Sumber gambar: pixabay
Suatu ketika, beberapa orang murid mengunjungi gurunya.
Mereka adalah alumni yang sudah terjun ke masyarakat dengan profesinya
masing-masing. Awalnya perbincangan mereka sangat menyenangkan. Namun tiba-tiba
percakapan tersebut mengarah kepada keluhan mengenai pekerjaan dan hidup mereka
yang penuh tekanan.
Lalu sang guru pergi ke dapur untuk mengambilkan kopi untuk
para muridnya. Sang guru kemudian kembali dengan membawakan teko besar berisi
kopi dan beberapa jenis cangkir yang berbeda-beda – ada cangkir kaca, porselen,
plastik, kristal, ada yang terlihat biasa, ada yang terlihat murahan, ada yang
mewah dan mahal, ada yang terlihat indah. Lalu sang guru menyuruh muridnya
untuk mengambil salah satu cangkir tersebut dan menuangkan kopi ke dalamnya.
Para muridnya terdiam mendengarkan perkataan gurunya.
“Sebenarnya yang kalian inginkan adalah kopi, bukan cangkirnya. Tapi yang
kalian lakukan tadi adalah fokus dan mempermasalahkan cangkirnya. Kalian tanpa
sadar melihat cangkirnya dan saling melihat cangkir orang lain”, gurunya
menjelaskan.
“Anggap hidup kalian adalah kopi. Lalu pekerjaan, bisnis,
uang dan jabatan adalah cangkir yang hanyalah menampung hidup itu sendiri. Dan
jenis cangkir yang kita miliki tidaklah menentukan dan mengubah kualitas kopi
yang kita minum. Artinya pekerjaan, bisnis, uang dan jabatan tidaklah
menentukan kualitas hidup kita. Terkadang dengan fokus pada cangkir, kalian
tidak akan bisa menikmati kopi paling mahal dan nikmat sekali pun.”
Gurunya mengakhiri dengan kutipan, “Ingatlah ini. Orang yang
bahagia tidak selalu memiliki yang terbaik dalam hidupnya. Mereka hanya mampu
menjadikan yang terbaik dari apa yang mereka miliki saat ini.” Para murid
senang dengan jawaban yang diberikan gurunya yang bijak tersebut.
=
Seperti pada cerita di atas, dikatakan bahwa cangkir paling
bagus dan mahal sekali pun tidak akan mengubah kualitas kopi menjadi lebih
baik. Kopi tetaplah kopi dan cangkir tetaplah cangkir. Cangkir paling mahal
belum tentu isi kopinya paling mahal dan begitu pula sebaliknya.
Lalu apa yang bisa kita petik dari cerita di atas? Apa pun
yang kita miliki saat ini tidaklah sepenuhnya menentukan kualitas hidup kita.
Artinya kita tetap bisa menjadikan hidup ini lebih baik dan bermakna terlepas
dari apa yang kita miliki sekarang,
jika kita selalu dan terus mempermasalahkan apa yang kita miliki, kita
tidak akan pernah memiliki waktu untuk menikmati hidup yang telah dianugerahkan
kepada kita.
No comments:
Post a Comment