21 May 2016

KESABARAN TAK PERNAH MENGECEWAKAN

DIA adalah salahsatu aktivis masjid yang selalu memakmurkan masjid di kampungnya. Sebut saja namanya Abdullah. Pekerjaannya sebagai petani dan penggarap ladang tidak pernah membuatnya lengah untuk menjadi seorang hamba Allah yang bermanfaat untuk sesama. Bagaimana tidak, dia mempunyai ilmu agama yang mumpuni. Dia juga bersekolah hingga tingkat SMA, yang kala itu sangat jarang remaja kampungnya sekolah tinggi. Paling banter hanya tamatan SD saja.
Abdullah rutin mengajar anak-anak kampung mengaji bakda maghrib dan bakda subuh. Selain itu juga mengajar anak-anak remaja sehabis ashar. Adapun untuk pengajian orang tua ia juga diberi jadwal seminggu sekali. Tepatnya hari jumat. Dengan kegiataanya tersebut, Abdullah berharap bisa menjadilakn kampungnya kampung islami.
Walaupun kehidupan Abdullah sangat sederhana dan jauh dari kemapanan, tapi ia selalu merasakan keberkahan dan kecukupan. Mungkin karena itulah hingga suatu hari Allah berkehendak untuk mengujinya dengan satu musibah. Kejadiannya seperti ini;
Suatu hari anaknya sedang bermain-main di belakang rumah. Di tangannya tergenggam korek api dengan tumpukan daun-daun bambu kering di hadapannya. Rumah Abdullah dilingkupi oleh rerumpun bambu yang sangat rapat. Sehingga daun-daun keringnya yang berguguran selalu mengotori halamannya. Tanpa pernah diduga, si anak meninggalkan nyala api itu hingga tiba-tiba angin berhembus dan nyala api semakin besar. Merembet ke setiap daun dan reranting kering di sekitarnya hingga –dengan kehendak Allah- api itu melalap dinding gedek rumah Abdullah yang terbuat dari anyaman bambu. Istrinya menyadari hal itu ketika ia datang dari sungai untuk mencuci baju yang kotor. Si jago merah sudah melalap hampir keseluruhan rumah gedek mereka.
Tak berapa lama warga berdatangan dan mencoba memadamkan api dan menyelamatkan barang-barang yang sekiranya bisa diamankan. Tapi hanya sia-sia saja.
Keesokan harinya warga mengumumkan musibah yang terjadi itu di masjid kampung dan menghimbau kepada warga untuk membantu keluarga Abdullah semampu mereka. Satu hari kemudian datang beberapa sak pasir di depan rumah mertuanya. Hari selanjutnya menyusul beberapa batu bata dan besi. Hari selanjutnya lagi datang juga beberapa sak semen dan kayu. Abdullah terperenyak. Ia tak menyangka sebegitu besarnya perhatian warga terhadapnya. Minggu selanjutnya para lelaki berbondong-bondong untuk membangun rumah abdullah. Dalam jangka waktu sebulan kurang rumah itu sudah berdiri kokoh tak jauh dari bekas rumah gedeknya yang terbakar. Subhanallah, kadang Dia mempunyai rencana yang begitu indah dibalik musibah yang menimpa hambanya. Semoga bisa menjadi bahan renungan kita bersama.
Seperti diceritakan Ust. Hawari.Lc M.E.I kepada penulis
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment