30 Jun 2018

10 Rahasia Hidup Bahagia yang Jarang Disadari

Kebahagiaan itu ada ketika kita memiliki pola pikir yang positif terhadap diri kita sendiri. Oleh karena itu, kebahagiaan datang bukan karena faktor eksternal, tapi karena faktor internal. Kitalah yang menciptakan kebahagiaan itu dan kita bebas memilih. Oleh karena itu yang harus kita sadari adalah kebahagiaan ada pada pikiran kita. Pertama-tama kita harus percaya bahwa kita bisa bahagia, merasa bahagia dan kemudian kita menjadi bahagia. Oleh karena itu, penting untuk memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, orang lain dan kehidupan secara umum. Terutama ketika kita merasa bahwa keberuntungan tidak berpihak kepada kita.

Kita bahagia karena kita memiliki pikiran yang positif dan berusaha mengenyahkan pikiran negatif. Kita berusaha mengenyahkan kekhawatiran dan ketakutan yang berlebihan. Kita tidak seharusnya membuang energi dan membebani mental dengan pikiran yang membawa penyakit terhadap jiwa kita. Jadi, selama kita berusaha fokus pada hal-hal yang positif, maka kita akan menarik lebih banyak faktor-faktor kebahagiaan dalam hidup kita. Dengan pikiran yang positif, kita telah merencanakan hari esok yang indah dan sibuk bekerja di hari sekarang.

Berikut beberapa hal yang harus kita ketahui tentang rahasia hidup bahagia.

Lupakan masa lalu

Salah satu kunci dari kebahagiaan adalah melupakan kenangan buruk. Kita tidak bisa bahagia jika kita masih memikirkan hal-hal yang tidak menyenangkan di masa lalu. Pengalaman buruk itu bisa saja berupa kesalahan yang kamu lakukan dan kamu sangat menyesal, pengalaman yang sangat mengerikan dan menakutkan sehingga kamu trauma dan lain sebagainya. Lupakanlah masa lalu karena kita masih punya hari ini dan hari esok. Kita berusaha untuk melakukan yang terbaik dan jangan sampai pengalaman buruk itu terulang kembali.

Memiliki tanggung jawab dan kebebasan memilih

 Kita memiliki tanggung jawab untuk menentukan pilihan kita sendiri. Dan  dengan itulah kita akan merasakan kebebasan dalam hidup kita. Tidak peduli seberapa buruk situasi yang kita hadapi, kita selalu dapat memilih bagaimana kita akan bereaksi. Orang dapat menyakiti, mengecewakan dan membuatmu marah. Tapi masalahnya adalah bagaimana kita bereaksi secara emosional terhadapnya. Apakah kita akan membalas marah mereka dengan kemarahan yang sama atau sebaliknya? Disinilah kita bisa membuktikan bahwa yang bertanggung jawab terhadap hidup kita adalah kita sendiri. Jika emosi kita masih mengikuti atau merespon apa yang orang lain lakukan kepada kita, itu berarti karakter kita ditentukan oleh mereka, bukan oleh diri kita sendiri.

Membangun Hubungan yang baik dengan orang lain 

Faktor kebahagiaan yang juga penting adalah adanya persahabatan dan hubungan sosial yang sehat. Karena melalui hubungan dan kemitraan kita dapat mencintai dan dicintai. Oleh karena itu, tidak ada salahnya ketika kita menjadikan sahabat sebagai prioritas dalam hidup kita.

Membangun Karakter

Bangunlah karakter yang positif karena itu penting untuk kebahagiaan kita. Misal, ketika kita jujur terhadap diri kita sendiri dan orang lain, maka kita akan merasakan kedamaian. Ssebaliknya, ketika kita terbiasa berbohong, maka kita akan merasa resah dan takut jika kebohongan kita terbongkar.

Diantara karakter yang perlu kita tanamkan dalam diri kita adalah sikap jujur, menepati janji, suka menolong dan berempati dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Selalu bersyukut atas anugerah yang diterima

 Kebahagiaan tidak akan mendatangi orang yang tidak bisa menghargai apa yang sudah mereka miliki. Menjadi bahagia itu akan mudah selama kita mudah bersyukur. Sementara tidak bersukur terhadap apa yang kita miliki karena kita selalu melihat orang-orang yang lebih baik dari kita dan tidak pernah melihat orang yang lebih rendah dibanding kita. Atau mungkin rasa syukur itu hilang karena kita tidak menyadari betapa beruntungnya kita. Kita tidak menyadari ada anugerah Allah subhanahu wata'ala yang begitu bernilai dalam hidup kita.

Terkadang kita harus mengalami kerugian dan kegagalan untuk bisa menghargai apa yang kita miliki. Itu mungkin cara Allah subhanahu wata'ala mengingatkan kita. Kita baru menyadari mahkota bernama sehat ketika kita sakit. Kita menyadari pentingya organ dan anggota tubuh yang selama ini kita abaikan dan sepelekan ketika anggota tubuh itu diamputasi atau organ tubuh itu rusak karena penyakit.

Mulai sekarang, coba lihat dalam hidup kita apa yang kita miliki. Saya bisa menjamin begitu banyak anugerah Allah subhanahu wata'ala yang kita lupakan dan kita tidak pernah mensyukurinya. Dan tak ada waktu lain selain mulai bersyukur saat ini juga.

Menyadari tujuan hidup kita

Banyak orang yang tidak bahagia karena mereka bingung dengan tujuan hidup mereka sendiri. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dan mereka putus asa dengan kenyataan hidup yang harus mereka jalani.

Bagi kita sebagai muslim, tujuan hidup kita sudah dijelaskan yakni untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala.

Ya, hidup kita untuk menggapai keridhoan Allah subhanahu wata'ala. Karena ketika Allah subhanahu wata'ala ridho, maka kebahagiaan akan datang dalam kehidupan kita.

Menyadari tujuan hidup seperti lampu senter yang bisa memperjelas jalan kehidupan kita sehingga kita tahu jalan pulang. Kita tidak lagi bingung dengan apa yang hendak kita lakukan dan kita memiliki pegangan berupa nilai-nilai ruhaniyah sepanjang  kehidupan kita.

Melakukan Perubahan dan menikmati perubahan

Tentunya yang saya maksud merubah diri disini adalah mengubah diri menjadi lebih baik. Mengubah kebiasaan buruk menuju kebiasaan yang  baik dan mengubah karakter yang tercela menjadi karakter yang berwibawa. Mengubah diri bisa juga dengan mempelajari hal-hal baru dalam kehidupan dan mulai menerapkan hal-hal yang positif yang sebelumnya belum pernah kita lakukan sama sekali. Mengubah diri juga berarti mengubah pola pikir lama dengan pola pikir baru yang mencerahkan.

Hidup adalah proses dan kita harus menikmati proses kehidupan yang kita lakukan. Karena menikmati proses adalah satu pion lain dari pion-pion kebahagiaan. Kita bahagian dengan prestasi yang kita capai dan kita bahagia dengan hal-hal baru yang mengubah hidup kita menjadi lebih baik.
 Menyadari bahwa kebahagiaan juga ada dalam hal-hal yang kecil

 Orang begitu mudah mendefinisikan kebahagiaan dengan hal-hal yang mereka anggap besar seperti rumah besar, kendaraan mewah dan pasangan yang menawan. Padahal kebahagiaan tidak selalu diukur dengan hal-hal materi. Terkadang kebahagiaan juga datang dari hal-hal yang selama ini kita anggap sepele. Kita ambil contoh tersenyum. Siapa yang menyangka jika senyum yang kita tebar kepada orang-orang di sekitar kita akan membawa dampak yang baik dalam jiwa kita. Kita akan merasakan kebahagiaan ketika kita saling berbagi senyum dan sapaan.

Terkadang kita juga menyepelekan hal-hal kecil yang kita anggap tidak ada pengaruhnya, padahal itu bisa menghancurkan dan merusak kebahagiaan kita. Layaknya kebocoran kecil dapat menenggelamkan kapal yang besar.

Memberi  dan berempati

Jika kita ingin mendapatkan lebih banyak keuntungan dalam kehidupan kita, baik itu berupa harta, cinta, peluang dan kebaikan, maka kita perlu meningkatkan ‘jumlah’ dari apa yang kita berikan kepada orang lain. Ketika kita ingin orang lain lebih mencintai kita, maka kita harus berupaya mencintai orang-orang yang kita harapkan cintanya.

Sayangnya, ada orang yang lebih terfokus pada apa yang dia terima dan berharap mendapatkan lebih tanpa pernah berpikir bahwa ketika kita memberi maka kita akan semakin bahagia. 

Buat orang lain bahagia

Kebahagiaan itu seperti mata rantai. Semakin kita membantu orang lain untuk bahagia, maka semakin kita merasa bahagia. Kebahagiaan tidak akan datang melalui keegoisan dan individualistis. Kebahagiaan tidak akan mendatangi mereka yang mementingkan diri sendiri. Kita menuai apa yang kita tabur.

Tulisan ini diadaptasi dari artikel berbahasa inggris berjudul happy thoughts dengan pengubahan seperlunya.


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment