18 Feb 2021

MENYOAL BUKU TERJEMAHAN

 MENYOAL BUKU TERJEMAHAN

Saat itu, dengan antusias saya mulai membuka halaman pertama sebuah buku terjemahan non-fiksi yang saya beli dari market place. Jika dilihat dari judulnya yang mengundang, eye catching dan ditambah cover yang cantik, saya punya ekspektasi besar bahwa buku tersebut benar-benar sangat saya butuhkan dan memiliki faidah yang besar untuk hidup saya.

Dengan ditemani secangkir kopi susu, sebungkus cemilan dan sealbum nasyid, saya pun mulai mengawali petualangan ilmiah saya. Satu halaman, dua halaman saya belum menemukan inti dari apa yang saya baca, halaman-halaman berikutnya kening saya berkerut, kemudian beberapa lembar sebelum tamat bab pertama, saya benar-benar mengernyit.

Satu bab telah usai. Saya menutup buku sembari menatap langit-langit kontrakan saya dimana sepasang cecak tengah diamuk birahi (baca: kawin- ini cecak nggak sopan betul sih).

Lupakan tentang si cecak yang tak tahu sopan santun, saya hanya bertanya-tanya di dalam hati, "Barusan gue abis baca apa ya? Kok nggak paham?" Apa gue yang beg* atau memang ada yang salah dengan bukunya?

Pernah nggak sih kamu merasakan hal yang sama? Dimana kamu sudah membaca sebuah buku, tapi kamu benar-benar tidak paham apa yang ditulis oleh si penulis buku tersebut. Atau paling tidak, kamu memang memahaminya, tapi tidak maksimal. Banyak bagian yang tidak bisa kamu pahami.  Dan rata-rata, saya mengalami lack of information ini ketika membaca buku-buku terjemah. Sementara ketika saya membaca buku (fiksi/non-fiksi) yang ditulis oleh penulis lokal, saya memahaminya dengan maksimal.

Menurut pengamatan saya, ada beberapa hal yang melatari alasan kenapa buku terjemahan tidak bisa kita nikmati.

Pertama, penerjemah menerjamahkan buku tersebut secara leterlek sehingga kualitas alih bahasa tidak bisa dinikmati oleh para pembaca dari bahasa lain. Terkadang, ada keterbatasn untuk menerjamahkan.

Kedua, mungkin apa yang ditulis si penulis berdasar pengalaman, budaya dan hal-hal yang tidak familiar dengan keadaan dan kondisi dari pembaca di negara atau budaya lain. Saya pernah membaca sebuah buku yang memuat sebuah joke yang saya pikir itu bukan joke. Saya sendiri tidak tertawa ketika membacanya.

Dan yang ketiga...silakan tambahkan sendiri menurut pendapatmu.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment