Sahabat adalah cerminan kepribadian seseorang. Oleh karena itu, tak heran jika Rasulullah shallallahu Alaihi wassalam menjadikan teman sebagai patokan terhadap baik dan buruknya agama seseorang.
Rasulullah shallallahu Alaihi wassalam bersabda,
“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
Teman yang jelek akan membawa petaka berupa buruknya agama seseorang. Saya berani mengatakan hal ini petaka karena mengambil teman yang buruk akan berujung pada penyesalan di hari kiamat kelak. Karena teman yang buruk bisa menggelincirkan seseorang dari jalan kebenaran dan terjemurus ke jalan kemaksiatan.
Maka, Allah subhanahu wata'ala memperingatkan kita dengan penyesalan orang-orang yang salah mengambil teman. Allah subhanahu wata'ala berfirman,
“Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” (Al Furqan:27-29)
Lalu bagaimana cara kita memilih teman yang baik? Berkaitan dengan hal ini, Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata :
“Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia” (Mukhtasar Minhajul Qashidin 2/36).
Kemudian, beliau menjelaskan dalam senarai yang sama:
Akal merupakan modal utama. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang bodoh. Karena orang yang bodoh, dia ingin menolongmu tapi justru dia malah mencelakakanmu. Yang dimaksud dengan orang yang berakal adalah orang yang memamahai segala sesuatu sesuai dengan hakekatnya, baik dirinya sendiri atau tatkala dia menjelaskan kepada orang ain.
Teman yang baik juga harus memiliki akhlak yang mulia. Karena betapa banyak orang yang berakal dikuasai oleh rasa marah dan tunduk pada hawa nafsunya, sehingga tidak ada kebaikan berteman dengannya.
Sedangkan orang yang fasik, dia tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Orang yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, tidak dapat dipercaya dan engkau tidak aman dari tipu dayanya.
Sedangkan berteman denagn ahli bid’ah, dikhawatirkan dia akan mempengaruhimu dengan kejelekan bid’ahnya. (Mukhtashor Minhajul Qashidin, 2/ 36-37)
Oleh karena itu sob, mulai sekarang lebih selektiflah dalam memilih teman. Selektif bukan berarti pilih-pilih teman dengan mengabaikan teman-teman yang bukan tipe kita. Maksudnya, kita memilih teman bergaul yang bisa membawa pengaruh baik pada kita. Sah-sah saja kita bergaul dengan seseorang yang ahli maksiat, jika kita bisa mewarnainya. Membawanya kepada jalan yang benar. Jika memang sanggup, maka itu keharusan.
Yang fatal adalah ketika kita bukan mewarnai mereka, tapi malah kita yang diwarnai oleh sifat-sifat buruk mereka. Naudzubillah..
14 Sept 2019
Husni
Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.
you may also like
- Next Waspada! Inilah 5 Karakter Teman yang Buruk
- Previous Ketika Kita Mulai Jenuh Dengan Kehidupan Kita, Ingat Hal ini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
New Post
recentposts
My Tweet

Blog Archive
About this blog
HusniMagazine
Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis..
husnimubarok5593@gmail.com
No comments:
Post a Comment