Setan menginginkan dua hal dari kita ketika kita telah
melakukan dosa. Yang pertama, dia tidak ingin kita bertaubat. Oleh karena
itulah setan selalu menggoda manusia untuk berleha-leha, menyepelekan taubat
dan menunda-nundanya. Dia membisikan kepada kita, “Masih ada hari esok untuk
bertaubat.”
Yang kedua, jika setan gagal pada jerat yang pertama, dalam
arti kita bertaubat kepada Allah atas dosa yang kita lakukan, maka setan
membuat kita berpikir bahwa pertobatan kita tidak diterima.
Mana yang lebih buruk, antara yang pertama dan yang kedua? Jelas
kedua-duanya buruk. Akan tetapi jauh lebih buruk yang kedua, karena ketika kita
menganggap Allah subhanahu wata'ala tidak lagi mengampuni dosa hambanya, maka
itu penghinaan kepada Allah subhanahu wata'ala. Padahal Allah at-Tawwab, yang
menerima tobat hamba-Nya.
Allah subhanahu wata'ala berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا
عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (Quran 39:53)
Jadi, ketika Allah berfirman, “Jangan pernah kehilangan
harapan dari rahmat-Ku,” dan kita menganggap Allah tak lagi memiliki rahmat
untuk kita, maka kita telah
menghina-Nya. Naudzubillahi mindzalik.
Coba saja anda pikirkan, ketika seseorang telah memaafkan
kesalahan yang kita lakukan kita tidak menganggapnya telah memaafkan kita. Orang
itu mengatakan kepada kita, “Saya telah memaafkan Anda,” dan kita berkata
kepadanya, “Saya tidak berpikir Anda memaafkan saya. Mustahil anda memaafkan
saya.” Apa yang akan dia rasakan? Jelas dia akan marah karena telah
disepelekan, dan kita dicap sebagai seorang yang tak tahu diri.
Bagaimana mungkin kita bisa berpikir tentang Allah seperti
itu? Jadi saya ingin mengoreksi persepsi semua orang dari kita. Ingat, Allah
memaafkan apa pun yang kita lakukan. Dia akan mengampuni kita ketika kita
bertobat. Jangan biarkan setan menguasai
kita.
Sebelum menutup artikel ini, marilah kita simak hadits qudsi
yang satu ini,
قَالَ
اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَـى : يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ
غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ ،
Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya
selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni
dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli.
يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ
السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ ،
Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli.
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ
الْأَرْضِ خَطَايَا ، ثُمَّ لَقِيتَنيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا ، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا
مَغْفِرَةً
Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].
Menyembunyikan Dosa Berpeluang Diampuni
Tiap orang punya dosa. Di antara mereka ada yang malu
sehingga menyembunyikan dosanya, tidak dibeberkan kepada manusia. Yang lain
dengan bangga diceritakan kepada orang lain untuk tujuan bercanda atau lainnya.
Maka orang yang menyembunyikan dosanya, berpeluang diampuni
oleh Allah subhanahu wata'ala. Karena dia malu atas dosanya dan dia tidak
bangga dengan dosa yang dilakukannya. Adakah orang yang bangga dengan
dosa-dosanya? Ada. bukan hanya sekedar bangga, mereka memamerkan, mempromosikan
dan menyanjung orang yang mengikuti jejaknya dalam kemaksiatan.
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi
wasallam bersabda,
«كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا المُجَاهِرِينَ،
وَإِنَّ مِنَ المُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا، ثُمَّ يُصْبِحَ
وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ، فَيَقُولَ: يَا فُلاَنُ، عَمِلْتُ البَارِحَةَ كَذَا
وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ»
Semua ummatku dimaafkan kecuali mujahirin (menyebarkan aib
dosanya). Termasuk mujahirin adalah seorang berbuat sesuatu di waktu malam,
kemudian di waktu pagi ditutup oleh Allah tiba-tiba ia berkata, ‘Hai Fulan aku
semalam telah berbuat ini dan itu.’ Di malam hari Rabb-nya telah menutupinya
tetapi di pagi hari ia justru menyingkap apa yang ditutup Allah itu.” (HR.
Al-Bukhari no. 6069 dan Muslim no. 2990)
Di dalam riwayat Imam Bukhori no 2441 dan Muslim no. 2768 juga isebutkan
bahwa sesungguhnya Allah akan mendatangkan orang beriman untuk mendekat
kepada-Nya. Lalu Allah menempatkannya di suatu tempat yang terjaga dan
tertutup.
Dia berfirman, ‘Apakah kamu ingat dosa ini? Apakah kamu
ingat dosa ini?’
Maka hamba itu menjawab, ‘Ya, saya telah melakukannya.’
Sehingga tatkala Allah subhanahu wata'ala membuatnya
mengakui semua dosa-dosanya dan orang itu yakin akan binasa karena dosanya yang
banyak, Allah berfirman, ‘Aku telah menutupinya untukmu di dunia, dan Aku pun
mengampuninya untukmu pada hari ini.’
Lalu Allah memberikan buku kebaikannya. Adapun terhadap orang
kafir dan munafiq para saksi (Malaikat) akan berseru, ‘Mereka inilah
orang-orang yang mendustakan Rabb mereka. Ketahuilah laknat Allah atas
orang-orang zhalim (kafir, musyrik, dan munafiq)


No comments:
Post a Comment