Ilmu dan amal adalah dua hal yang sangat
penting dalam kehidupan kita. Tanpa ilmu, hidup kita gelap tanpa cahaya. Karena
ilmu adalah cahaya yang menerangi dan bisa membedakan mana yang benar dan
salah, mana halal dan haram, dan mana yang boleh dan syubhat. Dengan ilmu kita
bisa memahami jalan yang menyelamatkan dan juga menyesatkan, sehingga kita
tidak lagi salah jalan.
Ilmu juga perlu diiringi dengan amal. Karena
amal adalah buah dari ilmu itu sendiri. Memiliki ilmu tanpa amal bagai memiliki
pohon tanpa buah. Tidak produktif dan tidak memiliki faidah yang nyata dalam
kehidupan.
Bapak saya pernah menanam pohon pepaya, tapi
ternyata pohon pepayannya tidak berbuah. Maka bapak saya lebih memilih menebang
pohon itu dan menggantinya dengan bibit baru. Lihatlah, itu adalah pohon. lalu
bagaimana dengan kita? Kita memiliki ilmu yang banyak tapi tidak pernah kita
aplikasikan dalam kehidupan, tidak memberikan manfaat kepada orang banyak, maka
itu artinya kita tidak berguna dengan ilmu yang ada pada kita. Lalu apa bedanya
kita dengan orang-orang tidak berilmu? Lalu untuk apa ilmu dicari? Untuk apa
gelar didapat? Untuk apa membuang-buang waktu mencari ilmu bertahun-tahun jika
tidak ada manfaat yang dihasilkan?
Mengamalkan ilmu itu ada dua macam bentuknya.
Pertama, mengamalkan ilmu dengan cara beramal dengan landasan ilmu. Rasulullah
shallallahu Alaihi wassalam bersabda bahwa Allah subhanahu wata'ala akan
melaknat mereka yang berilmu tapi tidak beramal dengan ilmu yang dia ketahui.
Dia tahu sedekah itu perintah dari Allah subhanahu wata'ala yang dijanjikan
pahala berlipat, tapi dia enggan bersedekah dan infak di jalan Allah subhanahu
wata'ala. Dia tahu bahwa haji itu wajib bagi mereka yang mampu, tapi ternyata
dia tidak juga menunaikan haji, padahal tabungan sudah membengkak.
Terkadang kita sendiri terjebak pada sikap
seperti ini. Kita tahu fadilah amal ini dan itu, tapi kita malas untuk
mengamalkannya. Kita malas shalat duha, qiyamul lail, tilawah dan amal shalih
lainnya, padahal sudah berkali-kali membaca keutamaan, fadilah dan pahala yang
dijanjikan.
Kedua, mengamalkan ilmu juga berarti
mengajarkan, mendakwahkan dan mengenalkan kepada orang lain. Memberi tahu
kepada yang tidak tahu sehingga dia tahu. Memberi pengertian kepada yang belum
mengerti sehingga dia bisa mengerti secara sempurna. Kita hanya bisa
mendakwahkan, adapun dia menerima apa yang kita dakwahkan atau tidak, itu
urusan belakangan. Hanya Allah subhanahu wata'ala yang kuasa memberi hidayah,
tugas kita hanya sebagai penyampai.
Para ulama berkata, “barangsiapa yang
mengamalkan ilmu yang dimilikinya, maka Allah akan menambahkan pintu (tambahan)
ilmu yang belum diketahuinya.Dan ini sesuai dengan kaedah bahwa syukur nikmat
akan mengundang datangnya tambahan nikmat. Dan bentuk syukur terhadap ilmu
adalah dengan mengamalkannya. Maka barangsiapa yang mengamalkan ilmunya,
niscaya Allah akan menambah ilmu kepadanya.
Mulai sekarang, azzamkan di dalam diri kita semua untuk
selalu mengupgrade ilmu kita di setiap waktu. Tiada hari tanpa mendapatkan ilmu
dan ketrampilan baru. Dulu, ketika saya di pesantren, saya selalu diberi
motivasi oleh ustadz saya untuk selalu mempelajari kosakata baru untuk
memperkaya vocabulary bahasa inggris dan mufrodat bahasa arab kami. Satu hari
minimal lima kosakata, dikalikan 30 hari, maka saya sudah menghafal 150
kosakata yang akan saya gunakan dalam berbicara sehari-hari di pondok. Amazing!
Sejak saat itu saya selalu bersemangat untuk
memperkaya wawasan dan pengetahuan saya. Sejak lulus dari pesantren, saya
mengikuti berbagai macam pengajian dan kajian untuk memperkaya pengalaman. Saya
pernah ikut liqo ikhwan PKS, pernah juga ikut kajian teman-teman HTI. Dan saya memahami juga mawas diri bahwa tidak
selamanya apa yang saya tahu saya terima. Saya menyaringnya dengan prinsip
kebenaran yang sudah saya ketahui.
Saya mengikuti kelas menulis, menghadiri
seminar demi seminar dan mencoba memperlancar kemampuan berbahasa inggris saya
yang masih belepotan. Setelah bertahun-tahun berjuang, pada akhirnya saya bisa
menikmati membaca buku-buku berbahasa inggris
layaknya saya membaca buku-buku berbahasa indonesia. Sebagaimana yang
saya harapkan ketika saya di pondok dulu.
Well, apa pun passionmu, segeralah untuk
memasang target dan memulai dari sekarang. Perkaya diri dengan ilmu dan
pengamalan baru. Dan jangan lupa untuk beramal dan berbagi kepada sesama.
sumber gambar: https://muslim.or.id/5312-ilmu-dulu-baru-amal.html
No comments:
Post a Comment