21 Jan 2018

Cangkir yang Cantik

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik.

"Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada suaminya.

"Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara, "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik.”

“Lalu bagaimana kau bisa menjadi sebuah cangkir yang sangat cantik?” tanya si nenek.

“Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing.

“Aku berteriak-teriak kesakitan dan meminta mereka supaya menghentikan ‘siksaan’ itu. Tapi orang itu berkata belum saatnya berhenti.”

“Lalu orang itu mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Aku kembali berteriak supaya mereka berhenti menyiksaku. Tapi orang itu masih saja meninjuku tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi, ia memasukan aku ke dalam perapian. Aku kepanasan dan untuk ketiga kalinya berteriak supaya mereka berhenti membakarku.”

“Tapi lagi-lagi orang itu berkata belum saatnya berhenti. Akhirnya ia mengangkatku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir penderitaanku selesai. Tapi ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dia mulai mewarnaiku. Asapnya begitu memualkan.”

“Aku kembali berteriak supaya dia berhenti meniupkan asap. Tapi dia berkata belum saatnya. Tak berapa lama wanita itu mengembalikan aku kepada lelaki itu dan kembali membakarku ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya.”

“Aku kembali berteriak kepanasan. Aku menangis dan berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang itu tak peduli, ia terus membakarku. Setelah beberapa lama ia mengangkatku dari perapian dan membiarkanku mendingin. Setelah benar-benar dingin, seorang wanita mengangkatku dan menempatkanku di dekat kaca. Aku melihat bayangan diriku. Aku terkejut dan hampir tidak percaya. Karena aku melihat di hadapanku berdiri bayangan sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment