Oleh @husni_magz
Menampakan kedermawanan itu baik. Menyembunyikan kedermawanan juga tak kalah baik. Yang tidak baik itu adalah menjadikan kedermawanan terhadap sesama sebagai ajang untuk pansos.
Menampakan kedermawanan untuk memotivasi orang lain supaya melakukan hal yang sama adalah sangat terpuji. Yang tidak terpuji itu adalah ketika niatan kebaikan itu kemudian diiringi oleh rasa jumawa dan keinginan untuk meninggikan nama demi puja dan puji.
Ada yang bilang kalau menampakan sedekah itu dilakukan untuk kebaikan juga. Katanya, dengan menampakan kedermawanan, diharapkan orang-orang termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Secara tidak langsung menjadi kampanye berbagi terhadap sesama.
Maka tak heran jika banyak kita temukan para Youtuber yang berlomba membuat konten-konten kedermawanan terhadap sesama. Seperti berbagi sembako, menolong orang yang kesusahan, mengurus orang sakit jiwa dan mempertemukannya dengan sang keluarga, memborong makanan pedagang kecil, hingga memberi uang tunai kepada peminta-minta.
Dan tentu banyak para penonton yang terenyuh. Mengagumi sekaligus terinspirasi. Apalagi jika kemudian air mata itu mengalir dari si tertolong, pun mata berkaca-kaca nampak dari sang penolong yang disorot kamera. Sungguh sangat menguras segenap haru yang menyeruak di hati orang-orang yang punya nurani.
Kita tidak bisa kemudian menghakimi para youtuber itu melakukan kedermawanan demi konten, demi uang dan demi ketenaran. Bisa saja mereka melakukannya ikhlas lillah, menyorotnya dengan kamera hanya sebagai bentuk motivasi dan inspirasi untuk sesama. Hati orang tidaklah tahu. Hanya Allah saja yang tahu.
Hanya saja, beberapa waktu belakangan ini viral berita seorang Youtuber yang marah-marah kepada seorang kakek tua yang membuntutinya dan memaksanya untuk ‘memberikan kedermawanannya.’
Maka geramlah orang-orang. Ada yang bilang si Youtuber tidak sopan karena telah mencaci maki habis-habisan si lelaki tua yang seumuran dengan orangtuanya.
Ada yang bilang si Youtuber itu konyol. Bagaimana mungkin pengemis dan orang susah di seberang lautan dicari, sementara pengemis yang datang dengan sendirinya diusir bak anjing kurap. Ada yang bilang, tidak pantas seseorang menghardik orang lain di keramaian, dipertontonkan. Kemudian ada yang menyitir ayat, “dan kepada peminta-minta, janganlah kau menghardiknya.”
Ada yang bilang, si Youtuber ketahuan rasa tidak ikhlasnya dalam berbagi selama ini. Jika dia bisa ikhlas berbagi kepada orang kesusahan yang dia cari dan dia temukan, kenapa dia harus marah pada mereka yang datang sendiri untuk meminta belas kasihan. Mungkin orang tahu itu si fulan ini yang suka bagi-bagi. Mungkin orang itu tahu bahwa si fulan ini dermawan. Tapi nyatanya...ah, sudahlah.
Terlepas dari keramaian itu, marilah kita kembali berontrospeksi, bertanya kepada diri kita masing-masing.
Sudahkah kita cukup dermawan kepada sesama?
Sudahkah kita ikhlas dalam membantu sesama?
Join us on telegram t.me/trenislam

No comments:
Post a Comment