Dikisahkan, ada seorang lelaki yang memancing di sebuah
kolam. Setelah sekian lama memancing, lelaki itu tidak mendapatkan satu ekor
ikan pun. Dia sudah hampir dua kali mendapatkan ikan, tapi ternyata ikan itu
kembali lepas dari mata kail ketika dia menyentak dan mengangkatnya.
Akhirnya pemancing itu pun punya trik. Ketika ada ikan yang
memakan umpannya, dia tidak langsung menyentak pancingnya. Justru pemancing itu
membiarkan ikan itu terlebih dahulu menyentuh mata kailnya. Kemudian setelah
itu dia mengulur senarnya.
Saat kali beserta umpannya dimakan ikan, senar terus diulur
hingga akhirnya mata kail masuk ke dalam mulut ikan dan mata kail itu
tersangkut di mulut ikan. Setelah dia cukup yakin bahwa mata kail itu
menyangkut di mulut ikan, serta merta dia menyentak dengan keras kailnya hingga
ikan pun terangkat dan mengelepas.
Cerita tersebut adalah analogi atau perumpamaan dari
istidraj. apa itu istidraj? istidraj adalah ketika seseorang semakin jauh dari
Allah subhanahu wata'ala, tapi dia merasakan kenikmatan dan berbagai kemudahan
semakin melimpah. Sehingga dia semakin terlena dengan kemaksiatan dengan
dosa-dosa yang selalu dilakukan. Semakin banyak nikmat dan kemudahan itu
diterima, semakin dia menjadi-jadi dengan dosanya. Hingga pada waktunya, Allah
subhanahu wata'ala akan mencabut semua kenikmatan itu, bahkan mencabut nyawanya
dalam keadaan tidak memiliki keimanan dan berlumpur dosa. itulah istidraj.
Dalam cerita tadi, kita diumpamakan ikan di kolam. Dan umpan
di kail itu diumpamakan dosa yang kita lakukan, kemudian senar pancing
diumpamakan sebagai istidraj dari Allah subhanahu wata'ala.
Ketika ikan sudah memutuskan untuk memakan umpan di mata
kail, maka disitulah ikan telah menempatkan dirinya dalam bahaya. Pun kita,
ketika kita memutuskan untuk melakukan dosa dan kemaksiatan, disitulah kita
seakan mengorbankan diri kita pada penderitaan. Setelah kita semakin terlena
dengan dosa, Allah mengulurkan berbagai macam kenikmatan dan kemudahan kepada
kita sehingga kita benar-benar tidak sadar bahwa suatu saat nanti bisa saja
Allah mencabut nyawa kita ditengah gelimang kemewahan dan kenikmatan yang
membuat kita sombong dan jumawa.
Ikan ditarik setelah dia berputar-putar dengan senar pangcing
yang diulur. Dan seseorang pada akhirnya ditarik oleh Allah subhanahu wata'ala
dengan keadaan tidak siap. Dia tidak siap untuk mengakhiri hidupnya dalam
keadaan kotor penuh dosa. sementara kemewahan, kenikmatan dan kelezatan harta,
wanita, kendaraan, kekayaan dan berbagai perhiasannya meninggalkan dia di
belakang.
Sebelum mengakhirinya, mari kita simak sebuah hadits
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam yang artinya,
“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari perkara dunia
yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka
ketahuilah bahwa hal itu adalah istidraj yakni jebakan berupa nikmat yang
disegerakan dari Allah.”
Hadits riwayat Imam Ahmad
Oleh karena itu hendaknya kita berdoa kepada Allah subhanahu
wata'ala supaya Allah subhanahu wata'ala memberi kita kekuatan iman, dan semoga
Allah memberi keistiqomahan kepada kita di jalan kebaikan dan jalan shirotol
mustaqim.
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment