Mereka Bilang Aku Kafir (Kisah Seorang Pelarian NII)

 Judul buku: Mereka Bilang Aku Kafir (Kisah Seorang Pelarian NII)

Penulis: Muhammad Idris

Penerbit: Mizan

Tahun terbit: 2011

Beberapa bulan yang lalu kita dihebohkan oleh berita NII KW-9 yang dipicu oleh berita viral shalat nyeleneh di Ponpes NII Al-Zaitun. Sebenarnya kisruh NII ini sudah ada sejak dahulu. Hanya saja beritanya timbul tenggelam. Yang jelas sedikit diantara masyarakat Indonesia yang paham tentang apa itu NII? Bagaimana ajarannya dan seperti apa gerakan mereka. 

Sebenarnya banyak sekali buku yang membahas tentang NII secara mendalam. Hanya saja, baru kali ini saya menemukan novel yang isinya membedah sisi gelap NII. Novel ini lebih tepat jika disebut memoar karena memang apa yang dinarasikan di dalam buku ini adalah pengalaman sang penulis. Dia menceritakan bagaimana dia bisa masuk ke dalam jamaah NII, apa saja yang dia temukan di sana, bagaimana dia dipengaruhi untuk tetap loyal, bagaimana dia memperoleh kesadaran tentang kekeliruan ajaran NII dan terakhir bagaimana dia keluar dari jerat lingkaran NII. 

Dari novel ini kita bisa mengetahui ajaran Takfiri NII yang menganggap bahwa orang di luar NII KW-9 adalah kafir sehingga jamaahnya dibolehkan untuk menjarah atau bahkan mencuri harta non NII. 

Selain itu, para pejabat 'NII mengeksploitasi bawahannya yang rata-rata hidup di bawah garis kemiskinan dengan kewajiban infak di jalan Allah. Uang infak jama'ah itu digunakan oleh para pemimpin untuk hidup foya-foya. Hal ini bukanlah isapan jempol belaka karena penulis buku ini mengalaminya sendiri. Tidak hanya menyebutkan tentang pengalaman dirinya, sang penulis juga menceritakan kisah-kisah getir di sekelilingnya. Ada anggota NII yang untuk nafkah keluarga dan beli susu anaknya pun morat-marit, tapi tidak pernah absen untuk infak setiap bulannya. 

Yang lebih membuat tercengang adalah pengakuan penulis yang menyebutkan tentang kondisi yang kontras antara jamaah di bawah dan para pemimpin di atas. Para atasan sibuk memperkaya diri dan mengeksploitasi bawahan sementara bawahan semakin terpuruk dengan doktrin sami'na wa atho'na dan jihad di jalan Allah.