21 Jan 2018

Kejadian di Kereta

Suatu hari seorang prajurit beserta komandannya naik kereta api menuju markas besar mereka di luar kota. Karena tidak ada tempat duduk lain yang tersisa, maka mereka pun duduk berhadap-hadapan dengan seorang wanita muda yang cantik dan neneknya.

Tak berapa lama setelah itu kereta pun memasuki sebuah terowongan. Kontan saja keadaan menjadi gelap. Tiba-tiba terdengar suara ciuman yang diikuti oleh suara tamparan. Setelah kereta api tersebut keluar dari terowongan, keempat orang tadi duduk dengan tenangnya tanpa berbicara sedikit pun. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Sang nenek berpikir dan berkata kepada dirinya sendiri, "Sangat memalukan bahwa prajurit muda itu mencium cucuku, tetapi saya senang karena akhirnya ia ditampar olehnya."

Sang komandan pun larut dengan pikirannya. "Saya tidak pernah menyangka kalau salah satu dari anak buahku berani mencium gadis cantik itu, tetapi wanita itu pasti tidak suka. Buktinya ia menampar. Hanya sayang, saya yang kena."

Wanita muda itu pun berpikir dalam hatinya, "Pasti Sang Komandan itu ingin menciumku, tapi salah sasaran sehingga mencium nenekku, hingga neneku menamparnya. Dasar hidung belang...!
 Si prajurit muda justru terlihat tersenyum puas dengan muka penuh kemenangan. Ia berkata kepada dirinya sendiri, "Hidup itu indah, ketika seorang prajurit seperti saya mempunyai kesempatan untuk menampar komandannya sendiri..."

(Ketika kereta melewati trowongan, prajurit mencium tangannya sendiri, dan menampar komandannya)

=
 Sahabat, pastinya anda tersenyum simpul setelah membaca kisah yang satu ini. Terlepas ini adalah kisah yang memang untuk menghibur, tapi kita bisa memetik hikmah darinya. Yakni tentang prasangka.

Jangan terlalu mudah berprasangka karena tak jarang apa yang dipersangkakan tidak sesuai dengan kenyataannya. Seperti kisah diatas. Mereka hanya menebak-nebak, bahkan berperasangka buruk kepada seseorang. Sehingga timbul presepsi jelek atas prasangkaanya.

Sahabat, prasangka bisa membutakan hati. Kita tidak akan bisa melihat kebaikan pada orang lain, seberapa banyak dan terang pun kebaikan itu. Sebab mata kitalah yang terlah tertutup oleh tabir prasangka.

Yang tampak hanyalah sisi buram dari setiap orang, setiap peristiwa, bahkan terkadang juga Tuhan. Lalu kita ini menjadi manusia yang sombong dan berjalan di atas keangkuhan. Meskipun kita sendiri merasa telah berada di jalan yang benar.


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment