29 Oct 2019

Apa Kebebasan yang diberikan Islam Kepada Umat Manusia?



Allah telah membebaskan umat manusia dari segala macam penindasan dan perbudakan melalui syariat islam yang Dia turunkan kepada Rasul-Nya. Semakin kita tunduk kepada syariat tersebut, maka semakin kita menemukan kemerdekaan.

Islam tidak hanya memerdekakan jiwa, tapi juga pikiran, pola hidup dan perilaku. Islam menghapuskan ketidakadilan, politeisme, perbudakan dan banyak hal yang menjadi sumber penderitaan umat manusia. Kita akan merasakan kebebasan dan terbebas dari kejahatan selama kita berupaya memperbaiki diri kita dan berusaha menggapai ridho-Nya.

Semua umat manusia bebas secara moral, dengan kemampuan untuk tidak bermoral, atau bermoral. Kita dilahirkan dalam keadaan tunduk secara alami kepada Allah dengan perasaan bawaan tentang benar dan salah. Kita harus memelihara moral kita agar dunia ini menjadi tempat yang damai, dan tempat untuk tumbuh sebagai hamba Allah.

Ketika seseorang menghadapi penindasan dalam bentuk apa pun, itu menghancurkan citra diri mereka dan secara alami memicu pencarian dalam diri untuk menemukan spiritual, dan mencari kedamaian.

Islam memberi manusia motivasi untuk membebaskan diri dari rantai semua penyakit sosial saat ini. Namun, dengan kebebasan datang tanggung jawab dan pengabdian diperlukan untuk melanjutkan di jalan kebebasan dengan membuat pilihan yang sehat dan benar. Jika kita malas dalam hal-hal ini, kita akan kembali ke penjara duniawi yang kita buat untuk diri kita sendiri.

Allah memberi manusia kehendak bebas, tetapi apakah ini berarti bebas dari hukuman?

Tidak. Kita bebas melakukan apa yang kita inginkan, tetapi kita harus menghargai kenyataan bahwa ada konsekuensi terhadap pilihan kita. Allah paling tak terbatas dalam kebijaksanaan-Nya. Dia memberi kita kehendak bebas dengan diiringi oleh konsekuensi. Hikmah dari adanya konsekuensi dari tindakan yang kita ambil adalah supaya kita berusaha menggapai ridho-Nya. Ketika kita menjaga diri untuk tetap menggapai ridho-Nya, maka moralitas dan keseimbangan dalam masyarakat akan tetap terjaga.

Ketika kita tahu ada konsekuensi atas tindakan kita, kita menjadi lebih sadar akan tindakan dan pilihan kita. Kita mengetahui akan ada konsekuensi yang harus dihadapi, kita lebih cenderung mencari pengampunan, dan berusaha untuk menjalani kehidupan yang jujur ​​secara moral. Ini adalah sistem yang sempurna.

Bebas dari Rasisme

Islam memberi kita kebebasan dari rasisme 1400 tahun yang lalu, tetapi umat manusia masih terganggu dengan penyakit sosial ini. Mengapa? Manusia belum menerapkan ajarannya!

Allah memberi semua umat manusia persamaan, tanpa memandang ras atau kebangsaan. Allah memberi tahu kita melalui Firman-Nya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [qs. 49:13]

Malcolm X, juga dikenal sebagai Al-Haji Malik El-Shabazz, awalnya adalah rasis yang ekstrem, tetapi setelah melakukan ziarah haji, ia menyaksikan tidak adanya rasisme di antara jutaan peziarah dari seluruh dunia. Itu mengubah pandangannya selama ini, dan dia sekarang menjadi ikon yang diidentifikasi sebagai anti-rasisme bagi dunia.

Dia memulai gerakan anti-rasisme di AS, dan hanya beberapa dekade kemudian, kita melihat rasisme berkurang. Itu masih ada, tetapi kita tahu itu tidak seperti dulu. Yang diperlukan hanyalah satu orang untuk membuat perbedaan untuk membuat dampak pada dunia.

Bebas dari Hambatan Status Sosial

Tidak seperti agama lain yang ada saat ini, Islam tidak terdiri dari sistem kasta berdasarkan status sosial.

Islam mempromosikan kebaikan dan saling membantu, terlepas dari siapa mereka, atau status sosial.

Kebebasan Finansial

Islam datang dengan sistem keuangan yang memberikan keamanan finansial bagi seluruh umat manusia. Zakat (sedekah) diperintahkan oleh Allah bagi mereka yang memiliki kekayaan yang tidak digunakan untuk jangka waktu satu tahun untuk membayar 2,5% dari itu kepada orang miskin.
Ini adalah keseimbangan yang sempurna, karena zakat tidak berlaku bagi siapa pun yang tidak memiliki harta yang mencapai batas tertentu yang mewajibkannya membayar zakat (nishab). Ia menjadi bebas dari kewajiban ini. Inilah keseimbangan. Ada yang membayar zakat da nada yang menerima zakat.  Allah tidak mengharuskan orang miskin untuk membayar zakat, justru ia berhak menerimanya.

Dan tidak ada makhluk di bumi kecuali Allah telah memberika rezeki-Nya, dan Dia tahu tempat tinggal dan tempat penyimpanannya. (Quran Surat  11: 6)

Kebebasan Diberikan kepada Wanita

Tahukah Anda bahwa Allah telah memberikan hak wanita melalui islam, dimana system dan kebudayaan atau bahkan agama lain tidak memberikan hak-hak yang cukup untuk kaum wanita.

Hak kaum perempuan

Hak kaum wanita tersebut disebutkan di dalam quran surat an-Nisa ayat 1, yang menyatakan bahwa kaum wanita harus memiliki hak asasi sebagaimana pria.

Hak untuk mendapatkan pendidikan

Perempuan juga diberi hak untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana kaum pria mendapatkannya. Nabi sholallohu 'alaihi wasallam bersabda,

"Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim laki-laki dan muslim perempuan (Ibn-Majah)

Ada banyak riwayat yang menunjukkan bahwa perempuan akan mengajukan pertanyaan secara langsung serta menawarkan pendapat mereka tentang agama, ekonomi dan masalah sosial. Wanita itu juga diberikan hak untuk memilih pasangannya, dan menjaga nama keluarganya, karena pada saat itu ketika seorang istri menikah, ia menjadi "milik" suaminya dan wanita mengambil nama suaminya. Wanita juga memiliki kemampuan untuk bersaksi dalam masalah hukum.

Hak Ekonomi

Seorang wanita diizinkan untuk bekerja, menyimpan penghasilan dari pekerjaannya untuk dirinya sendiri, hak untuk memiliki properti, dan diberi nafkah selama pernikahan, mendapatkan perlakuan baik oleh suaminya. Bahkan hak-hak setelah perceraian dan hak nafkah dari suami ketika dia memiliki anak setelah bercerai. Ini belum pernah terjadi hingga abad ke 19 di Eropa.

… Bagi laki-laki adalah bagian dari apa yang telah mereka peroleh, dan bagi perempuan adalah bagian dari apa yang mereka peroleh… (4:32)

Hak sebagai Istri

Ada banyak ayat dalam Quran yang mengatakan kepada wanita bahwa mereka harus dilindungi, didukung penuh, diperlakukan dengan baik, dan diberi banyak hak lain dalam pernikahan yang tidak diberikan kepada wanita sebelumnya.

Hak-Hak Politik

Dalam Al-Quran, Allah memberi tahu Nabi Muhammad bahwa ketika para wanita beriman datang kepadanya dan bersumpah setia kepada Islam, ia harus menerima sumpah mereka. Itu menetapkan hak perempuan untuk memilih pemimpin bagi mereka.

Islam tidak melarang seorang wanita dari memegang posisi penting dalam pemerintahan. Para wanita adalah konsultan selama penunjukan Uthman ibn Affan untuk kekhalifahan.


Disadur dengan pengubahan dari Aboutislam 

====

Berapa Banyak Kebebasan yang Kita Miliki?

Semakin kau menjadi seorang hamba Tuhan yang utuh, maka kau semakin bebas mengecap kebebasan.

Kebebasan adalah salah satu hal paling berharga yang ada dalam hidup kita. tapi diantara kita baru merasakan berharganya sebuah kebebasan ketika kita kehilangannya. Kebebasan adalah hak asasi yang paling mendasar. Dan mengekang kebebasan seorang wanita tanpa alasan yang dibenarkan secara hukum adalah dosa yang besar.

Apakah kita lahir dalam keadaan Merdeka?

Kita semua berharap bisa berpikir dengan bebas sekaligus bebas menentukan pilihan kita. tapi marilah kita merenung sejenak. Benarkah kita dilahirkan untuk hidup bebas? Lalu bebas dengan cara apa? Apa arti kebebasan untuk kita?

Kita tidak memiliki kebebasan untuk memilih orang tua atau kakek dan nenek kita. kita tidak memiliki kebebasan untuk memilih ras dan warna kulit. Kita tidak memiliki kebebasan untuk menentukan jenis kelamin, menentukan masa depan kita dan semacamnya.  Itu semua kehendak Tuhan.

Ya, itu adalah hak Tuhan dalam hidup kita. tapi dalam urusan kehidupan dan pilihan yang kita pilih, Allah memberikan kita kebebasan dengan pilihan. Dan ini tidak memungkiri termasuk dari takdir tuhan dalam kehidupan seseorang manusia.

Tuhan meminta kita untuk mengendalikan diri kita sendiri, dan membuat pilihan tertentu serta bertindak dengan cara tertentu; tetapi Dia tidak pernah memaksa kita. Kita bahkan tidak harus percaya kepada-Nya, dan kita dapat memilih untuk mengabaikan-Nya atau tidak menaati-Nya. Jutaan orang melakukannya.

Kita bukan robot yang diprogram. Kita tidak bereaksi dengan cara yang sama dengan situasi yang diberikan. Sebagai contoh, ada seorang wanita tua ingin menyebarang jalan sembari membawa tas tangan. Dia merasa takut untuk melakukannya. Kita berada di sana. Kita memiliki pilihan untuk menolongnya atau mengabaikannya atau bahkan mencuri tas tangannya.

Kita bisa membayangkan kondisi ini dan kita kemudian berpikir, ‘seharusnya saya menolong wanita itu.’ itulah suara nurani.

Sekarang, jika Tuhan dapat melakukan apa pun yang Dia inginkan, maka jelas akan sangat mungkin bagi Dia untuk mengendalikan pikiran dan pilihan kita. Ini adalah masalah yang ada dalam kemampuan manusia itu sendiri untuk mengontrol sikap dan pilihannya sehingga dia bisa memilih pilihan yang tepat.

Namun, fakta bahwa Dia mengizinkan orang untuk memilih untuk tidak percaya kepada-Nya dan tidak melakukan apa yang Dia inginkan, menunjukkan dengan meyakinkan bahwa Tuhan tidak menyabotase pilihan seseorang. Tapi yang jelas, setiap orang akan mempertanggung jawabkan setiap pilihan yang mereka ambil kelak.

Setiap pilihan yang kita ambil adalah termasuk takdir Tuhan yang berlaku dalam hidup kita. apakah kita robot? Apakah kita tidak bisa berbuat apa-apa? Tentu saja kita bebas berkehendak. Tapi harus kita tahu bahwa Allah memiliki sifat al-Alim (Yang Maha Mengetahui) Dia Maha mengetahui apa yang akan terjadi. Bahkan Allah Tahu apakah penulis menjadi penghuni surga atau neraka. Dan semua itu adalah Kehendak-Nya. Dia sudah menentukan berapa banyak penghuni surga dan berapa banyak penghuni neraka?

Jadi, kita sudah ditentukan sejak awal dimana posisi dan akhir kehidupan kita kelak? Ya, itu pasti.
Lalu untuk apa kita beramal?

Sekali lagi saya katakan, ‘Apakah kamu ragu bahwa Allah subhanahu wata'ala Maha Mengetahui? Apakah kamu ragu bahwa Allah memiliki kekuasaan?

Supaya mudah, saya ingin membuat sebuah analogi. Ketika seseorang berjalan di tengah jalur kereta, apakah dia memiliki pilihan untuk menyingkir ketika suara kereta mendekat? Tentu saja.

Misalkan orang itu berargumen begini, “Jika tuhan menakdirkan saya mati, maka saya akan mati. Tapi jika Dia tidak menakdirkan saya tidak mati, saya akan tetap hidup.” Tapi dia tidak menyingkir ketika kereta api itu datang? apa yang terjadi? Kalian bisa menebak sendiri.
Jadi, Allah menakdirkan, lalu kita diberi pilihan.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment