“Ia berduri bukan untuk melukai, namun untuk melindungi diri.”
Setiap makhluk hidup memiliki naluri untuk mempertahankan
diri. Setiap kita dituntut untuk menjaga diri kita dari penghinaan dan
ternodanya martabat. Karena setiap jiwa memiliki nilai dan kehormatan. Oleh karena
itu, pembelaan diri adalah suatu keniscayaan.
Persis seperti mawar yang memiliki duri. Kita juga harus
memiliki ‘duri’ sehingga terlihat tegas dan tidak lemah di hadapan orang-orang.
Kita memiliki ‘duri’ sebagai bentuk penjagaan diri. Bukan ‘duri’ dengan makna
untuk mendzalimi, menindas dan bersikap sombong di hadapan orang lain.
Ingatlah pesan Nabi tercinta, “"Mukmin yang kuat lebih
baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun
masing-masing ada kebaikan.” (HR. Muslim)
Kemudian ingat pula apa yang disabdakan beliau, ““Siapa yang
dibunuh karena membela hartanya maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena
membela keluarganya maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena membela darahnya
atau karena membela agamanya, ia syahid.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i).
“Ia memiliki banyak jenis dan warna. Ada mawar putih, merah muda, merah tua dan hitam.”
Maka manusia pun memiliki banyak jenis ras dan suku. Tapi mereka
semua adalah sama-sama manusia yang memiliki potensi yang sama. Mereka memiliki
hak yang sama di mata hukum. Akan tetapi yang membedakannya adalah ketakwaan
yang bersumber dari keimanan yang tertancap di hati.
Maka ingatlah apa yang Allah Firmankan, “Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat ayat 13)
No comments:
Post a Comment