(1)
Tokoh Syiah Indonesia, Jalaludin Rakhmat telah meninggal dunia. Umat muslim menyikapinya dengan respon yang terbelah. Sebagian berbelasungkawa, sebagian bersukacita dengan alasan beliau sebagai tokoh aliran sesat yang tidak layak untuk dihormati.
Sementara, dalam perjalanan dan eksistensi ummat syiah di Indonesia itu sendiri, sering terjadi pergesekan dan aksi sektarian yang terjadi. Salahsatunya adalah kasus sampang dan kasus-kasus lainnya yang pernah terjadi. Sementara untuk kasus sampang sendiri, ummat syiah sampang telah kembali ke pangkuan ahlus sunnah beberapa waktu yang lalu dengan disaksikan oleh para punggawa MUI Jatim.
Pergesekan antara sunni-syiah bukan diskriminasi mayoritas terhadap minoritas, tapi berangkat dari percik api yang ditimbulkan syiah itu sendiri. Syiah berani menghina para sahabat nabi yang mulia dan istri Rasulullah saw, Aisyah RA. Maka, adalah hal yang wajar jika sunni merasa tersinggung dan melakukan bentuk-bentuk 'anarkisme'.
Sementara, kita disuguhkan oleh fakta yang diolah seakan-akan mereka minoritas yang terdzalimi. Mereka tidak akan pernah terdzalimi jika mereka tidak berani menghina dan menghinjak-injak figur sunni. Sementara, kita lihat apa yang terjadi ketika syiah sudah menjadi mayoritas. Yaman bergolak, Suriah bergolak, Libanon dan Irak bergolak. Semua terjadi karena intervensi syiah terhadap ummat sunni. Semua disetir oleh Iran dan semua syiah menginduk ke Iran.
(2)
Banyak kasus kekejaman syiah terjadi dalam pentas sejarah hingga pada peristiwa kontemporer seperti sekarang ini. Adapun, untuk kasus-kasus aksi sektarian dan anarkis syiah di pentas sejarah, kita bisa membacanya di literatur-litetaratur sejarah tentang Syiah Qaramitah, Syiah Fatimiyah, Daulah Safawid dan Asy-Syasyiyin.
Adapun, sekarang mari kita fokus pada kekejaman syiah di masa kontemporer dari yang terbaru.
Pertama, dukungan syiah Iran dan milisi syiah hizbullah terhadap rezim Assad yang telah membantai ratusan ribu ummat islam sunni di Suriah. Ini terdokumentasikan dengan jelas dan telah dikritik oleh para pegiat HAM. Dukungan syiah Iran terhadap kekejaman rezim Assad masih berlangsung hingga sekarang.
Kedua, pembantaian para pelajar sunni di Ma'had dar al-Hadits Dammaj Yaman pada tahun 2011 silam
Ketiga, diskriminasi syiah Iran terhadap minoritas sunni di negaranya. Laporan menyebutkan bahwa kaum sunni tidak bisa mendapatkan posisi yang srategis di posisi pemerintahan dan militer. Disaat yang sama, masjid sunni sangat dibatasi. Sementara umat syiah yang convert ke sunni akan mendapatkan tekananan dari rezim Iran.
Ketiga, haji berdarah” tahun 1987, di mana terjadi bentrok aparat keamanan Arab Saudi dengan para demonstran asal Iran. (Menurut catatan, kasus ini telah menelan korban 401 orang. Di antaranya adalah 275 warga Iran, 85 warga Arab Saudi, dan 42 jemaah haji asal negara lain

No comments:
Post a Comment