14 Aug 2016

MUBARAK DAN MAJIKANNYA

Dialah Mubarok. Seorang budak yang telah bekerja sebagai penjaga kebun anggur tuannya. Suatu hari tuannya yang biasa meninjau keadaan kebunnya memanggil Mubarok,” Ambilkan aku setangkai anggur.” Saat itu hari tengah terik dengan matahari yang menyengat.
Mubarak memenuhi titah tuannya. Dicarinya setangkai anggur yang liat, kokoh dan mengkilat. Memetiknya dan diserahkannya kepada sang tuan. Sang tuan yang kehausan itu segera memakan sebiji dan serta merta mukanya melipat dan berseru,”Apa ini? Anggurnya masam sekali? Tidakkah kau bisa membedakan anggur yang masak dengan yang mentah mubarak?”sindirnya
Mubarak mafhum. Ia kembali menyusuri sulur-sulur anggur. Jika yang tadi mentah, maka kriteria anggur yang matang adalah kebalikan dari sifat yang tadi. Maka dicarinya anggur yang tangkainya mengering, lembek dan berwarna kusam. Ia petik setangkai dan menyerahkannya kepada si tuan. Si tuan terheran-heran demi melihat anggur yang ia sodorkan.”sebodoh apa dirimu sehingga membuatku marah untuk yang kedua kalinya. Tadi memberiku anggur mentah. Sekarang kau sodorkan aku anggur busuk? Sudah tiga bulan aku bekerja tapi tak bisa membedakan yang mana anggur mentah, matang dan yang busuk.”
Mubarak dengan kalem menjawab,”saya hanya ditugaskan untuk menjaga oleh tuan. Belum pernah diberi tugas untuk mencicipi.
Terperanjatlah si tuan dengan apa yang dikatakan Mubarak. Sebuah sikap wara budaknya yang baru kali ini ia menemukan ada pribadi seperti itu.
Sejak saat itu sang majikan selalu menjadikan mubarak, budaknya itu sebagai penasihat dan patner diskusinya. Sang majikan merasa bahwa mubarak adalah bukan sembarang budak. Ia adalah budak yang cerdas, baik akhlaknya dan bertakwa.
Hingga suatu hari si majikan mendatangi mubarak dengan wajah yang tampak bingung.”hai mubarak, banyak pemuda yang melamar anak perempuanku. Dan aku tidak ingin salah pilih. Berilah aku saran bagaimana memilih calon menantuku.”
Mubarak diam sejenak kemudian berucap,”pilihlah dia karena akhlak dan agamanya tuanku. Karena sudahlah kita tahu. Kaum nasrani memandang seseorang dari paras dan rupanya. Yahudi memandang seseorang dari hartanya dan majusi memandang pribadi dari kedudukkannya.”
Serta merta si tuan menatap mubarak dan muncullah satu niat pasti di benakkya.”kalau begitu bersiaplah engkau mubarak. Aku akan menikahkanmu dengan anak perempuanku itu. Terperanjatlah mubarak.
Kelak, dari pasangan mubarak dan anak tuannya. Lahirlah abdullah bin mubarak. Seorang ulama tabi’in yang begitu masyhur ilmu, akhlak, wara dan zuhudnya.
Semoga bermanfaat.



Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment