29 Oct 2018

Hubungan Antara Kebahagiaan dan Umur Panjang


Percayakah kamu jiwa kebahagiaan bisa mempengaruhi umur seseorang. Semakin kamu merasa bahagia, maka bisa dipastikan kamu memiliki peluang untuk berumur panjang. Oke, mungkin kamu akan protes dengan pernyataan saya ini. Kita tahu bahwa umur itu adalah misteri yang hanya Allah subhanahu wata'ala yang Tahu. Kita juga tahu bahwa yang menentukan usia kita adalah Allah Sang Pencipta.

Akan tetapi, ada hukum sebab akibat. Sebagaimana kita tahu bahwa kita tidak mungkin memaklumi orang yang bunuh diri dengan alasan itu sudah takdirnya. Ya, memang dia ditakdirkan meninggal karena membunuh dirinya sendiri. malaikat maut menjemput nyawanya tersebab dia menyayat nadinya atau menyerahkan diri di depan kereta api yang melesat kencang.

Tapi tentu saja antara takdir, usaha dan pilihan berkelindan secara bersamaan. Begitu juga saat ini, ketika saya berbicara antara hubungan kebahagiaan dan umur yang panjang, maka saya tekankan kita berpeluang memiliki umur yang panjang karena kebahagiaan, dan ini adalah takdir yang tidak lepas dari hukum kausalitas.

Seorang ilmuwan bernama Ruut Veenhoven dari universitas Erasmus Rotterdam mengatakan bahwa, ‘Kebahagiaan tidak menyembuhkan, tetapi melindungi kita dari penyakit.

Dikutip dari laman kompas, setelah  meninjau kembali 3 penelitian yang telah dilakukan di berbagai belahan dunia selama periode hingga 30 tahun, profesor asal Belanda ini mengatakan bahwa efek bahagia pada panjang umur itu sama dengan kalau kita membandingkan antara orang yang merokok dan yang tidak merokok. Merasa bahagia, katanya, dapat memperpanjang usia 7,5 hingga 10 tahun.
Temuan ini membawa pada sebuah pertanyaan baru yang cukup sulit dijawab, yakni soal penyebab bahagia. Apa yang bisa membuat seseorang bahagia? Pada akhirnya pernyataan ini mengantarkan pada penelitian terhadap fenomena pencarian kebahagiaan di Negara-negara maju. Hasilnya, kelebihan materi dan kelimpahan rezeki ternyata tidak dianggap sebagai sesuatu yang bisa memuaskan hidup mereka.  Kebahagiaan tidak hanya melulu sebatas hidup hedonis yang mengutamakan kenikmatan fisik dan materi.

Bill McKibben dalam bukunya Deep Economy: The Wealth of Communities and the Durable Future, mengatakan bahwa para pemuja ekonomi berpikir untuk meningkatkan kekayaan. Padahal, bertambahnya materi, kekayaan, hanya menyumbang sedikit bagi munculnya kebahagiaan seseorang.
Masih menurut Bill McKibben dalam penelitiannya, kebahagiaan  dapat muncul akibat suasana persahabatan yang hangat dan menyenangkan, juga karena faktor-faktor sosial seperti kemerdekaan, pemerintahan yang efektif, dan aturan hukum yang ditegakkan. Insya Allah di bab selanjutnya kita akan membahas hubungan antara kebahagiaan, cinta dan interaksi sosial.

Nah, marilah kita mencermati pernyataan dari riset yang lain. Dalam sebuah risetnya yang dipublikasikan Journal of Happiness Studies, Veenhoven menyimpulkan bahwa kebahagiaan adalah penghargaan atas hidup seseorang sebagai manusia utuh.

Dalam penelitiannya, Veenhoven pertama-tama mencermati statistik untuk melihat apakah kegembiraan membawa pengaruh bagi orang yang sakit. Yang ditemui justru kebahagiaan memang membantu mengurangi derita yang dialami pasien kanker. Namun, secara umum kebahagiaan tidak akan memperpanjang hidup mereka. Di antara warga masyarakat yang sehat, sebaliknya, kebahagiaan terbukti melindungi mereka dari sakit. Ini berarti memperlama hidup mereka.

Kesimpulannya, kebahagiaan akan membuat fisik kita menjadi sehat dan enerjik. Kesedihan atau ketidakbahagiaan menjadi sebab ketidak stabilan system imunitas tubuh dan mengundang berbagai keluhan penyakit.

Sebagai contoh ringannya, pernahkah kita mengalami sakit kepala, perut mulas dan meriang ketika merasa takut atau gugup? Tentunya kita pernah mengalaminya. Nah, ini adalah kasus kecil. Bagaimana jika sepanjang hari atau sebagian besar hidup kita kita isi dengan kekhawatiran, ketakutan dan kesedihan? Kita tidak bisa membayangkan bagaimana pengaruhnya.

Bisa jadi sel-sel kanker berkembang karena kesedihan dan depresi yang berkepanjangan. Begitu juga dengan keluhan-keluhan lainnya seperti maag akut, serangan jantung, hipertensi dan stroke.
Kesedihan mampu membuat tubuh kita lemah sekaligus menghancurkan imunitas tubuh. Kesedihan dan emosi yang tidak stabil juga menyebabkan tekanan darah menjadi tidak stabil sehingga menjadi faktor munculnya hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Nah, maka disinilah kita harus menyadari betapa pentingnya menghadirkan rasa dan suasana bahagia dalam kehidupan kita. Mungkin ketika kita merasa tidak sehat, kita akan pergi ke dokter umum. Tapi jika kita merasa tidak bahagia, tak ada ahli dalam hal itu. Mengunjungi psikiater? Yang benar saja. silakan data berapa banyak orang yang peduli dengan masalah emosi dan perasaannya. Seberapa banyak orang yang peduli dengan ketidakbahagiaanya. Alih-alih mencari cara untuk ‘menyembuhkan’ justru banyak orang yang memendam semua ketidakbahagiaannya.

Oleh karena itulah kita harus mengupayakan hidup yang bahagia. Petunjuk profesional bagaimana caranya agar bisa hidup bahagia sampai sekarang belum ada. akan tetapi, bagi seorang muslim, kebahagiaan itu mudah dicari. Yakni dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata'ala. Kebahagiaan juga berkolerasi dengan ketawakalan kepada Allah subhanahu wata'ala sebagai Sang Pengatur kehidupan.

Oleh karena itulah, di bagian selanjutnya,kita akan membahas hubungan kebahagiaan dengan nilai iman dan spiritualitas.

Kualitas Hidup yang Baik Bermula dari Kebahagiaan


Kebahagiaan bisa mencegah dari stress, berbagai keluhan dan menjaga tubuh selalu sehat dan akif. Kebahagiaan juga membuat seseorang bisa menikmati hidupnya dengan sempurna. Tidak ada orang yang bahagia tidak enak makan atau terserang insomnia. Sesederhana apa pun makanan akan tetap nikmat jika menyantapnya dalam keadaan bahagia dan tidak dibebani kesedihan dan kegelisahan. Pun dengan tidur, walaupun hanya beralaskan alas yang tipis dan gubuk sederhana, hal itu tidak mempengaruhi kualitas tidur seorang yang bahagia.

Sebaliknya, seenak apa pun makanan yang terhidang, dan seempuk apa pun alas tidur, jika dia tidak bahagia, maka itu semuanya sia-sia belaka. Makanan akan terasa pahit di lidahnya, dan tempat tidur empuk itu hanya menjadi pengantar dari mimpi buruk yang selalu mengganggu tidurnya.

Banyak penelitian lain yang juga menyimpulkan hubungan antara kualitas kehidupan yang baik dengan kebahagiaan. Jadi, untuk memperoleh kehidupan yang baik, sebenarnya tidak susah memulainya. Cukup dengan memandang kehidupan dan segala hal yang terjadi dalam hidupmu secara positif, bersyukur lebih banyak dan merasa bahagia lah, maka kamu akan menikmati kehidupanmu sekaligus berpeluang memiliki umur yang panjang.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment