Ada seorang wanita yang telah
menikah dan menjadi ibu rumah tangga yang mengurusi rumah tangga dan ke tiga
orang anaknya yang masih kecil. Suaminya bekerja di tempat yang jauh, sehingga
hanya pulang beberapa hari sekali. Istrinyalah yang mengurus semuanya yang
berhubungan dengan keluarganya.
Akan tetapi, wanita ini mengeluhkan tingkah laku ke
tiga anaknya yang begitu buruk yang membuatnya sakit hati bukan kepalang.
Anak-anaknya selalu membuat keributan yang membisingkan, sering bertengkar satu
sama lain, membuat rumah menjadi berantakan dan tidak takut dengan omelan
ibunya.
Melihat kelakuan anak-anaknya, sang ibu hanya bisa pasrah
dan melapangkan dada tanpa dapat melakukan apa-apa. Setiap hari selalu begitu
terus, ditambah lagi harus mengerjakan tumpukan pekerjaan rumah yang semakin
lama semakin membuat sang ibu hampir pecah kepalanya.
Sang ibu akhirnya menceritakan kepedihannya dan segala
unek-unek yang terkubur dalam hatinya kepada orang bijak tersebut, dan bertanya
apakah ia punya solusi atas masalah yang menimpanya.
Dengan senyum dan tawa kecil, orang bijak itupun
menjelaskan, “Nyonya, melihat apa yang telah Anda ceritakan kepada saya,
seharusnya Anda sedikit bersyukur.”
Sang ibu sedikit bingung dan berkata, “Bersyukur? Apanya
yang harus disyukuri? Setiap hari saya makan hati melihat anak-anak saya”
sambil memandang orang bijak tersebut, bingung lagi.
Orang bijak menjelaskan lagi, “Begini, coba nyonya lihat
masalah ini dari sisi lain yang lebih positif. Rumah Anda begitu bising karena
ulah ketiga anak Anda. Itu berarti rumah Anda begitu hidup karena kehadiran,
tawa dan tangis mereka. Karena anak-anaklah, keluarga Anda begitu sempurna.
Sekarang coba Anda bayangkan jika Anda tidak memiliki anak. Rumah Anda pasti
akan sepi dan terasa mati.
Anda pasti akan merasa sendirian, bosan dan
kesepian. Bukankah itu harapan setiap orang tua atas kehadiran anak di dunia
ini. Coba Anda lihat orang-orang yang tidak memiliki anak, bagaimana kesedihan
mereka, bagaimana mereka selalu berdoa penuh harap supaya memiliki anak,
bagaimana mereka rindu akan tangisan dan tawa seorang anak. Bahkan seorang
suami menceraikan istrinya dan menikah dengan wanita lain karena tidak memiliki
anak. Anda patut beryukur kepada Tuhan atas semua yang telah diberikannya
kepada Anda. Anda seharusnya gembira karena kehadiran anak-anak Anda memberi
warna pada hidup anda. Anda pasti bisa mendidik mereka dengan baik.”
Sang ibu tiba-tiba tersenyum lebar mendengar penjelasan yang
sungguh bijaksana dari orang bijak tersebut. Sejak itu ia lebih bahagia dari
sebelumnya dan bersyukur atas semua yang ia miliki.
Sahabat,
Di dunia ini, selalu ada hal yang berpasang-pasangan.
Dibalik kegagalan, pasti ada kesuksesan, ada kekalahan dan kemenangan, miskin
kaya, tua muda, sedih gembira dan lainnya. Di balik setiap hal-hal yang
negatif, pasti ada hal-hal positif yang bisa kita petik. Di balik setiap
permasalahan, pasti ada jalan keluar menuju pemecahannya.
Sering kali kita selalu memberikan fokus kita terhadap
hal-hal yang buruk. Hal ini tentu saja membuat kita berada dalam keadaan yang negatif. Kita tidak akan pernah memperoleh hikmah
dan keuntungan apapun jika kita
selalu negatif terhadap apapun.
Seperti yang sudah dikatakan, di balik hal negatif, pasti
ada hal positif. Ubah fokus dan perhatian kita hanya pada hal-hal yang positif, sehingga senyum kebahagiaan
akan selalu menyertai kita
sepanjang hidup. Kita tidak
perlu mengasihani diri sendiri atas hal-hal buruk yang menimpa kita.
Tugas yang perlu kita lakukan hanyalah melihatnya melalui sudut pandang positif. Inilah
hal penting yang harus kita lakukan
yang dapat membuat kita lebih
percaya diri dalam menghadapi hidup yang berliku-liku dan sering tidak berjalan
sesuai dengan harapan kita.
Dengan begitu, hidup akan terasa mudah untuk dijalani dan dilewati dengan penuh
semangat.
Sumber: http://www.suhardicamp.com
No comments:
Post a Comment