Dikisahkan dua orang laki-laki bekerja keras membuat sebuah
perahu. Ketika sedang sibuk bekerja mereka berdua menemukan rayap disebuah
papan. Salah seorang dari mereka kemudian ingin membuang papan itu tapi
temannya melarang.
Dia berkata, ”Kenapa papan itu harus dibuang? Kan
sayang. Lagi pula tidak ada masalah. Hanya terkena rayap sedikit saja.”
Karena tidak ingin mengecewakan temannya, papan yang ada
rayapnya pun digunakan untuk membuat perahu.
Selang beberapa hari, perahu pun selesai dan sudah bisa
digunakan untuk berlayar di lautan. Tapi beberapa tahun kemudian, rayap-rayap itu
ternyata bertelur dan menetas. Rayap-rayap itu kemudian menggerogoti kayu
kapal. Bahkan rayap-rayap itu menyebar kemana-mana hingga memakan kayu yang ada
di lambung kapal. Kapal terus digunakan dan tak seorang pun sadar hingga
akhirnya, kayu-kayu perahu itu pun mulai keropos.
Dan, ketika dihantam oleh ombak besar, air berhasil menembus
masuk dari celah-celah dan lubang-lubang kayu. Karena hujan juga sering turun dengan
deras, para awak perahu tidak mampu lagi menguras air yang masuk ke dalam
perahu sehingga akhirnya perahu itu karam. Di dalamnya terdapat barang-barang berharga
dan nyawa manusia.
***
Sahabat, kita harus sadar bahwa malapetaka besar ini sebenarnya berasal
dari hal yang remeh dan tidak berharga seperti papan yang sudah kena rayap.
Kalau saja ketika membuat perahu papan
itu dibuang, tentu saja malapetaka ini bisa dicegah.
Dan begitulah kenyataannya. Kita
sering tidak sadar bahwa perbuatan-perbuatan kita yang kita anggap sebagai kesalahan
kecil dan remeh kadang justru menimbulkan malapetaka yang besar. Sebagaimana
kata pepatah -yang saya tidak tahu darimana sumbernya- mengatakan, “Berhati-hatilah
dan berhematlah atas pengeluaran-pengeluaran kecil. kebocoran kecil bisa
mengaramkan kapal."
No comments:
Post a Comment