Abdurrahman : Ya Allah, kenapa sih semua ini harus terjadi. Kenapa pula
harus saya? (menggerutu
dan mendesah dan terisak-isak)
Abdullah :
(suara langkah kaki yang mendekat) bro, kamu kenapa?
Boleh saya duduk di sini?
Abdurrahman :
(menghela nafas panjang dan dalam) ya, silakan.
Abdullah :
kayaknya kamu lagi punya masalah serius nih. Ada apa? Mungkin bisa diceritain.
Itu pun kalo nggak keberatan sih.
Abdurrahman :
(kembali menghela nafas panjang-panjang) hidup memang tidak adil dul.
Abdullah : Eits!
Siapa bilang hidup tidak adil? Kenapa kamu bisa mengatakan begitu?
Abdurrahman :
(berbicara dengan cepat dan penuh emosi) bagaimana dikatakan hidup adil Dul,
istri saya ninggal
seminggu yang lalu. Dan seminggu kemudian ada belasan debt collector datang ke rumah saya. Kata mereka,
mereka mau nagih hutang almarhum istri saya. Dan payahnya, sialnya, selama
hidupnya istri saya nggak
pernah bilang kalau dia ngutang sana-sini, kredit ini itu. Dan saya juga nggak tahu
buat apa dia ngutang. Perasaan selama hidup saya sebagai suaminya, saya nggak pernah menelantarkan dia. Gaji saya lebih dari
cukup untuk memberi dia nafkah. Lalu kenapa dia harus ngutang tanpa sepengetahuan
saya. Dan saya menyadarinya
setelah dia meninggal dan membebani saya dengan utang puluhan juta.
Abdullah : tenang man, tenang...bicara
dengan tenang oke.
Abdurrahman :
(kembali menghela nafas) hidupku hancur dul...
Abdullah :
mengela nafas dan menepuk-nepuk bahu sahabatnya (aku turut prihatin dengan
masalah yang kamu alami man.
Abdurrahman : Kamu tahu dul,
setelah itu, saya ngerasa
hidup saya nggak
berarti, istri yang saya cintai
meninggal dengan membawa banyak masalah. Belum lagi setelah itu saya di PHK dari
perusahaan tanpa alasan yang jelas. Saya ngerasa hidup ini nggak adil. Banyak masalah yang
datang dengan tiba-tiba. Saya nggak
tahan dul. Saya ngerasa
Tuhan nggak adil menimpakan banyak cobaan kepada saya.
Abdullah : Man,
jika kamu mencaci maki takdir, apakah istrimu akan hidup lagi? Jika kamu
menyalahkan Allah karena musibah ini, apakah para debt collector dan lintah
darat itu akan merelakan utang-utang istrimu? Atau kamu dipanggil lagi ke
tempat kerja dan surat PHK
dicabut?
Abdurrahman :
(terdiam beberapa saat dan menghela nafas pelan)
Abdullah :
intinya Man, kita hidup di dunia tak lepas dari ujian. Besar kecil ujian yang
kita hadapi hanya bisa disikapi dengan sikap sabar dan nrimo dengan ketentuan
yang Allah berikan.
Abdurrahman : Kamu enak bisa
bilang begitu karena kamu nggak
ngerasain apa yang saya rasain
dul. Coba kamu yang
berada di posisi saya. Nggak
ada yang menjamin kamu bisa
sabar?
Abdullah :
memang man, saya juga nggak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika saya
berada di posisi kamu. Tapi saya sebagai teman kamu sangat ingin memberi
pandangan. Hanya ingin membantumu dengan apa yang aku bisa.
Man, jika ujian itu terasa berat,
maka yang menyebabkannya berat karena kita tidak bertawakal dan sabar ketika
menghadapinya.
Abdurrahman : dul, saya hanya butuh
uang dan bukan hanya sekedar solusi dan omong kosong dan_
Abdullah : man,
tolong. Aku sangat ingin menolongmu, tapi saya ingin kamu mendengar saya barang
sebentar.
Man, boleh jadi Allah
meninggalkan kita ketika kita ditimpa musibah karena kita juga telah lama
meninggalkan Allah. Boleh jadi Allah memberikan kita musibah yang begitu besar,
supaya kita kembali mengingat-Nya, bukan malah menjauh. Bisa jadi Allah memberi
kita musibah untuk menghapus dosa-dosa kita.
Abdurrahman: Tapi man_
Abdullah: Man, di dalam Hadits Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam pernah
bilang, setiap musibah yang terjadi, sekalipun duri yang menusuk kulit, bisa
menghapuskan dosa. Allah sayang sama
kamu man, Allah ingin kamu menyebut namanya ketika musibah datang. Allah ingin
kamu kembali.
Abdurrahman: (
terisak-isak beberapa menit) Memang benar apa yang dikatakan kamu dul (kembali
terisak-isak)
Abdullah : aku
hanya ingin kamu tahu bahwa Allah selalu mengawasi kita, dekat dengan kita.
Allah hanya ingin tahu apa reaksi kita ketika musibah itu datang. Apakah itu
akan membuat kita dekat atau menjauh dari Allah.
Abdurrahman :
(masih terisak) kamu benar dul, saya terlalu banyak melalaikan Allah. Saya pernah diberi
tahu bahwa riba itu haram, tapi karena sayang dengan pekerjaan yang enak di bank, saya tak mau tahu
dengan semua itu. saya juga
sering melupakan shalat. Saya sering
membiarkan istri saya tanpa
bimbingan.
Abdullah : Nah,
man, boleh jadi musibah ini adalah awal yang baik buat kamu. Bukankah di PHK
dari bank berarti kamu telah lepas dari jerat penghasilan yang haram? Sabarlah
Man, dan mintalah kepada Allah untuk memberi kemudahan. Tidak ada yang
terlambat, jika kita bertawakal dan bertaubat, insya Allah Allah akan
memberikan jalan keluar yang lapang.
Abudrrahman: (menangis
haru) terimakasih Abdullah.
No comments:
Post a Comment