Jika pendapatan per kapita penduduk Indonesia sama dengan negeri-negeri kaya penghasil minyak bumi, mungkin buku mahal tidak menjadi masalah. Tapi, tahu sendiri kan bahwa masyarakat kita tidak doyan buku. Mereka lebih doyan membeli bahan makanan dibandingkan bahan mikir (buku). Lha iya, kalo nggak makan alamat mati kelaparan, kalo nggak baca buku masih tetap bisa hidup.
Jadi kampanye 'gerakan membaca/literasi' itu sangat-sangat percuma jika masyarakat kita masih dalam garis kemiskinan.
Ini adalah tanggungjawab pemerintah dan aktivis literasi. Bagaimana caranya supaya bisa memberikan fasilitas berupa buku 'murah' untuk masyarakat indonesia.
Ada banyak cara.
1. Hapus pajak untuk penulis dan penerbit. Karena bagaimana pun juga, harga buku yang mahal itu karena pajak yang lumayan gede.
2. Berikan subsidi untuk penerbit-penerbit buku untuk menyebarkan buku-buku murah atau bahkan gratis ke sekolah-sekolah negeri sehingga anak negeri bisa mengakses buku-buku berkualitas.
3. Galakan perpustakaan di setiap desa di seluruh Indonesia. Beberapa kota/desa sudah membuktikan kreatifitas dalam mengelola perpustakaan untuk warganya. Yakni dengan mobile library.

No comments:
Post a Comment