6 Aug 2019

Antara Produktifitas dan Keberkahan


Setiap kita mengharapkan keberkahan dalam sepanjang hidup kita. bahkan keberkahan adalah apa yang kita doakan ketika kita saling memberikan salam kepada saudara kita,

Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh. Semoga keselamatan, rahmat Allah dan KEBERKAHAN selalu menyertai kamu/kalian.

Kata berkah juga termasuk dalam doa kita kepada orang yang menikah dengan doa yang kita lantunkan, ‘baarokalloohu lakuma…. Semoga keberkahan Allah untuk kalian berdua.’

Menurut bahasa, berkah berasal dari bahasa arab ‘al-barokah’ yang artinya nikmat. Sementara menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, berkah adalah ‘karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia.’

Menurut istilah, berkah artinya ziyadatul khair, yakni ‘bertambahnya kebaikan.’ Para ulama kemudian menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia.

Dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi disebutkan, berkah memiliki dua arti:
(1) tumbuh, berkembang, atau bertambah; dan
(2) kebaikan yang berkesinambungan.

Hidup yang penuh dengan berkah itu bukan berarti hidup yang sehat tanpa pernah sakit. Karena terkadang sakit itu justru mendatangkan keberkahan sebagaimana sakitnya Nabi Ayyub alaihi salam. Sakitnya menambah ketaatan kepada Allah subhanahu wata'ala.

Hidup yang berkah itu tidak selalu tentang panjang umur, karena ada yang umurnya pendek tapi memiliki ketaatan yang luar biasa sebagaimana ketaatan Mush’ab bin Umair yang meninggal di usia muda.

Tanah yang diberkahi itu bukan karena kesuburan dan panoramanya yang indah, karena justru tanah yang tandus seperti Mekah pun memiliki keutamaan dan diberkahi sehingga tak ada yang menandinginya.

Makanan yang diberkahi bukan karena komposisi gizinya yang lengkap, tapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi lebih taat setelah memakannya.

Ilmu yang diberkahi itu bukan yang banyak riwayat, hafalan dan catatannya, tapi ilmu yang diberkahi adalah ilmu yang menjadi sebab pemiliknya untuk mengucurkan keringat dan darahnya untuk beramal dan berjuang di jalan Allah.

Penghasilan yang diberkahi bukan karena gajinya yang besar atau bertambah. Tapi penghasilan yang berkah adalah dengan sejauh mana ia bisa jadi jalan rezeki bagi orang lain dan semakin banyak orang yang terbantu dengan penghasilannya tersebut.

Anak-anak yang diberkahi bukanlah karena saat kecil mereka lucu dan imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar dan mempunyai pekerjaan dan jabatan hebat, tapi anak yang menjadi berkah ialah yang senantiasa taat kepada Rabb-Nya dan kelak di antara mereka ada yang lebih shalih dan tak henti-hentinya mendo’akan kedua Orang tuanya.

Waktu yang diberkahi adalah ketika kita bisa melakukan lebih banyak hal dan tanpa kita sadar bahwa kita bisa dan mampu melakukan semua pekerjaan tersebut. Padahal kita berpikir tidak mungkin mengerjakannya begitu cepat. Atau kita melakukan pekerjaan berjam-jam lamanya tapi tak pernah merasa lelah.

Tidur yang diberkahi adalah ketika kita bisa tidur selama beberapa jam saja namun merasa segar kembali dan bertenaga ketika bangun. Sehingga kita tidak mengantuk dan lemas ketika bekerja.

Dari sinilah kita bisa belajar bahwa berkah ternyata menjadi rahasia produktivitas seorang muslim. Berkah merupakan keuntungan dan nikmat yang diturunkan Allah subhanahu wata'ala untuk orang-orang spesial yang dipilih-Nya. Lalu bagaimana supaya kita termasuk orang-orang yang dipilih Allah subhanahu wata'ala untuk dilimpahi keberkahan? Sederhana, buatlah Allah subhanahu wata'ala senang dengan pengabdian kita; menjauhi segala larangan dan melaksanakan segala perintah-Nya.

Jika kita mencari definisi produktifitas di dalam islam, mungkin kita bisa meringkasnya di dalam kata ‘barakah’ atau ‘berkah.’ Kita bisa mencapai lebih banyak hal dengan waktu yang singkat atau sedikit sumber daya yang kita miliki, menghasilkan banyak dengan sedikit usaha atau semacamnya.

Tentunya hal ini adalah keberkahan dari Allah subhanahu wata'ala. Namun, entah kenapa banyak diantara kita (termasuk penulis juga pernah merasakannya) kehilangan makna berkah dalam kehidupan sehari-hari.

Kita merasa waktu 24 jam itu begitu kurang untuk semua kesibukan yang kita miliki. Pada akhirnya kita dilanda stress karena pekerjaan yang menumpuk. Kita juga merasakan kekeringan dalam semua aktifitas yang kita kerjakan, semuanya serba salah dan tidak lagi menemukan kedamaian. Itu adalah sedikit tanda dari tanda-tanda kurangnya keberkahan dalam kehidupan kita.

Mungkin kita tidak menemukan lagi keberkahan dalam umur kita, uang kita, pasangan kita, anak-anak kita dan waktu kita. sekarang, saatnya kita mengembalikan keberkahan yang hilang tersebut. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menemukannya?

Kita harus menemukan sumber-sumber barakah itu sendiri.

Kita harus meyakini bahwa barakah itu bukan sesuatu yang hilang dari kehidupan kita, tapi dia tepat ada di depan mata kita. keberkahan hanya akan didapat oleh mereka yang benar-benar mencarinya, berjuang untuk mendapatkannya dan pantas untuk menerimanya.

Di bagian ini, saya mengutip beberapa sumber keberkahan yang saya dapatkan dari podcast produktif muslim untuk anda.


Pertama, niat baik

Sesungguhnya setiap amal itu dilihat dari niatnya,’ tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan hadits yang satu ini. Kalimat hadits ini sudah berada di luar kepala saking sering kita mendengarnya. Tapi pada kenyataannya kita seringkali lalai dalam mengaplikasikannya.

Jika ingin keberkahan itu datang, perbaharui niat kita dan tetapkan bahwa setiap hal yang kita lakukan kita niatkan karena Allah subhanahu wata'ala. Bahkan, dengan niat yang benar, segala aktifitas yang mubah pun secara tidak langsung bisa menjadi bernilai pahala.

Apakah makan, tidur dan mencuci itu aktifitas ibadah? Apakah ketika kita tidur bisa mendatangkan pahala? Bisa! Tentunya tergantung bagaimana kita meniatkannya.

Apa alasan kita tidur di malam hari? Oh, saya tidur karenasaya lelah luar biasa setelah seharian berkutat di tempat kerja. Oh saya tidur karena saya membutuhkannya untuk kesehatan dan kebugaran tubuh saya. Oh saya tidur karena saya akan lemas di tempat kerja jika tidak melakukannya. Hanya itu?

Akan berbeda hasilnya ketika kita tidur dengan niat supaya bisa bangun untuk shalat malam dan shalat subuh berjamaah dengan tidur karena alasan sudah mengantuk. atau tidur dengan niat supaya bisa melakukan amal ibadah dalam keadaan bugar.

Atau dalam kasus yang lain, kita mencuci baju. Kenapa kita mencuci baju? Karena bajunya kotor dan bau? Bisa saja kita meniatkan, ‘aku mencuci baju karena islam mencintai kebersihan. Aku mencuci baju karena ketika beribadah kepada Allah diwajibkan memakai baju yang bersih.

Jadi, pastikan apa yang kita lakukan semuanya berorientasi ‘Allah’ dan keridhoannya.


Kedua, Berdoa
Mintalah kepada Allah keberkahan dalam hidup kita. bahkan Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam mencontohkan kepada kita untuk mendoakan keberkahan untuk diri kita dan orang lain. Maka, sering-seringlah mengatakan ‘Barakallah. Semoga Allah memberkahimu’ kepada saudara seiman kita.

Ketiga, penghasilan yang halal
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, ‘Wahai Manusia, Allah itu baik dan karena itu Dia hanya menerima yang baik.’ Para ulama mengatakan bahwa kata ‘menerima yang baik’ disini merujuk pada pendapatan yang halal.
Ketika kita memakan makanan yang haram, maka makanan yang dimakan akan mengalir menjadi darah di dalam tubuh. Sementara darah dan daging yang tumbuh dari sumber yang haram akan menyebabkan dirinya jauh dari Allah dan dekat dengan kemaksiatan. sehingga tak heran jika mereka yang makanannya bersumber dari yang haram akan sangat sulit menerima kebenaran dan mudah dalam melakukan keburukan.
Sebaliknya, tubuh yang tumbuh dari makanan yang halal, maka dia akan mudah melakukan kebaikan karena Allah menjaganya.
Dalam sebuah riwayat kaum salaf disebutkan bahwa ada seorang kakek yang di usia senjanya masih mampu melompat jauh. Padahal para pemuda tidak mampu melakukannya. Ketika itu seorang pemuda bertanya kepada si kakek bagaimana mungkin dia bisa melakukannya? Maka si kakek menjawab, “Ini adalah anggota tubuhku. Aku melindungi mereka dari melakukan dosa ketika aku masih muda sehingga Allah melindungi anggota tubuhku ketika sudah tua.”

Keempat, mengikuti sunnah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam
Perlu kita sadari bahwa manusia paling produktif yang pernah ada di dunia sekaligus dalam sejarah peradaban manusia adalah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam.  Karena itu, dengan mengikuti gaya hidup Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam maka kita akan mendapatkan sumber keberkahan yang hebat.
Oleh karena itulah, pelajari perikehidupan Rasulullah tercinta dan ikuti sunnah-sunnahnya dalam keseharian kita. kenapa? Karena meniru kehidupan orang yang paling diberkahi di dunia ini sudah barang tentu menjadi sumber keberkahan bagi kita.
Banyak sunnah-sunnah yang bisa kita kerjakan, seperti bersiwak, makan sahur, makan dengan tangan kanan, tidur di sisi sebelah kanan lambung, dan sebagainya.

Kelima, membaca al-Quran
Al-Quran adalah sumber keberkahan yang tidak bisa diabaikan. Tapi, subhanallah, kita begitu jarang mereguk kesegaran barokah darinya. Kita terlalu sibuk dengan urusan dunia sehingga kita melupakan al-quran. Kita tidak bisa menyisihkan waktu walau hanya setengah jam untuk bermesraan dengan kalamullah, sementara kita memiliki waktu berjam-jam untuk asyik mansyuk dengan media sosial.
Justru dengan membaca al-quran, Allah subhanahu wata'ala akan memberkahi waktu kita. dengan menyisihkan waktu bersama Allah, maka Allah subhanahu wata'ala akan melapangkan waktu yang terasa sempit dan membukakan kemudahan bagi setiap urusan kita. Insya Allah
(Surah Al-Anam, Ayat 92).
Oleh karena itu, mulailah untuk mengakrabi al-Quran sehingga rahmat dan keberkahan Allah subhanahu wata'ala turun kepada kita. semakin jauh kita dari al-Quran, maka semakin sedikit keberkahan yang akan kita peroleh dalam hidup kita.

Keenam, Memulai dengan ‘Basmallah.
Jangan lupa untuk mengawali setiap aktifitas yang baik dengan nama Allah. Bismillahirrahmanirrahim. Ucapkan basmallah sebelum kita memulai aktifitas kita, maka keberkahan Allah subhanahu wata'ala akan turun kepada kita. dan setelah itu, setan tidak akan mampu mengambil bagian di dalamnya.
Ya, terkadang seringkali kita mengucapkan bismillah tapi kita tidak menyadarinya. Seakan ini auto pilot yang secara otomatis akan terucap dari mulut kita karena sudah menjadi kebiasaan.  Cobalah untuk sadar mengatakan "Bismillah" dan memahami apa yang kita katakan.

Ketujuh, memberi makan orang lain
Tentu setiap kita memiliki pengalaman menerima tamu di rumah kita dan kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk tamu kita. menyediakan air dan makanan untuk mereka konsumsi. Sesederhana apa pun makanan yang kita sajikan kepada tamu itu selalu membuahkan nilai pahala yang besar. Ini bukan berarti menjadi alasan bagi kita untuk bersikap kikir dan sederhana dalam menjamu tamu. Pada kenyataannya, hendaknya kita mencontoh sunnah Nabi Ibrahim alaihi salam. Ketika beliau dikunjungi oleh utusan Allah berupa malaikat yang menjelma menjadi manusia, Ibrahim alaihi salam menjamu mereka dengan jamuan yang baik. Dengan daging panggang sapi muda.
Yang menjadi point disini adalah berkah ketika kita memberi makan atau makan bersama orang lain. Istilah mudahnya mentraktir atau mengundang makan orang lain. Di dalam sebuah hadits disebutkan,

“Hendaklah kalian makan bersama, karena berkah ada dalam kebersamaan.” Di dalam hadits yang lain disebutkan, “Siapa saja yang memiliki cukup makanan untuk dua orang, hendaknya dia mengambil yang ketiga. Dan siapa pun yang memiliki makanan yang cukup untuk empat orang, hendaknya dia mengambil yang kelima..” (HR. Bukhori)

Kedelapan, Kejujuran dalam Perdagangan
Hal ini harus diperhatikan oleh para pebisnis. Karena betapa ada pebisnis/pedagang yang beranggapan bahwa jika dia tidak berbohong, maka dia tidak akan untung. Justru ketika kita menggunakan kedustaan dalam perdagangan, disitulah berkah akan hilang dari perniagaan yang kita lakoni.
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda,
“Pembeli dan penjual memiliki hak untuk membatalkan atau mengkonfirmasi tawar-menawar kecuali jika mereka berpisah, dan jika mereka mengatakan yang sebenarnya dan memperjelas kecacatan barang, maka mereka akan diberkati dalam transaksi mereka, dan jika mereka berbohong dan menyembunyikan beberapa fakta, keberkahan akan hilang dari transaksi mereka (HR. Bukhori nomor 293)
Memang, terkadang ada orang yang merasa sulit ketika harus jujur tentang barang yang dia jual. Tapi percayalah, apa yang akan kita terima berupa keberkahan sangat sepadan dengan kejujuran kita.
Kesembilan, keimanan, ketakwaan dan ketawakalan
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ


Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Quran surat al-Araf ayat 96)
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (Quran surat at-Talaq ayat 2-3)
Marilah kita belajar tentang filosofi ketawakalan dari seekor burung.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ أَقْوَامٌ أَفْئِدَتُهُمْ مِثْلُ أَفْئِدَةِ الطَّيْرِ
Akan masuk surga suatu kaum yang hati mereka seperti hati burung.” (HR. Muslim no. 2840).
Kenapa burung? Apa istimewanya burung sehingga kita dikatakan harus memiliki hati seperti hati burung? Ya, karena memang burung banyak memberikan pelajaran kepada kita. salahsatunya adalah bahwa burung tidak pernah khawatir dengan rezekinya, sementara kita manusia seringkali khawatir bahkan bunuh diri hanya karena takut tidak mendapatkan rezeki yang cukup. Adakah burung yang bunuh diri hanya karena takut tak bisa makan? Hehe
Maka dari sini ulama banyak menafsirkan bahwa hati burung itu penuh dengan rasa tawakal dan selalu bergantung kepada Allah.
Begitu pula hati yang penuh tawakkal digambar dengan keadaan burung pada hadits lainnya. Dari ‘Umar bin Khottob, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
Seandainya kalian benar-benar bertawakkal pada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.”  (HR. Tirmidzi no. 2344).
Dari sini kita juga bisa mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud tawakal itu bukan diam, tapi melakukan usaha. Bukan hanya duduk mencangkung dan menyandarkan hati kepada Allah. Karena burung saja pergi di pagi hari untuk mengais rezeki. Dan Allah selalu memulangkan burung ke sarang dalam keadaan kenyang dan membawa makanan untuk anaknya di sarang. Maka tentu manusia yang berakal juga akan melakukan usaha, bukan hanya bertopang dagu menunggu rezeki langsung turun dari langit.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment