31 Mar 2019

Syariat Memberi Kita Kehidupan



Beberapa waktu yang lalu ramai berita tentang partai politik yang menolak perda syariat. Di sisi lain, banyak umat islam yang menolak syariat dengan alasan tidak relevann dan tidak mendatangkan kebaikan. Padahal, sejatinya syariat itu sendiri adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri. Allah subhanahu wata'ala Adalah  Sang Pencipta. Allah subhanahu wata'ala Tahu mana yang baik dan yang buruk bagi hamba-Nya. Sehingga Dia menurunkan syariat sebagai acuan dan aturan untuk keamanan dan kesejahteraan kehidupan. Dia Maha Tahu sementara kita tidak tahu. Lalu, kenapa masih ada orang yang anti terhadap syariat?

Untuk menjawabnya, mari kita simak sebuah kisah sebagai analogi.

Alkisah ada seekor ikan yang hidup di sebuah kolam yang berair bening. Disana ikan itu hidup damai dengan gerombolannya. Dia merasa bahagia bisa hidup di kolam tersebut. Tidak ada predator yang memangsa mereka, tidak juga kekurangan makanan.

Hingga suatu hari si ikan mendongak ke atas langit dan melihat burung yang terbang. Kemudian si ikan berpikir, “Andai aku bisa terbang seperti burung itu terbang diantara awan.”

Kemudian si ikan menoleh lagi dan melihat seekor rusa yang minum air di tepian kolam. Maka si ikan berpikir, “Andai aku bisa hidup seperti rusa, melihat hamparan luas padang rumput dan matahari yang terbit serta terbenam di horizon langit. Ikan hanya tahu hal itu dari cerita si rusa. Sementara dia sendiri belum pernah melihat seperti apa padang rumput itu dan seperti apa matahari terbit dan terbenam.

Dan di hari yang lain si ikan melihat monyet yang bergelantungan di pohon dan bercanda kesana-kemari bersama teman-temannya. kemudian si ikan berpikir andai dirinya bisa seperti monyet yang bersenang ria di atas pohon.

Maka, si ikan sudah terganggu dengan semua kesenangan yang dia lihat di daratan dan di udara. Suatu hari, dia sudah meyakinkan dirinya untuk meloncat dari air dan menemukan kehidupan baru di daratan. Dengan satu lompatan penuh, si ikan mendorong tubuhnya dari air. Terbang beberapa saat di udara, si ikan tersenyum senang karena melihat daratan yang benderang. Tubuhnya mendarat di hamparan rumput. Si kan menggelepar senang. beberapa menit kemudian dia menyadari ada yang salah. Dia sesak nafas. Insangnya membuka dan menutup untuk mencari nafas. Si ikan megap-megap karena tidak bisa bernapas. Ikan menggelepar. Dia sadar dia butuh air. Dia mencoba menggelepar dan meloncat kembali ke dalam kolam. Tidak bisa. Dia semakin lemas dan pada akhirnya mati beberapa meter di samping kolam yang selama ini telah menawarkan kedamaian dalam hidupnya.
Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini?

Seseorang yang ingin melepaskan dirinya dari aturan syariat untuk mendapatkan kebebasan dan kepuasan kita umpamakan seperti ikan yang menginginkan kebebasan di luar permukaan air yang menjadi wilayah hidupnya. Tanpa aturan syariat, jiwa kita akan megap-megap dan mati kekeringan ruhani.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment