28 Jan 2018

Kisah Seorang Penebang Kayu

Dikisahkan, ada seorang penebang kayu yang sangat kuat meminta pekerjaan kepada pedagang kayu dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Bayarannya pun lumayan besar. Karena alasan tersebut, penebang kayu bertekad untuk melakukan yang terbaik.

Bosnya memberinya kapak dan menunjukkan kepadanya daerah di mana dia harus bekerja.

Hari pertama, penebang kayu membawa 18 pohon.

"Selamat," kata bos itu. "Hasil kerjamu sungguh luar biasa. Semoga hasil bagus ini bisa dipertahankan!"

Si penebang sangat termotivasi oleh kata-kata si bos. Oleh karena itulah si penebang kayu berusaha lebih keras keesokan harinya, tapi dia hanya bisa membawa 15 pohon.

Hari ketiga ia berusaha lebih keras lagi, tapi ia hanya bisa membawa 10 pohon. Hari demi hari dia membawa lebih sedikit pohon.

"Saya pasti kehilangan kekuatan saya", pikir si penebang kayu. Dia mendatangi bos dan meminta maaf, mengatakan bahwa dia tidak dapat mengerti apa yang sedang terjadi.

"Kapan terakhir kali Anda mengasah kapak Anda?" Tanya bos itu.

"Mengasah? Aku tidak punya waktu untuk mengasah kapakku. Saya telah sangat sibuk mencoba untuk memotong pohon. "

Pesan moral:

Hidup kita persis seperti si penebang kayu dalam ilustrasi kisah di atas. Terkadang kita sibuk sekali sehingga kita tidak meluangkan waktu untuk mengasah "kapak" yang kita miliki. Di dunia sekarang ini, nampaknya semua orang lebih sibuk dari sebelumnya, tapi kurang bahagia sebagaimana yang diharapkan.

Mengapa demikian? Mungkinkah kita lupa bagaimana mempertahankan “kapak” supaya tetap “tajam”? Tidak ada yang salah dengan aktivitas dan kerja keras. Tapi kita seharusnya tidak terlalu sibuk sehingga kita mengabaikan hal-hal yang benar-benar penting dalam kehidupan, seperti kehidupan pribadi kita, meluangkan waktu untuk Pencipta kita, memberi lebih banyak waktu untuk keluarga kita, meluangkan waktu untuk membaca dan kegiatan lain yang bisa “mengasah” jiwa kita dari “ketumpulan”

Kita semua butuh waktu untuk bersantai, berpikir dan beribadah, belajar dan bertumbuh. Jika kita tidak meluangkan waktu untuk mengasah "kapak", kita akan menjadi kusam, tumpul dan kehilangan keefektifan kita.


Diterjemahkan dari The 7 Habits of Highly Effective People oleh  Stephen Covey
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment