas semuanya dengan menghasilkan makanan dari proses fotosintesis. Karena memang hanya daun yang mampu melakukan proses fotosintesis dari sinar matahari. Kemudian hasil dari proses fotosintesis itu dibagikan ke seluruh bagian tanamana. Maka darisini kita belajar arti kerja tim dan menghilangkan sikap egoisme.

Daun mengajarkan arti kebermanfaatan yang begitu luas. Daun tidak hanya memberi manfaat untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk makhluk lainnnya. Hewan herbivora menjadikan daun sebagai sumber makanan, pun manusia memanfaatkannya. Belum lagi oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis.

Daun mengajarkan arti kebermanfaatan yang langgeng. Sekalipun telah tiada, daun masih memberikan manfaat yang luar biasa. Cobalah kita lihat daun yang berguguran kemudian membusuk di atas permukaan tanah. Daun itu akan menjadi pupuk bagi pohon itu sendiri dan pohon di sekitarnya. Daun busuk itu akan menjadi makanan cacing yang juga menyuburkan tanah. Nah, begitulah kita seharusnya, boleh saja badan berkalang tanah, akan tetapi kita akan tetap memberikan kontribusi positif untuk orang-orang yang masih hidup dengan karya yang kita tinggalkan.

Nah, itulah sederet filosofi daun yang bisa menjadi bahan renungan kita. daun ternyata menyimpan banyak makna kehidupan yang bisa kita jadikan pelajaran. Memang, Alloh subhanahu wata'ala tidak menciptakan sesuatu kecuali selalu membawa hikmah tersendiri.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment