Pada suatu hari Pak Haji dan
tukang cukur berjalan melalui daerah kumuh disebuah kota. Tukang cukur berkata
kepada Pak Haji, "Lihat, inilah sebabnya saya tidak dapat percaya pada
Tuhan yang katanya Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Jika Tuhan itu baik sebagaimana yang
engkau katakan, Ia tidak akan membiarkan semua kemiskinan, penyakit, dan
kekumuhan ini. Ia tidak akan membiarkan orang-orang ini terperangkap ketagihan
obat dan semua kebiasaan yang merusak watak. Tidak, saya tidak dapat percaya
ada Tuhan yang mengijinkan semua ini terjadi."
Pak Haji itu diam saja sampai ketika mereka bertemu dengan
seseorang yang benar-benar jorok dan bau. Rambutnya panjang dan janggutnya
seperti tak tersentuh pisau cukur cukup lama. Pak Haji berkata, "Anda
tidak bisa menjadi seorang tukang cukur yang baik kalau anda membiarkan orang
seperti dia hidup tanpa rambut dan janggut yang tak terurus."
Merasa tersinggung, tukang cukur itu menjawab, "Mengapa engkau salahkan aku
atas keadaan orang itu? Aku tidak mengubahnya. Ia tidak pernah datang ke
tokoku. Saya bisa saja merapikannya dan membuat ia tampak rupawan!"
Sambil melihat dengan tenang
kepada tukang cukur itu, Pak Haji itu berkata: "Karena itu, jangan
menyalahkan Tuhan karena membiarkan orang hidup dalam kejahatan, karena Tuhan
terus menerus mengundang mereka untuk datang dan 'dicukur' akan tetapi mereka
selalu mengabaikannya.”
Alasan mengapa orang-orang itu
menjadi budak kebiasaan jahat adalah karena mereka menolak ajakan petunjuk
Tuhan, untuk menyelamatkan mereka."
Banyak dari diri kita lebih suka menyalahkan
takdir, daripada menyalahkan diri sendiri, kita merasa Tuhan tidak adil atas
pemberian-Nya. Kita
merasa telah diperlakukan tidak adil karena kemiskinan kita, masalah-masalah
yang menimpa kita.
Tidakkah kita sadar bahwa Tuhan
selalu memberikan petunjuk dan ajakan kepada kita, akan tetapi diri kita ini
mengabaikan bahkan menjauh dari ajakan-Nya. Bahkan kita hanya memandang sebelah mata
petunjuk-petunjuk-Nya, di bandingkan petunjuk-petunjuk manusia yang belum pasti
kebenarannya.
No comments:
Post a Comment