Manusia itu makhluk yang memiliki ego. Ego seringkali memiliki kepentingan yang sama dengan harga diri dan kesombongan. Ego ingin mempertahankan apa yang dia anggap benar. Ego ingin mempertahankan harga diri di hadapan lawan, tak peduli dia benar atau salah.
Maka jangan heran jika banyak orang yang mencari pembenaran untuk membenarkan kesalahan yang dia lakukan. Bahkan dalam urusan agama sekalipun. Bahkan satu tindakan yang menentang hukum agama pun bisa 'dihalalkan' dengan menyelewengkan dalil dan memperkosa agama.
Maka dalil-dalil dicatut demi menghalalkan kesalahannya. 'Ini ada dalilnya, kok,' begitulah biasanya mereka beralasan.
Misal, ada orang yang menganggap suap menyuap yang dia lakukan halal dengan alasan itu hanya hadiah. Sementara hadiah halal di dalam islam. Beda antara hadiah dengan suap adalah soal kepentingan yang mendompleng hadiah tersebut. Jika hadiah itu diberikan demi mendapatkan keuntungan atau kepentingan tertentu, maka itulah suap.
Dalam amal ibadah pun tak jauh beda. Kita banyak temukan jargon, 'yang penting niatnya baik,' Tak peduli ibadah itu tidak sesuai dengan tuntunan dari Sang Nabi. Memang, ikhlas itu hal yang penting dari ibadah. Tapi ittiba juga tidak bisa dipisahkan dari ibadah.
Jadi, berhentilah mencari pembenaran. Jika kamu salah akui dengan lapang dada. Dan korbankan egomu. Karena di hari akhir kelak egomu tak lagi berguna
No comments:
Post a Comment