21 Jan 2018

Filosofi Pensil

Tentunya kita sudah akrab dengan benda yang satu ini. Sejak kita masuk kelas TK hinga sekolah Dasar, kita begitu mengakrabinya dalam kehidupan sehari-hari kita. Yup, pensil. Dia menemani kita dalam mengerjakan PR bahkan begitu berguna saat ujian tiba.

Mungkin kita hanya memandang pensil sebagai sebuah benda yang berguna dalam masa pendidikan kita. Tak lebih dari itu. Oleh karena itu, saya ingin mengajak anda untuk berpikir lebih luas tentang benda yang satu ini. Mari kita menemukan filosofi kehidupan dari pensil.

Nilai apa yang bisa kita ambil dari sebatang pensil? Bagaimana pensil bisa memberi hikmah dan pelajaran untuk kehidupan kita? Mari kita simak.

  • Pensil Butuh Penggerak


Sebatang pensil bisa menulis apa pun, menggambar apa pun dan bisa menghasilkan karya yang hebat dan indah. Bahkan bisa membuat seseorang terkenal. Tapi perlu diketahui bahwa pensil tidak bisa menghasilkan karya tanpa tangan yang menggerakannya.

Layaknya seperti manusia, manusia tidak bisa bergerak, tidak bisa berkarya tanpa ada yang menggerakkan. Dan Dialah Allah yang menggerakkan manusia, yang memberi ide, yang memberi kemampuan, memberi kekuatan, kesehatan dan nikmat yang sangat banyak sekali.

  • Pensil Perlu Diraut


Pensil butuh berhenti untuk meneruskan kerjanya, ia butuh untuk diraut agar kembali tajam, mungkin rautan tersebut akan menyakiti pensil, dan menghilangkan sebagian dari bagian dirinya sendiri.

Tapi setelah rautan itu selesai pensil akan kembali tajam, ia kembali kuat dan siap digunakan lagi.
Seperti manusia, dalam hidup akan mendapat ujian, cobaan, sakit dan kehilangan, tapi setelah itu justru menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih siap dan lebih dewasa dalam menjalani hidup.

  • Kesempatan Menghapus


 Pensil memberikan kita kesempatan untuk menghapus kesalahan yang kita buat. Kita pun mampu membersihkannya dengan maksimal dan diganti dengan hal yang benar. Apalagi kadang setiap pensil dibekali penghapus di ujungnya sehingga jika sewaktu-waktu kita salah dalam menulis, kita tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk menghapusnya.

Dalam hidup, jika kita mempunyai banyak kesalahan tentu selalu ada kesempatan untuk memperbaikinya dengan melakukan kebaikan. Salah adalah sifat dari manusia itu sendiri. Yang menjadi masalah adalah ketika dia tidak ingin merubah atau menghapus kesalahannya tersebut. Maka seperti pensil, hendaknya kita menghapus ‘dosa’ dan ‘kesalahan’ kita dengan taubat dan melakukan hal-hal yang baik.

  • Bagian Terpenting

Bagian terpenting dari pensil adalah arangnya, bagian dalamnya, bukan bagian luarnya. Halnya seperti manusia, yang terpenting bukanlah wajahnya, bukan penampilannya tapi hatinya, budi pekertinya dan bagaimana dia bermanfaat bagi orang lain.

  • Meninggalkan Jejak

 Setiap coretan pensil pasti akan meninggalkan jejak atau goresan. Sama halnya seperti manusia. Apa yang kita lakukan dan apa yang kita katakan akan selalu meninggalkan jejak atau kenangan. Oleh karena itu, mestinya kita harus hati-hati dalam  berbuat dan dalam melakukan semua tindakan kita.
Semoga dengan mengetahui filosofi pensil ini, hidup kita bisa menjadi lebih tenang dan terarah.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment