11 Oct 2018

Titik Tolak Perubahan


Terkadang Allah subhanahu wata'ala memberikan hukuman tunai di dunia supaya sang hamba mengingat dosanya. Kemudian kembali kepada Allah subhanahu wata'ala. Allah ingin mereka kembali ke jalur yang benar, sehingga Allah langsung menurunkan hukuman saat itu juga.

Kita mengenal orang-orang yang melakukan dosa, kemudian dosa itu ketahuan oleh orang lain. Hingga tersiar di masyarakat tentang keburukannya. Pada akhirnya, nama baiknya tercemar. Dia dicemooh dan mendapatkan banyak ejekan dari masyarakat.

Di titik itu ada sebagian orang yang menangis. Tergetar hatinya untuk menginsyafi kesalahan dan akhirnya bertobat kepada Allah setelah rasa malu menenggelamkannya. Setelah harga dirinya jatuh sejatuh-jatuhnya. Seakan-akan dia sudah tidak memiliki martabat lagi. Ia menjadi manusia terbuang di dalam komunitasnya. Para pencaci tiba-tiba bermunculan di hadapannya dan di semua media.

Kondisi ini memunculkan kesadaran si pelaku dosa bahwa ia harus mencari sosok yang mau mendengarnya. Ia mencari sosok yang masih mau menerima dan memperhatikannya. Sehingga ia tak punya harapan lain kecuali mendekat sedekat mungkin kepada yang masih mau didekati, Allah subhanahu wata'ala.

Kita mungkin pernah melihat beberapa orang yang kelakuan bejatnya terbongkar tiba-tiba menjadi sosok  manusia yang lebih saleh daripada orang yang dulu menghinanya. Nah, salah satunya kita akan belajar dari seorang perempuan yang taubat setelah mendekam di penjara karena kasus korupsi. Demi nama baiknya, kita sebut saja dia fulanah.

Penjara telah menjadi titik tolak perubahan bagi sosok Fulanah. Kasus Korupsi telah mengirimnya ke tempat paling terhina di muka bumi. Yakni jeruji besi. Tapi ternyata bagi fulanah, penjara bukan tempat hukuman, tapi menjadi tempat yang membuat dirinya sadar dan kembali kepada Allah subhanahu wata'ala. Fulanah kembali sadar bahwa dia telah berlumpur dosa dengan korupsi yang telah dia lakukan.

Selama hari-harinya di penjara, Fulanah mencoba menghafal al-quran hingga selepas menjalani hukuman selama 6 tahun penjara, dia sudah hafal 15 Juz al-quran.

Sekarang mari kita bertanya kepada diri kita. Sudah berapa juz al-quran yang telah kita hafal? Atau jangan-jangan kita kalah oleh seorang mantan koruptor yang mencoba memperbaiki kehidupannya?
Tidak hanya itu saja, fulanah pun mengajar ngaji para warga binaan di dalam penjara. Dan dia juga memutuskan untuk memakai hijab sebagai penanda perubahannya.

Ya, Allah menghinakan fulanah sehina-hinanya, setelah itu Allah subhanahu wata'ala pula yang mengangkat derajatnya. Itu karena pilihan fulanah untuk kembali kepada Rabbnya.

Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah taubat fulanah

Pertama, Jangan sombong atas amal amal sholeh kita hari ini. Merasa diri lebih baik dari oranglain. Padahal Allah sedang menutup aib aib kita. Bahkan kita tidak tahu, apakah Allah menerima amal kita atau tidak.

Kedua, ketika kita melihat seorang pendosa, maka jangan buru-buru menyimpulkan bahwa kita lebih mulia dari mereka. Jangan buru-buru mencap mereka sebagai penduduk neraka. Karena kita tidak pernah tahu apakah mereka taubat dari dosanya atau tidak. Karena ada hamba yang dimasukan ke dalam surga karena dosa yang ditaubati, dan ada orang yang masuk neraka karena amal yang dia banggakan.

Ketiga, jika kita melihat para pendosa, maka doakanlan supaya Allah memberi hidayah kepada mereka.  Ya Allah, lindungi hamba, keluarga, teman-teman, saudara-saudara hamba agar tak terjerumus dalam nista seperti itu. Dan semoga Engkau buka pintu hidayah bagi mereka.”

Semoga ketika kita melihat orang lain yang kelakuan buruknya terbongkar, tiba-tiba terbersit dalam hati kita kalimat, “ah, mungkin saja dosa saya lebih besar dari dia. Mungkin saja Allah lebih murka kepada saya daripada kepada dia. Jangan pernah sekali pun merasa lebih suci di hadapan Allah subhanahu wata'ala.

Semoga menginspirasi

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment