Sahabat plukz, apa pun yang telah kita raih sekarang adalah buah atau hasil dari apa yang telah kita perjuangkan. Segala hal yang telah kita miliki adalah hasil dari niat, usaha dan tekad yang telah kita curahkan untuk menggapainya.
Sekarang, kamu berhak untuk menikmati hasilnya, sebesar apa pun itu. Kamu berhak merasakan hasil jerih payah dan hasil keringatmu.
Namun sob, terkadang rasa jenuh tidak memandang siapa pun diri kita, apa pun yang kita miliki dan rasa jenuh itu datang tanpa kita kehendaki. Lalu bagaimana supaya kita terlepas dari virus jenuh itu?
Mengingat Masa dimana kita memperjuangkan apa yang sekarang telah kita capai
Ketika kamu dilanda jenuh karena kesibukan dan berbagai macam urusan, ingatlah masa lalumu ketika kamu berjuang untuk mendapatkannya
Saya pernah dilanda rasa jenuh ketika menjalani masa-masa hidup di pondok pesantren. Saya merasa terkekang dengan aturan-aturannya. Tapi ketika rasa jenuh itu datang, saya berpikir bahwa saya beruntung bisa tinggal di pesantren. Dimana saya mengingat ketika saya mati-matian bersaing dengan ratusan pendaftar lainnya. Bagaimana saya merasa bahagia, bangga dan bersyukur ketika saya terpilih menjadi santri pondok tersebut.
Saya juga dihinggapi jenuh ketika memasuki dunia kerja. Dimana saya merasakan rutinitas yang itu-itu saja. Saya jenuh duduk di depan komputer seharian dengan gaji yang tidak terlalu besar. Tapi di saat seperti itu saya berpikir bahwa ada ratusan bahkan mungkin ribuan orang di luar sana yang mati-matian mencari pekerjaan. Ada jutaan orang terjebak dalam pengangguran di usia yang produktif. Saya termasuk orang yang beruntung masih mendapatkan pekerjaan yang layak, walau memang terkadang itu tidak selalu memberi kepuasan jika dinilai dari semua yang kita harapkan.
Sangat disayangkan jika kita mengeluh hanya karena gaji yang kita terima tidak sebanding dengan apa yang kita harapkan. Cobalah pikir, masih banyak orang yang ingin berada dalam posisi kita saat ini.
Saya juga teringat dengan cerita seorang teman yang kuliah di luar negeri. Bagaimana dia menghadapi kehidupan yang sulit dan menderita di negeri orang. Ia banyak mengamali kendala ketika kuliah, dari mulai dana yang terlambat cair, kerinduan yang sangat terhadap keluarga di indonesia, shock culture yang terkadang membuat tersiksa dan berbagai macam permasalahan lainnya. Tapi dia tak mungkin pulang sebelum menyelesaikan studynya. Karena dia megingat perjuangan yang dia lakukan untuk mendapatkan beasiswa tersebut. Segala upaya dan cara dia lakukan untuk bisa mendapatkan kesempatan kuliah di luar negeri. Hingga pada akhirnya hasil tidak membohongi usahanya.
“Kuliah di luar negeri itu butuh dua perjuangan. Perjuangan pertama adalah bersaing untuk mendapatkannya. Dan perjuangan kedua adalah ketika kita hidup di negara tujuan kita.” Begitu dia bilang.
Sehingga tak ada alasan bagi dia untuk malas-malas belajar, bolos kuliah, tidak mengerjakan tugas dan hidup seenaknya.
Bersyukur dengan apa yang telah kita dapatkan
Tidak ada obat yang paling mujarab untuk menyembuhkan kejenuhan selain rasa syukur.bersyukur dengan apa yang kita dapatkan saat ini, bersyukur terhadap nikmat yang begitu besar yang telah Allah subhanahu wata'ala anugerahkan untuk kita sebagai hamba-Nya.
Kejenuhan akan semakin menjadi-jadi jika kita tidak mengusirnya dengan rasa syukur. Rasa bosan tidak akan beranjak jika kita tidak ikhlas dengan apa yang kita peroleh hari ini. Cobalah merenung sejenak dan pikirkanlah bahwa ada orang-orang yang lebih menderita dibanding kita.
Hubungi orang-orang terdekat
Jika rasa jenuh mulai menghampiri cobalah untuk menghubungi orang-orang terdekat kita. Saya juga selalu menelpon emak ketika saya dilanda masalah atau rasa jenuh. Saya selalu mengobrol dengan emak. Entah bagaimana, setelah saya mendengar suara emak, saya merasa ada satu hal yang tergenapi di jiwa saya. Meski saya juga sadar, ada beberapa hal yang tidak layak untuk saya bagi kepada emak dari masalah yang saya hadapi. Saya hanya ingin mengobrol dan bersilaturahmi. Itu saja.
Ada juga kisah seorang suami yang bekerja di luar kota. Ketika rasa jenuh dan penat melanda di tengah aktifitas kerja, dia akan menelpon istri dan anak-anaknya. Kemudian, dia mengisahkan bahwa semangat kerjanya akan kembali tumbuh setelah dia mendengar suara mereka.
Cobalah untuk curhat kepada orang-orang terdekat jika memang dirasa perlu. Atau jika memang masalah yang kita hadapi tidak pantas untuk dibagi, mengobrol pun sudah cukup, tak perlu menceritakan masalah kita.
Ingatlah sob, setiap yang kita dapatkan dari semua keinginan kita, bisa jadi itu adalah satu dari ribuan doa ibu atau keluarga kita yang dikabulkan. Maka mintalah doa dari ibu, bapak, saudara atau istri. Agar hidupmu bisa lebih baik lagi.
Jangan lupa untuk memperbaiki hubunganmu dengan Allah subhanahu wata'ala, berdoa kepada-Nya dan memohon bimbingannya di setiap bagian hidup kita.
14 Sept 2019
Husni
Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.
you may also like
- Next Ingin Menilai Seseorang? Lihatlah dengan Siapa Dia Bergaul
- Previous 8 Tips Untuk Mengatasi Kecanduan Pornografi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
New Post
recentposts
My Tweet

Blog Archive
About this blog
HusniMagazine
Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis..
husnimubarok5593@gmail.com
No comments:
Post a Comment