“Dalam hati yang bahagia; loyalitas, integritas, dan rasa tanggung jawab merupakan realitas yang mengalir bersama proses kerja.”~Djajendra
Apakah kebahagiaan berpengaruh terhadap produktivitas? Well,
sebenarnya sih produktifitas bisa meningkat dan berkembang karena banyak
faktor. Tapi kebahagiaan bisa menjadi satu diantara beberapa faktor
meningkatnya produktifitas seseorang.
Saya berani mengatakan hal ini karena saya sendiri pernah
merasakannya. Saya pernah bekerja di sebuah yayasan sebagai seorang fundraising
yang menuntut saya untuk menjaring para donator. Semua hal saya lakukan dengan
menyebar kotak infak di restoran dan warung makan hingga door to door
menawarkan voucher bantuan untuk yayasan. Dan yang lebih baik dari semua itu
adalah menjadi telemarketing yang selalu menawarkan program-program yayasan
kepada para donatur.
Jujur, saya memang
merasa bahagia karena bisa berkontribusi untuk keberlangsungan yayasan tersebut.
Akan tetapi saya tidak menyukai jenis pekerjaan saya. Meskipun sang pimpinan
selalu memotivasi kami tentang pentingnya loyalitas dan keikhlasan dalam
bekerja.
Saya masih ingat apa yang dikatakan pimpinan demi memberi
motivasi dan semangat kepada kami semua.
‘Jangan pedulikan dimana kamu ditempatkan. Tidak takut jika
ditunjuk untuk berada di front terdepan, dan tidak berkecil hati ketika
ditempatkan di barisan belakang.’
Akhirnya, dengan sabar dan mencoba untuk mengikhlaskan hati,
saya menjalani pekerjaan saya sebagai fundraising.
Hingga pada akhirnya saya harus dimutasi karena memiliki
tugas baru di divisi dan yayasan baru. Saya bekerja sebagai tim kreatif di
rumah produksi islami untuk menyediakan konten-konten audio radio islam. Saya bergabung
dalam tim naskah rumah produksi tersebut. Saya berpikir bahwa inilah
keberuntungan saya. Selama ini saya menyadari bahwa potensi dan hobi saya ada
di bidang literasi dan tulis menulis.
Maka saya pun memulai hari-hari saya dengan perasaan yang
bahagia. Saya juga bisa membedakan dan mengukur sejauh mana produktifitas saya
selama bekerja. Saya bahagia dengan pekerjaan saya dan itu berarti saya
memiliki produktifitas yang tinggi karena kebahagiaan saya dalam bekerja.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan karyawan
memang meningkatkan produktivitas kerja.
Sebuah studi yang dilakukan para ekonom di University of
Warwick menemukan bahwa kebahagiaan menghasilkan kenaikan produktivitas sebesar
12%. Sedangkan pekerja yang tidak bahagia terbukti 10% kurang produktif. Tim
peneliti menemukan bahwa kebahagiaan manusia memiliki efek kausalitas yang
besar dan positif terhadap produktivitas. Inti dari penelitian tersebut adalah
emosi positif dapat meningkatkan semangat kerja.
Data lain menunjukkan bahwa karyawan yang bahagia, 10 kali
lebih sedikit sakit daripada karyawan yang tidak bahagia. Sedangkan para sales
yang bahagia menghasilkan penjualan 37% lebih besar.
Setidaknya ada tiga aspek penting yang diyakini para ahli
akan dapat melejitkan produktivitas dalam bekerja. Ketiga hal tersebut yaitu:
passion, creativity dan collaboration. Renjana atau gairah, kreatifitas dan
kolaborasi atau kerja tim.
Seringkali kreatifitas dan kerja tim yang baik muncul karena
adanya rasa cinta atau passion terhadap pekerjaan yang dijalani. Kecil kemungkinan
seseorang akan melahirkan kreatifitas dan kerja tim yang bagus jika dia tidak
mencintai pekerjaannya. Oleh karena itulah faktor passion di sini memiliki
peran yang cukup signifikan dalam produktifitas di dunia kerja.
Passion pun bisa dimunculkan dengan memberikan motivasi,
arahan yang baik serta dukungan dari pimpinan korporasi kepada anak buah. Karena
tidak selalu passion itu muncul karena kecenderungan, tapi juga didukung oleh
faktor lain seperti dukungan, arahan yang baik dan gaji yang cukup.
Shakun Khanna ahli Human Capital Management meyakini
pentingnya Passion dalam dunia kerja. Dalam artikelnya berjudul “Leveraging
Passion at Work” ia mengatakan, “Bagi sebuah organisasi, memiliki banyak
karyawan yang bahagia dan bergairah dalam pekerjaannya sangat penting. Karyawan
yang memiliki energi positif yang besar adalah orang-orang yang fokus dan tidak pernah ragu untuk bekerja
ekstra.”
Begitulah yang saya rasakan ketika pekerjaan yang saya
jalani sesuai dengan passion saya. Tidak ada beban dan tidak ada keterpaksaan. Ya
meskipun kadang-kadang beban itu muncul, tapi saya berusaha untuk tidak
memikirkannya. Toh lebih banyak enaknya ketimbang tidak enaknya.
Kebahagiaan di tempat kerja tidak melulu karena faktor
passion. Kebahagiaan bisa juga timbul karena suasana kerja yang demokratis,
terbuka dan saling mendukung satu sama lain. Sehingga seseorang bekerja dengan
etos yang tinggi karena adanya kesolidan diantara teman kerja dan pimpinan. Selain
itu, kebahagiaan di tempat kerja juga bisa muncul karena adanya pemimpin yang
pengertian terhadap kebutuhan dan kemampuan anak buahnya.
Faktor lainnya yang harus menjadi pertimbangan adalah gaji
yang layak dan adanya waktu rehat dan refreshing bagi para pekerja. Dan sepertinya
secara tidak langsung hal ini berhubungan dengan kebijakan pemimpin.
Oleh karena itu, menjadi kewajiban bersama untuk menciptakan
atmosfir kebahagiaan di tempat kerja. Kebahagiaan berpengaruh bukan saja bagi
produktivitas individu namun juga kinerja korporasi secara keseluruhan sehingga
keberlangsungan perusahaan dapat terjaga bahkan diharapkan terus mengalami
peningkatan.
Perusahaan-perusahaan yang hebat selalu berinvestasi dalam
proses untuk menghasilkan karyawan bahagia. Mereka tidak hanya memikirkan
bagaimana supaya para karyawan lebih produktif, tapi juga memikirkan bagaimana
supaya karyawan merasa bahagia dan menikmati pekerjaannya. Karena kebahagiaan
memiliki pengaruh terhadap produktifitas. Sebaliknya, karyawan yang tidak
bahagia tidak bisa diharapkan untuk membawa kemajuan bagi perusahaan. Karyawan
yang tidak bahagia mudah stres, sulit fokus, membawa banyak masalah ke tempat
kerja, tidak mampu membedakan persoalan kerja dan persoalan pribadi, selalu
negatif, dan tidak produktif.
Karyawan bahagia memiliki komitmen dan keikhlasan dalam
bekerja. Komitmen melahirkan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan dan
keikhlasan dalam menjalani pekerjaannya. Intinya, kombinasi dari komitmen dan
keikhlasan menjadikan karyawan mampu memberikan keunggulan kompetitif kepada
perusahaan, sehingga perusahaan mampu tampil kuat dan unggul.
No comments:
Post a Comment