13 Oct 2021

JAWABAN TELAK UNTUK PARA HOMOSEKSUAL SUPORTERS



Belakangan ini media ramai memberitakan tentang seorang lelaki gay asal Indonesia yang 'bersuami' orang Jerman. Konon, dia terkenal di tiktok karena selalu membagikan konten joget tiktok dengan pasangan gaynya. Anehnya, banyak sekali orang yang menggemarinya. Tak sedikit pula yang membelanya. Meski banyak juga yang merasa tidak suka dengan hal itu. 



Tak lama setelah itu, viral berita  DC Comic yang membuat karakter Superman, Jon Kent, sebagai biseksual alias suka laki dan sekaligus perempuan.  Di buku komik terbarunya yang rilis November, Jon akan digambarkan sebagai seorang lelaki yang memiliki hubungan sesama jenis dengan sahabatnya, Jay Nakamura. 



Sontak hal itu membuat jagat netizen dunia ramai. Ada yang mendukung, ada yang memperolok. Mereka mempertanyakan bagaimana mungkin komik untuk anak-anak harus disisipi oleh pesan-pesan LGBT? Komentar yang kontra mengatakan bahwa preverensi seksual tidak layak dipertontonkan kepada anak-anak. Anak-anak bisa melihat karakter superhero tanpa perlu tahu orientasi seksualnya. Anak-anak tidak perlu tahu dengan siapa Superman tidur. Maka sudah sangat jelas bahwa DC Comik telah melakukan pencucian otak terhadap jutaan penonton anak-anak. 



Para pendukung homoseksual mengutarakan alasan bahwa preverensi atau pilihan seksual adalah urusan individu yang tidak bisa diintervensi dan dipertanyakan selama tidak merugikan dan dilakukan suka sama suka. Mereka kemudian berkoar bahwa itu adalah bagian dari hak asasi setiap individu.  Tak ada urusannya dengan nilai dan norma yang berlaku.



Tapi ketika kita tanyakan kepada mereka tentang incest (hubungan sedarah), jawaban mereka bertolak belakang. Mereka bilang, incest itu adalah penyimpangan yang tidak bisa dibenarkan. Lho, kok bisa standar ganda begitu? Kenapa terhadap pelaku incest mereka mencela, sementara terhadap pelaku homoseksual mereka tidak? 



Mereka bilang, keduanya berbeda.  Tentu saja keduanya sama dan ada hubungannya. Keduanya sama-sama penyimpangan seksual. Jika orang-orang homoseksual dan para pembela mereka menyebut itu sebagai kebebasan, maka para pelaku incest bisa saja memiliki alasan yang sama jika mereka melakukannya tanpa paksaan dan saling menyukai.  



Mereka bilang, semua karena alasan ilmiah. Incest memiliki resiko kecacatan genetik yang sangat riskan sehingga hal itu sudah layak ditolak. Mereka lupa bahwa homoseksual juga sangat riskan. Data menunjukan bahwa penyebaran virus HIV yang belum ada obatnya itu mayoritas ditemukan pada para pelaku homoseksual. 



Dahulu homoseksual ditolak keras oleh orang-orang barat. Tapi seiring sekularisasi dan liberalisasi, LGBT/homoseksual dilegalkan, bahkan diakui secara hukum pernikahan. Mungkin di masa yang akan datang, pelaku incest juga lambat laun diakui. Bahkan barangkali seseorang melakukan hubungan seks dengan binatang, atau bahkan dengan pohon dan batu sekalipun, akan diakui dengan alasan kebebasan dalam orientasi seksual. LOL



Jadi, tak ada alasan untuk menolak LGBT. Penyimpangan seksual, apa pun itu namanya, adalah keburukan yang harus ditolak.



Join us on telegram t.me/trenislam

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment