25 Sept 2018

Waspadai Musuh di Dalam Dirimu



Setiap kali kita melakukan kesalahan, kita menyalahkan Setan, dan kita melupakan musuh yang ada di dalam diri kita. Musuh itu adalah hawa nafsu kita.

Kita memiliki musuh di dalam diri kita dan menyertai waktu kita, makan dengan kita, minum dengan kita, tidur dengan kita. Itu adalah hawa nafsu kita.

Hawa nafsu itu cenderung mendorong kepada kejahatan kecuali yang dirahmati oleh Allah subhanahu wata'ala

Hatta Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam sendiri, sosok yang paling bertakwa dan paling takut kepada Allah, berdoa meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wata'ala dari kejahatan nafsunya.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ وَالأَعْمَالِ وَالأَهْوَاءِ

Allahumma inni a’udzu bika min munkarotil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa’ [Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mungkar].” (HR. Tirmidzi no. 3591, shahih)

Nah, Ini adalah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam, lalu bagaimana dengan kita?
Di dalam riwayat yang lain disebutkan,

Ya Allah, aku memohon petunjuk kepadaMu untuk selurus-lurus urusanku, dan aku berlindung kepadaMu dari kejahatan nafsuku ). HR Ahmad

Nah, banyak dari kita tidak menyadari hal ini. Kita tidak menyadari musuh tersembunyi yang menetap di dalam jiwa kita. Kita menyalahkan setan sepanjang waktu tanpa pernah sadar bahwa setan datang dan menunggangi nafsu kita. Keduanya adalah sahabat karib yang saling terkait. Memang, setan itu musuh yang nyata bagi kita, tapi sudah seharusnya kita juga harus mewaspadai nafsu yang mengajak kepada keburukan.

Mungkin kita pernah mendengar seseorang berkata,

“Aku telah mencoba untuk berlepas diri dari dosa ini, tapi saya tidak bisa!” kamu tahu kenapa? Karena dia tidak mengatakan ‘tidak’ terhadap setiap bisikan dan ajakan nafsunya.

Kemudian yang lain berkata,

“Aku sudah berjanji kepada Allah untuk bertobat dari dosa ini dan tidak akan pernah melakukannya lagi. Tapi selang beberapa minggu, aku telah melakukannya lagi.”

Kamu tahu kenapa itu bisa terjadi? Karena dia diperbudak nafsunya.

Pernahkah kita melihat orang yang rajin datang ke masjid, kemudian tiba-tiba menghilang begitu saja. dan kemudian mereka kembali lagi setelah sekian lama menghilang. Setelah itu mereka tidak Nampak lagi.

Itu karena nafsu mereka.

Sebagian yang lain berkata, “Saya tidak bisa melepaskan keburukan saya.”

Itu karena nafsu mereka.

Ketahuilah, jihad yang pertama adalah jihad melawan hawa nafsu. Kita harus berperang melawan hawa nafsu kita sendiri dan membuatnya tunduk pada ketakwaan. Tunduk pada syariat.

Ibnu al Qyyim berkata:

“Nafs adalah gunung yang menjulang di jalanmu menuju Allah. Bayangkan Anda menuju kepada Allah dan hanya ada satu jalan menuju Allah. Di jalan tersebut, ada gunung yang sangat besar. Gunung itu adalah nafs Anda. Jika Anda ingin melanjutkan perjalanan menuju Allah, Anda harus mendaki gunung itu untuk mencapainya. Jika Anda tidak, Anda tidak akan bisa sampai kepada Allah."

Sungguh perumpamaan yang tepat untuk mengambarkan rintangan yang akan kita hadapi dalam melawan hawa nafsu. Tidak ada jalan lain selain kita melawan hawa nafsu sehingga kita bisa menginjakan kaki kita di surga sebagai balasan atas perjalanan kita yang melelahkan.
Semoga Allah subhanahu wata'ala selalu memberi kita petunjuk.


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment