20 Nov 2015

DAHSYATNYA KEKUATAN KATA BAGI PRIBADI ANAK ANDA

Hati-hati,Kata-kata bisa mempengaruhi mental anak
Kata-kata yang keluar dari mulut orang tua adalah doa, maka hendaknya para orang tua harus hati-hati mengeluarkan kata-kata kepada anak. Cukup satu kalimat saja bisa penghancur kepribadian anak. Misalnya, saat anak membaca piring dan kemudian piring itu jatuh hingga pecah berkeping-keping. Lantas seorang ibu berkomentar,”tuh...kan. selalu saja begitu. nggak bisa hati-hati, dibilangin nggak nurut sih.” Anak yang tengah belajar itu pun hatinya menjadi hancur berkeping-keping seperti piring yang terjatuh dari tangannya.
Sebesar apa kesalahan seorang anak hingga ia pantas mendapat kata-kata pedas seperti itu? Bukankan proses menuju kemandirian itu hal wajar? Dengan terlontarnya kata-kata negatif seperti itu, si anak akan tumbuh menjadi anak yang pesimis, tidak percaya diri dan pasif. Apalagi jika kata-kata negatif itu selalu terlontar ketika ia berbuat kesalahan.
Beda efeknya ketika (umpamanya) sang ibu melontarkan kata-kata seperti ini:”ya jatuh lagi. Sayang sekali ya. Tapi tak apa deh, kamu juga udah berusaha kok. Lain kali hati-hati ya.”
Dengan kalimat yang kedua itu, si anak akan merasa dihargai, walaupun ia sedang berbuat salah. Lagi pula kesalahannya itu tidak disengaja. Tumbuh kebanggan diri sebagai cikal bakan konsep diri yang positif.
Seperti halnya orang dewasa, anak juga mempunyai perasaan yang harus kita jaga. Kadang kita tidak merasa bahwa kita telah menyakiti perasaannya. Kita menganggap sepele kata-kata yang kita lontarkan padalah itu sangat membekas di hati anak kita.
Setidaknya ada beberapa jenis kata negatif yang patut kita waspadai bisa menyebabkan luka di hati anak kita.

1.       Komentar negatif
“sudah kelas tiga masih suka nangis!”
“kamu sok tahu sih. Kalo nggak bisa nggak usah ikut campur!”
“mama bilang juga apa,....”
Maka mulailah berkomitmen untuk tidak menyalahkan secara langsung. Pujilah anak kita dengan keberaniannya, dan berikan ia contoh bagaimana bersikap yang baik.
2.       Merendahkan anak di muka umum atau menyalahkan anak di muka umum.
Dengan sikap seperti ini, si anak akan tumbuh menjadi seorang yang punya kepribadian pemalu, tertutup dan pesimis. Hal yang harus diwaspadai juga adalah ketika kita membanding-bandingkan anak kita dengan saudaranya (adik/kakak) atau anak lainnya di depan temannya atau orang tua anak lain.
“kalau rina mah pintar ya, suka ngerjain PR, nggak kayak kamu malasnya minta ampun.”
3.       Mengeluh prilaku anak kepada orang lain.
“anakku ini lho, belum mau shalat lima waktu. Kalo disuruh selalu membantah dan ada aja alasannya.”ujar seorang ibu kepada temannya yang sama-sama ibu rumah tangga. Sementara si anak yang berada di sampingnya terlihat nyengir saja. Padahal hatinya sangat terluka.
4.       Memberikan panggilan negatif
Karena nama panggilan akan berulang-ulang diucapkan dan didengar anak,  maka akan lebih besar pula pengaruhnya terhadap kepribadian anak.
Semoga kita menjadi ibu yang baik dan selalu menyayangi anak kita dengan selalu melontarkan kata-kata yang positif terhadap anak-anak kita. Wallahu a’lam.



Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment