17 Jan 2018

Kisah Dalam Pesawat; Berpakaian Seronok Tapi Ingat Shalat?

Syaikh Muhammad Al ‘Arifi menceritakan bahwa saat itu beliau bersama salah seorang syaikh yang sering mengisi di salah satu televisi di Arab Saudi dalam sebuah perjalanan pesawat. Selama perjalanan, beliau berdua duduk saling bersebelahan satu sama lain. Kemudian di sebelah kursi beliau duduk seorang lelaki warga Inggris dan di sebelahnya lagi duduk seorang wanita yang juga warga negara Inggris. Syaikh menceritakan bahwasannya wanita tadi sedang membaca buku berbahasa Inggris dan ia mengenakan pakaian yang seronok. Syaikh berasumsi bahwa si wanita tadi mungkin istri, pacar, atau saudari dari lelaki di sebelahnya. Selama perjalanan Syaikh Muhammad Al ‘Arifi membaca buku dengan sesekali mengobrol dengan rekan syaikh tadi.

Suatu ketika saat matahari sudah terbenam, Syaikh ‘Arifi berkata kepada rekannya,”Wahai Abu Abdallah apakah kita shalat di sini saja? Atau nanti sesampainya di tujuan?”

Rekan beliau menjawab ,”Nanti saja, masih ada waktu dua jam untuk shalat maghrib, kita shalat di Riyadh saja”.

“Baiklah”, sahut Syaikh ‘Arifi menjawab sambil kembali melanjutkan membaca buku.

Pada saat itu, tiba-tiba wanita tadi berdiri kemudian membuka bagasi pesawat, mengambil tas, lalu mengeluarkan abaya dan kerudungnya dari tas tersebut lalu memakainya untuk shalat maghrib. Syaikh lalu mengatakan bahwa padahal baju yang dipakai sebelumnya seronok.

Melihat kejadian tadi Syaikh kemudian bersyahadat dan Abu Abdallah berkata,”Lihat, dia sedang shalat”. Syaikh menjawab,”Ya, memang!”

“Seharusnya kita malu, kita begini, sementara wanita itu sedang shalat di pesawat. Ayo bangun, kita shalat”, ajak beliau kepada rekannya.

Saat beliau berdua hendak shalat, wanita tadi telah selesai menunaikan shalatnya lalu meletakkan kembali kerudung dan abayanya. Syaikh berkata kepada wanita tadi (dengan tanpa memandang), “Barakallaahu fiiki, semoga Allah membalas kebaikanmu”.

“Saya sangat bersyukur anda telah menunaikan shalat, semoga Allah membalasmu”, lanjut Syaikh ‘Arifi.

Lalu beliau melanjutkan nasihatnya ,”Ini menandakan adanya iman dan kebaikan darimu. Akan lebih baik lagi Ya Ukhti, anda meningkatkan lagi kebaikan ini dengan tetap memakai abayamu, itu akan lebih baik untukmu”.

Si wanita menjawab,”Semoga Allah membalas kebaikan anda. Tolong doakan saya.” Setelah itu kemudian Syaikh pergi meninggalkannya.

Dalam kisah tersebut, Syaikh ‘Arifi kemudian menjelaskan tentang hikmah dibalik kejadian tadi. Walaupun dihadapan kita terlihat sebagai sesuatu yang melanggar atau perbuatan maksiat maka ketahuilah, bahwa masih ada bibit-bibit kebaikan dalam diri seseorang.

Mungkin pada dasarnya keburukan seseorang sebesar 90 persen, namun ia masih memiliki 10 persen kebaikan dalam dirinya. Dan dengan kebaikan yang dilakukannya maka tambahlah kebaikan orang tadi menjadi 50 persen atau bahkan lebih.

Janganlah kita gampang memvonis seseorang karena kemaksiatan yang dia lakukan. “Kamu ini orang ahli maksiat! Kamu ini fasik!”

Kebaikan yang masih ada dalam dirinya, mudah-mudahan Allah subhanahu wata'ala tambah lewat dakwah dan nasihat kita. Jadi, taka da alasan untuk memvonis dan mencela. Yang ada alasan untuk berdakwah dan mengingatkan.


Kita memohon kepada Allah agar Dia senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semua. 
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment