Ekspektasi atau pengharapan memang diperlukan untuk
menggenjot semangat dalam memperoleh
tujuan yang ingin dicapai. Namun, ketika kita memiliki harapan yang tinggi pada
orang lain, maka kita bisa saja mendapatkan rasa kecewa.
Kita harusnya tahu
bahwa kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk kehidupan kita. Kita tidak
bisa berharap semua orang bertindak atau berpikir seperti yang kita inginkan. Kita
kita memiliki harapan yang tidak semestinya dari orang lain, maka kita harus
mengubahnya dan menyelamatkan diri kita dari rasa kecewa.
Ekspektasi tinggi yang seringkali membuat kita kecewa
adalah;
Berharap orang lain menghormati kita saat kita sendiri
tidak menghargai diri sendiri dan tidak menghargai orang lain.
Cintailah diri kita sendiri dan cinta akan menemukan
jalannya untuk kita. Cintailah orang lain maka orang lain akan memberikan cinta
yang sama bahkan lebih kepada kita. Jika kita saja tidak bisa menghargai diri
sendiri, maka mengapa orang lain bisa menghormati kita. Rasa hormat timbul
ketika kita bisa mencitrakan diri kita di hadapan orang lain, bahwa kita layak
dihormati. Kita bisa membawa diri kita pada situasi yang membuat orang lain
berpikir bahwa kita tidak pantas diabaikan. Oleh karena itu hargai diri kita
dengan tampil sebagai pribadi yang bermanfaat dan berdayaguna.
Berharap semua orang menyukai kita
Pertama-tama, kita memang harus menjadi pribadi yang
menyenangkan, tapi bersamaan dengan itu kita tidak harus tersinggung ketika ada
diantara mereka yang tidak menyukai kita. Mungkin saja banyak yang menyukai
kita, tapi tidak menutup kemungkinan ada segelintir diantara sahabat kita yang
tidak menyukai kepribadian kita. Menjadi diri sendiri memang bukan satu hal
yang mudah. Apalagi jika orang yang tidak suka banyak jumlahnya. Selama yang
kita jalani benar dan tidak melanggar aturan, maka tidak perlu cemas. Kita hanya
perlu menjadi diri kita sendiri. fokuslah pada mereka yang menyukai bukan pada
mereka yang tidak menyukai.
Kita berharap orang lain akan selalu bersama kita ketika
dia ingin pergi
Hidup kita seperti naik kereta, ada penumpang yang
masuk da nada yang keluar. Ada orang-orang
yang singgah dalam kehidupan kita, baik singgah sebentar, agak lama atau bahkan
dia berada bersama kita sepanjang hayat dikandung badan.
Terkadang kita kecewa dengan mereka yang memutuskan hubungan
persahabatan dengan kita, atau pasangan yang meninggalkan kita atau saudara
yang memutuskan hubungan silaturahim dengan kita. Jika itu yang mereka
inginkan, maka sudahlah, tidak perlu membuat kita bersedih. Jika memang
memungkinkan, jalinlah silaturahim dengan mereka. Jika tidak, masih ada orang
lain yang mengisi kehidupan kita.
Kehidupan terus berjalan dan kita harus move on dari
orang-orang yang pernah meninggalkan jejaknya di sepenggal kehidupan kita.
Kita berharap orang lain memahami dan membaca pikiran
kita
Teman saya pernah bercerita tentang istrinya yang memiliki
kebiasaan aneh. Istrinya sering cemberut tanpa sebab. Ketika dia menanyakan apa
yang menyebabkan dia cemberut, istrinya itu hanya diam dan dia berkata, ‘kamu
tidak peka sama istri sendiri.’
Saya tersenyum pada saat itu. Mungkin istrinya ingin
suaminya memahami apa yang berada di benak dia. Tapi suaminya tentu saja
bingung karena dia bukan cenayang yang bisa membaca pikiran orang lain. Hmm,
terkadang ada diantara kita yang merasa kecewa karena orang lain tidak memahami
keinginan dan harapan kita. Kita mencela mereka dengan celaan ‘tidak peduli,
tidak peka, tidak memahami perasaan,’ dan celaan lainnya.
Alangkah baiknya jika kita membicarakan apa yang kita
harapkan dari mereka. Karena boleh jadi mereka memang tidak mengerti dan tidak
memahami apa yang kita inginkan.
Mengharapkan Orang lain berubah sesuai dengan keinginan
kita
Ubahlah diri kita sebelum kita mengubah orang lain. Mengubah
perilaku dan pola pikir serta mengubah semua pikiran negatif yang selalu
singgah di benak kita. Saya pernah kecewa kepada seorang teman karena dia tidak
seperti yang saya harapkan. Saya tidak memperoleh makna persahabatan yang sesungguhnya
ketika saya bersahabat dengan dia. Tapi pada akhirnya saya sadar bahwa setiap
orang itu dilahirkan identic dan unik. Kita tidak mungkin mengharap seseorang
memiliki kepribadian seperti yang kita harapkan.
Mungkin saja seseorang bisa berubah seiring berjalannya
waktu dan keadaan. Tapi naif jika kita terlalu berharap orang lain berubah
untuk kita. Sebaliknya, mungkin saja orang lain juga memiliki kekecewaan yang
sama terhadap kita. Jadi terima saja kekurangan orang lain dan obati dengan
mengingat kelebihan yang mereka miliki dan jasa mereka kepada kita.
Berharap orang lain selalu ada untuk membantu kita
Suatu ketika kamu meminjam uang kepada temanmu karena satu
kebutuhan yang mendesak, sementara kita tidak memiliki uang. Tapi teman kita
tidak memberi kita pinjaman karena beberapa alasan. Disitu kita kecewa dan
menyesal karena pernah membantunya.
Pada kasus yang lain kita pernah meminta saudara kita untuk
mengantar kita ke bioskop dan dia menolak ajakan kita karena dia punya kegiatan
sendiri. kita marah dan kecewa karena minggu yang lalu pernah mengantarnya ke
tempat yang dia inginkan.
Nah, disinilah kita
harus bersikap dewasa. Memang tidak selamanya orang-orang terdekat itu selalu
bisa menolong kita. Terlepas apakah karena mereka memiliki kesibukan dan
kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, atau karena mereka tidak
memprioritaskanmu atau karena mereka tidak tahu membalas budi dan alasan-alasan
lainnya. Yang jelas jangan pernah kecewa ketika ada orang yang tidak bisa
membantu kita dan tidak perlu mengungkit-ungkit bantuan kita kepadanya. Cobalah
selalu berpikir posifit. Insya Allah Allah subhanahu wata'ala akan membalas
kesabaran kita.
No comments:
Post a Comment