Rumah tangga yang dibangun bukan karena mencari kebaikan
akhirat tak akan merasakan ketenangan. rumah tangga yang dibangun dengan
mencari keuntungan duniawi hanya akan mendapatkan ketidak puasan demi ketikak
puasan. Karena sifat dunia semakin
dikejar semakin menggoda dan tak pernah terpuaskan. Bagai minum air laut, tak
akan menghilangkan dahaga, bahkan menambah rasa dahaga itu sendiri. Sedangkan
nafsu manusia tidak akan merasakan puas dengan apa yang dia miliki terhadap
dunia. Walau pun ia memiliki bergudang-gudang kekayaan.
“seandainya manusia memiliki satu lembah emas, dia pasti
menginginkan dua lembah. Dan mulutnya tidak akan penuh kecuali dengan tanah.
Sedangkan allah akan menerima taubatnya orang yang bertaubat.” (muttafaq alaih).
“siapa yng menjadikan akhirat sebagai niat dan tujuannya,
allah akan menajdikan kekayaan ada pada hatinya, menyatukan segala urusannya
yang terserai berai, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.siapa yang
menjadikan dunia sebagai niat dan tujuannya, allah akan menjadikan kemiskinan
dihadapan matanya, mencerai-beraikan urusannya yang terkumpul dan dunia tidak
akan mendatanginya kecuali yang memang ditkdirkan untuknya. (HR. Tirmidzi)
MEMENUHI HAK-HAK YANG ADA
Problem rumah tangga muncul karena hubungan yang tidak baik.
Baik hubungan antara sesame anggota keluarga, atau anggota keluarga dengan
pihak lain, baik itu kerabat atau masyarakat. Bahkan yang lebih utama dari itu
semua, yaitu hubunganantara anggota keluarga dengan Allah swt. Penguasa semua
manusia.
Oleh karena itu, rumah tangga yang mengharapkan ketenangan
dan keberkahan harus memperhatikan hak-hak yang harus ia tunaikan.
Hak Allah
Bagaimana mungkin ketenangan dan kebahagiaan akan muncul di
rumah yang tidak pernah mengingat allah atau justru bermaksiat kepada allah.
Padahal, sumber ketenangan, kebahagiaan, keberkahan dan ketentraman adalah dari
allah. Dari mana lagi sebuah keluarga akan mengharap ketenangan selain kepada
allah? Dengan memperhatikan hak-hak allah, maka akan turun rahmat dan ketenangan
kepada keluarga yang bersangkutan. Hak allah adalah untuk diesakan bukan
disekutukan, untuk ditaati bukan dimaksiati, disyukuri bukan diingkari.
Hak antar anggota keluarga
Dalam kehidupan berkeluarga, yang harus paling diperhatikan
adlah hak antara suami istri. Sudah sepantasnya masing-masiang dari keduanya
memperhatikan hak-hak pasangan yang harus ia tunaikan sebagai kewajiban. Dan
selain itu, kedua orang tua harus memperhatikan hak anak-anak mereka atau
sebaliknya. Maka dengan adanya kesadaran akan hak dan kewajiban masinga-masing,
rumah tangga akan diliputi ketenangan dan keharmonisan.
Hak kerabat dan masyarakat.
Sebuah keluarga tidak akan hidup dalam keterasingan.
Masyarakat terbentuk dari adanya interaksi antar keluarga. Rumah tangga yang
sakinah di dalam tapi justru tidak merasakan ketenangan di luar, jika tidak
memperhatikan hak-hak kerabat dan masyarakat. Dan perlu diingat, hubungan yang
dirasa paling penting antara kerabat adalah hubungan mertua dan menantu. Maka,
jika pemenuhan hak-hak berkerabat dan bermasyarakat terpenuhi, rumah tangga
akan diliputi ketanangan dan rasa persaudaraan.
TARBIYAH YANG BAIK
Konsep berikutnya adalah pendidikan untuk keluarga. Tentunya
pendidikan yang paling sempurna adalah pendidikan berlandaskan islam atau tarbiyah
islamiyah. Tarbiyah islam yang dimaksud,
tentu saja adalah yang telah dipraktekan oleh para generasi awal islam. Karena
mereka adalah orang-orang yang telah terbukti berhasil mencetak genarasi
rabbani yang mumpuni dalam segi akhlak dan akidah. Maka tirulah bagaimana
tarbiyah rasulullah, para sahabat/sahabiyah dan tabiin/tabiut dalam mencetak
pribadi takwa dalam kehidupan keluarganya.
Secara ringkas, tarbiyah ini adalah tarbiyah yang memadukan
antara ilmu dan amal. Yaitu ilmu yang benar dan bermanfaat, serata amal yang
berlandaskan karena ilmu tersebut.
No comments:
Post a Comment