Dikisahkan Putri Hulagu Khan melakukan sidak ke kota Bagdad. Setelah ibu kota Daulah Abbasiyah itu dibumihanguskan selama 40 hari.
Di sebuah jalan ia melihat seorang kakek dikerumini belasan orang. Dari penampilannya terlihat bahwa ia seorang ulama.
Ulama tersebut dipanggil mendekat. Kemudian terjadilah dialog berikut:
- (Putri Hulagu Khan): Bukankah kalian orang Islam adalah umat yang beriman dan percaya kepada Allah, tuhan kalian?
+ (Ulama): Benar.
- Bukankah kalian percaya bahwa Allah kalian pasti menolong umatnya yang beriman?
+ Benar.
- Mengapa tuhan kalian membiarkan kalian kalah?
+ Memang benar kami kalah.
- Bukankah itu tanda Allah lebih mencintai kami daripada kalian.
+ Ucapanmu salah.
- Bagaimana bisa?
+ Kamu tahu pengembala kambing?
- Ya, bangsa kami hidup dari mengembala kambing dan ternak.
+ Ketika mengembala kambing bukankah ia membawa beberapa ekor anjing?
- Benar.
+ Apa yang ia lakukan jika kambing-kambingnya berlari menjauh dari koloni?
- Anjing ia lepas untuk mengejar kambing tersebut.
+ Sampai kapan anjing-anjing itu mengejar kambing?
- Tentu sampai kambing kembali ke koloninya.
+ Wahai bangsa Tatar, ketahuilah. Kalian itu seperti anjing bagi kami kawanan kambing. Selama kami menjauh dari aturan Allah, maka Dia akan mengirim anjing untuk menggiring kami kembali ke jalan yang benar.
Kisah ini memberi kita pelajaran penting tentang satu sunatullah. Bahwa ketika umat Islam menjauh dari aturan Allah. Dengan melanggar aturan riba. Mengejar dunia. Meninggalkan jihad. Maka Allah mengirimkan peringatan. Apa itu?
Yakni datangnya musuh yang menindas kaum muslimin. Satu-satunya solusi hanya satu; kembali kepada agama. Tidak ada solusi lainnya.
Sumber: Chanel Telegram An-Najah
====
====
Filosofi Kambing dan Anjing
Ada filosofi penuh makna yang bisa saya ambil dari kajian
ustadz Sarbini Hafidzahullah di Masjid Ali bin Abi Thalib pagi ini. Beliau memberi
analogi keberkahan kepada kami lewat anjing dan kambing. Dan saya kira ini
filosofi yang bagus sehingga sangat sayang jika saya tidak menulisnya disini.
Anjing adalah binatang yang dalam satu kali beranak bisa
mencapai empat bahkan enam ekor. Akan tetapi kambing, satu kali beranak hanya
dua ekor, paling banyak tiga ekor. Bahkan ada kambing yang beranak hanya satu
ekor.
Secara logika, anjing seharusnya menjadi binatang yang
populasinya paling banyak dibanding kambing mengingat kelahirannya yang banyak.
Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Kambing begitu banyak dan anjing
sangat sedikit. Padahal kambing selalu dipotong setiap waktu untuk dikonsumsi
manusia. Dan tak ada cerita anjing dipotong untuk dikonsumsi.
Tapi kenapa
justru kambing yang paling banyak dibanding anjing?
Inilah makna berkah. Ketika eksistensinya tidak diukur dari
jumlah, tapi dari kebermanfaatannya. Inilah berkah, ketika banyak bukan berarti
langgeng. Karena sedikit tapi langgeng itu lebih berarti.
Pun dalam adat kebiasaan. Anjing biasa terjaga di malam hari
hingga menjelang subuh, kemudian tidur dari subuh hingga sore. Sementara kambing,
terjaga di siang hari, dan tidur di malam hari hingga menjelang subuh.
Nah, kita ingin seperti anjing atau kambing.
No comments:
Post a Comment