3 Aug 2019

Hanya Kepada Allah Aku Bersandar



اللَّهُ الصَّمَدُ
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (QS. Al-Ikhlas ayat 2)

Betapa ada orang yang bersandar hanya kepada kekuatannya, sehingga ketika tubuhnya mulai melemah dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia merasa takut karena kekuatan yang selama ini dia bangga-banggakan telah lenyap dari kehidupannya. Mungkin dahulu di mata orang dia sebagai jawara yang ditakuti dan disegani. Tapi kini dia menjadi sampah masyarakat dan dicibir karena kedzalimannya di masa lalu.

Ada juga orang yang menyandarkan diri hanya kepada gaji yang dia terima tiap bulan. Ketika gaji itu tidak lagi diterima karena sebab tertentu (PHK Misalnya), maka dia merasa putus asa dan dadanya sempit. Kemudian dia bertanya, “Jika aku tak dapat gaji, maka dari mana aku bisa makan? Bagaimana aku bisa menghidupi keluargaku?”

Ada segelintir orang yang menggantungkan hidup pada kepintarannya. Dia merasa bangga dan sombong dengan kepintaran yang dia miliki sehingga dengan kecerdasan itu dia seringkali menolak kebenaran. Bahkan dengan kecerdasan itu dia menyombongkan diri di hadapan Tuhan. Padahal, mudah bagi Allah untuk mencabut kepintaran yang telah Dia anugerahkan. Bisa saja Allah menakdirkan dia menginjak kulit pisang sehingga terpeleset dan kepalanya membentur tembok. Gegar otak, koma, dan selanjutnya cacat otak bahkan mati. Dimana kepintaran yang selalu dia bangga-banggakan?

Banyak juga orang yang bergantung kepada manusia. Seorang anak bergantung kepada orang tuanya dan seorang istri bergantung kepada suami, seorang bawahan bergantung kepada atasan. Apakah ini salah? Sama sekali tidak salah. Tapi hal ini menjadi kesalahan fatal ketika kita melupakan peran Allah dan bergantung kepada manusia secara membabi buta.

Misal, seorang istri menjadi putus asa dan kalut ketika suaminya meninggal. Selama ini dia hanya menggantungkan hidupnya pada suami, sehingga muncul kata-kata, “Siapa yang akan memberi makan saya dan anak saya?” Tidakkah dia ingat bahwa Allahlah yang memberi gaji kepada suaminya, dan suaminya memberi gaji itu kepada dia? Dia lupa sumber dari segala Rezeki.

Selama menggantungkan segala urusan kita kepada Allah, maka Allah akan selalu memudahkan langkah-langkah kita. yang lemah akan Allah subhanahu wata'ala berikan kekuatan, yang bersedih akan Allah berikan kebahagiaan, yang berada di dalam kesempitan akan Allah berikan kelapangan. Yang tidak memiliki jalan keluar akan Allah subhanahu wata'ala berikan jawaban dan jalan keluar dari setiap masalah yang dia hadapi. Insya Allah. Sebaliknya, semakin kita bergantung kepada sesuatu selain Allah subhanahu wata'ala, maka kita semakin terpuruk dan diperbudak oleh dunia dan apa-apa yang menjadi tempat kita bergantung.

Dengan bergantung kepada Allah subhanahu wata'ala maka Dia akan mencukupkan kehidupan kita. cukup disini bukan melulu tentang jumlah kekayaan dunia yang kita peroleh, tapi lebih kepada keberkahan yang kita dapatkan dalam kehidupan yang sedang kita jalani. Bisa saja seseorang punya gaji 10 juta, tapi Allah subhanahu wata'ala kasih sakit yang harga pengobatannya seharga 15 juta. Maka tentu tak akan pernah berguna uang yang dia terima walau jumlahnya berjuta-juta.
Maka, ketika kita menggantungkan hidup kita hanya kepada Allah saja, kita tidak akan merasa takut kehilangan. Kita akan merasa tentram dalam kondisi apa pun dalam kehidupan yang sedang kita jalani. Ketika kita susah, kita bersabar. Sebaliknya, ketika kita diberi anugerah, kita banyak-banyak bersyukur.

Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda,

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

Mari saya pungkas dengan merenungi ayat-ayat Allah subhanahu wata'ala di bawah ini
Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS. Fathir ayat 15)
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment