19 Jan 2018

Allah Punya Rencana yang Tidak Kita Tahu

Namanya Iqbal, seorang lelaki berusia 30 tahun yang masih lajang. Mungkin statusnya sebagai lajang di usia kepala tiga itulah yang membuatnya tak tenang dan selalu risih. Kesedihan itu semakin tak terperi ketika dia gagal ta’aruf untuk yang kesekian kalinya.
Sore itu dia seperti biasa mengobrol dengan sahabatnya Irfan di pelataran masjid kampus
(Terdengar dengungan percakapan para mahasiswa yang bergerombol di depan masjid)
Iqbal: Fan, kamu beruntung banget yah.
Irfan : (tertawa) beruntung gimana Iq
Iqbal : Ya beruntung. Kamu sudah bisa nikah di usia yang relative muda. Kamu nikah pas usia 20 tahun kan, semester pertama di kampus?
Irfan : Iya iq, tapi..
Iqbal : Nah itu beruntungnya kamu. Sekarang di usia kamu yang ke 28 kamu sudah dikaruniai 3 momongan. Pastinya bahagia dong. Sementara saya fan, maaf ya Fan saya lebih nyaman curhat sama kamu, soalnya kamu temen yang deket
Irfan : Iya,
Iqbal : Sementara saya, sudah beberapa kali ta’aruf gagal terus. Dan yang terakhir yang paling menyakitkan
Irfan : Maksudmu? Yang terakhir memang kenapa?
Iqbal: Saya sudah ta’aruf dengan seorang akhwat lewat perantara murabbi kita. Kita sudah dipertemukan, bahkan sudah tukar biodata dan Tanya-tanya. Bahkan orang tuanya sudah menyetujui. Saya juga sudah menghubungi orang tua saya, saya bilang ke orang tua, kemungkinan tahun ini saya jadi menikah. Bahagianya mereka.
Irfan : Iya, terus apa yang terjadi
Iqbal: hingga pas minggu kemarin, entah kenapa fan, pihak keluarga akhwat membatalkan rencana pernikahan secara sepihak. Padahal saya sudah bilang saya telah mempersiapkan segalanya untuk persiapan resepsi pernikahan bulan depan.
Irfan : (mengela nafas) sabar ya Iq
Iqbal : Saya Tanya kepada keluarganya, ada masalah apa. Silakan dibicarakan. Tapi mereka bungkam. Orang tuanya bilang ada ketidak cocokan. Saya Tanya lagi, dimana ketidak cocokannya, mereka nggak mau terus terang. Kan ini nggak fair. Ini mendzalimi saya. Kenapa nggak bilang dari dulu, sejak pertama kali proses ta’aruf? Saya sakit Fan
Irfan: Sabarlah Iq, mungkin Allah punya rencana lain buat kamu
Iqbal: Oke lah Fan, saya tidak terlalu memikirkan bagaimana kondisi saya, saya sudah kenyang dengan semua ini. Tapi orang tua saya fan. Terutama ibu saya, ( mendesah panjang dan merutuk)
Irfan: Saya turut prihatin dengan problem yang kamu hadapi iq. Saya juga tak bisa berbuat apa-apa untuk membantumu. Tapi saya berharap kamu bersabar. Mudah-mudahan Allah punya rencana lain yang lebih indah buat kamu.
Iqbal: Mungkin sudah nasibku ketiban sial terus fan.
Ifran : Huss…! Jangan bilang gitu.
Iqbal : ya emang faktanya gitu.
Irfan : iq, kamu ingat apa yang dikatakan murabbi kita, Ustadz Rahmat. Semua orang itu punya masalahnya masing-masing. Hanya kita tidak tahu. Bisa jadi yang sudah menikah juga punya masalah, tapi masalahnya dalam bentuk yang lain. Masalah yang dihadapi oleh orang yang rumah tangga berbeda dengan masalah yang dihadapi para lajang. Intinya, hidup itu tak bisa bebas dari masalah.  Hanya bagaimana sikap kita dalam menghadapi masalah. Bukan lari dari masalah, tapi kita menghadapi masalah tersebut.
Iqbal : Iya fan, Tapi kan
Irfan : Iq, Allah sudah jamin di dalam alquran bahwa tidak semua yang kita anggap buruk itu buruk di sisi Allah. Coba kita renungkan ayat 216 surat al-Baqoroh, boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu. Boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu.
Iqbal : benar apa yang kamu bilang fan
Irfan : Siapa tahu Allah punya rencana lain. Jangan pernah berputus asa, apalagi buruk sangka sama Allah. Jangan sampai. Kita hanya bisa berharap kepada Allah dan minta yang terbaik.
Iqbal; (menghela nafas) terimakasih fan. Kamu memang teman yang bisa diandalkan.
(tiga bulan kemudian, Iqbal ternyata menikah. Dia melaksanakan resepsi di rumah mempelai istri di luar provinsi)
(suara latar nasyid pernikahan dan suara dengung para undangan di sekitar)
Irfan: Masya Allah…. Temanku sudah jadi manten. Selamat ya.
Iqbal : akhirnya kamu datang juga fan. Padahal saya khawatir kamu nggak datang. Makasih sudah bela-belain datang dari seberang.
Irfan ; Ya datang lah. Masak teman seholaqoh dicuekin.
Iqbal: (berbisik) ternyata benar apa yang kamu bilang fan. Rencana Allah memang lebih indah. Istriku ini anak orang kaya, sholeh pula. Taarufnya cepet. Nggak terduga pula.
Irfan : Nggak terduga gimana?
Iqbal : Ah, nanti deh saya ceritain. Intinya apa yang kamu bilang itu bener, Rencana Allah lebih indah dan tak pernah terduga. Makasih ya udah mendampingiku selama masa galau. Haha.
Ifran : kayak guru BP aja pake istilah bimbingan segala. Bimbingan skripsi kalii (keduanya tertawa) sudah ah, udah pada ngantri tuh mau nyalamin kamu.
Iqbal : eh iya, silakan prasmanan. Makan yang kenyang ya.
Irfan : tau aja kamu mah,
(kembali kepada latar suara nasyid weeding dan dengungan tamu undangan)



Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment