31 Mar 2019

Kekuatan Ilmu dan Amal



Ilmu dan amal adalah dua hal yang sangat penting dalam kehidupan kita. Tanpa ilmu, hidup kita gelap tanpa cahaya. Karena ilmu adalah cahaya yang menerangi dan bisa membedakan mana yang benar dan salah, mana halal dan haram, dan mana yang boleh dan syubhat. Dengan ilmu kita bisa memahami jalan yang menyelamatkan dan juga menyesatkan, sehingga kita tidak lagi salah jalan.
Ilmu juga perlu diiringi dengan amal. Karena amal adalah buah dari ilmu itu sendiri. Memiliki ilmu tanpa amal bagai memiliki pohon tanpa buah. Tidak produktif dan tidak memiliki faidah yang nyata dalam kehidupan.

Bapak saya pernah menanam pohon pepaya, tapi ternyata pohon pepayannya tidak berbuah. Maka bapak saya lebih memilih menebang pohon itu dan menggantinya dengan bibit baru. Lihatlah, itu adalah pohon. lalu bagaimana dengan kita? Kita memiliki ilmu yang banyak tapi tidak pernah kita aplikasikan dalam kehidupan, tidak memberikan manfaat kepada orang banyak, maka itu artinya kita tidak berguna dengan ilmu yang ada pada kita. Lalu apa bedanya kita dengan orang-orang tidak berilmu? Lalu untuk apa ilmu dicari? Untuk apa gelar didapat? Untuk apa membuang-buang waktu mencari ilmu bertahun-tahun jika tidak ada manfaat yang dihasilkan?

Mengamalkan ilmu itu ada dua macam bentuknya. Pertama, mengamalkan ilmu dengan cara beramal dengan landasan ilmu. Rasulullah shallallahu Alaihi wassalam bersabda bahwa Allah subhanahu wata'ala akan melaknat mereka yang berilmu tapi tidak beramal dengan ilmu yang dia ketahui. Dia tahu sedekah itu perintah dari Allah subhanahu wata'ala yang dijanjikan pahala berlipat, tapi dia enggan bersedekah dan infak di jalan Allah subhanahu wata'ala. Dia tahu bahwa haji itu wajib bagi mereka yang mampu, tapi ternyata dia tidak juga menunaikan haji, padahal tabungan sudah membengkak.

Terkadang kita sendiri terjebak pada sikap seperti ini. Kita tahu fadilah amal ini dan itu, tapi kita malas untuk mengamalkannya. Kita malas shalat duha, qiyamul lail, tilawah dan amal shalih lainnya, padahal sudah berkali-kali membaca keutamaan, fadilah dan pahala yang dijanjikan.

Kedua, mengamalkan ilmu juga berarti mengajarkan, mendakwahkan dan mengenalkan kepada orang lain. Memberi tahu kepada yang tidak tahu sehingga dia tahu. Memberi pengertian kepada yang belum mengerti sehingga dia bisa mengerti secara sempurna. Kita hanya bisa mendakwahkan, adapun dia menerima apa yang kita dakwahkan atau tidak, itu urusan belakangan. Hanya Allah subhanahu wata'ala yang kuasa memberi hidayah, tugas kita hanya sebagai penyampai.

Para ulama berkata, “barangsiapa yang mengamalkan ilmu yang dimilikinya, maka Allah akan menambahkan pintu (tambahan) ilmu yang belum diketahuinya.Dan ini sesuai dengan kaedah bahwa syukur nikmat akan mengundang datangnya tambahan nikmat. Dan bentuk syukur terhadap ilmu adalah dengan mengamalkannya. Maka barangsiapa yang mengamalkan ilmunya, niscaya Allah akan menambah ilmu kepadanya.

Mulai sekarang,  azzamkan di dalam diri kita semua untuk selalu mengupgrade ilmu kita di setiap waktu. Tiada hari tanpa mendapatkan ilmu dan ketrampilan baru. Dulu, ketika saya di pesantren, saya selalu diberi motivasi oleh ustadz saya untuk selalu mempelajari kosakata baru untuk memperkaya vocabulary bahasa inggris dan mufrodat bahasa arab kami. Satu hari minimal lima kosakata, dikalikan 30 hari, maka saya sudah menghafal 150 kosakata yang akan saya gunakan dalam berbicara sehari-hari di pondok. Amazing!

Sejak saat itu saya selalu bersemangat untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan saya. Sejak lulus dari pesantren, saya mengikuti berbagai macam pengajian dan kajian untuk memperkaya pengalaman. Saya pernah ikut liqo ikhwan PKS, pernah juga ikut kajian teman-teman HTI.  Dan saya memahami juga mawas diri bahwa tidak selamanya apa yang saya tahu saya terima. Saya menyaringnya dengan prinsip kebenaran yang sudah saya ketahui.

Saya mengikuti kelas menulis, menghadiri seminar demi seminar dan mencoba memperlancar kemampuan berbahasa inggris saya yang masih belepotan. Setelah bertahun-tahun berjuang, pada akhirnya saya bisa menikmati membaca buku-buku berbahasa inggris  layaknya saya membaca buku-buku berbahasa indonesia. Sebagaimana yang saya harapkan ketika saya di pondok dulu.

Well, apa pun passionmu, segeralah untuk memasang target dan memulai dari sekarang. Perkaya diri dengan ilmu dan pengamalan baru. Dan jangan lupa untuk beramal dan berbagi kepada sesama.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment