27 Aug 2017

5 Bukti Cinta Kita Kepada Nabi


Sebagai seorang muslim sejati, tentunya kita menjadikan Rasulullah sholallahu alaihi wa salam sebagai uswah atau teladan dalam segala aspek kehidupan kita. Rasulullah sholallahu alaihi wasalam sebagai sosok multitalent yang memiliki banyak keutamaan dan kelebihan yang tidak ada pada pribadi hebat mana pun yang ada di dunia.

Oleh karena keutamaannya itulah, rasa cinta kepada Rasulullah adalah hal yang wajib bagi seorang muslim. Bahkan melebihi kecintaan dia kepada keluarganya, hartanya, bahkan dirinya sendiri.

Hal ini sebagaimana disebutkan di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Anas Radiyallahu anhu, bahwa Rasulullah sholallahu alaihi wa salam bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim, An-Nasai, Ibnu Majah , dan Ahmad)

Dikutip dalam shahih Bukhori, bahwa suatu ketika, Umar bin Khatab berkata kepada Rasulullah,” Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.”

Maka berkatalah Umar, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri!”

Tak heran, dengan rasa cinta kaum muslimin kepada Rasulullah, gelombang kemarahan muncul ketika Rasulnya dihina oleh orang-orang kafir.

Bukti rasa cinta kepada Rasulullah itu banyak macamnya. apa saja bukti rasa cinta yang harus kita aplikasikan dalam kehidupan kita?

Top 5 Husni-Magz edisi kali ini akan mengupas 5 bukti seorang muslim mencintai Nabi, khusus untuk anda.

Yang pertama, berkeinginan kuat untuk berkumpul dan bersama nabi di surga kelak.

Bagi muslim generasi setelah sahabat, termasuk masa kita sekarang ini tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dan melihat langsung Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.

Akan tetapi kita harus yakin bahwa kita akan bertemu kelak bersama Rasulullah di surga Firdaus yang Allah janjikan kepada orang-orang yang shaleh dan muttaqin. Yakni dengan cara melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Yang kedua, menaati Rasulullah shalallahu alaihi wa salam dengan menjalankan sunnahnya dan mengikuti setiap ajarannya, serta menjauhi segala perkara bi’dah.

Allah Ta’ala menegaskan, bahwa dengan menaati Rasulullah, berarti telah menaati Allah.

“Katakanlah (hai Muhāmmad), jika kalian (benar-benar) mencintai Allâh maka ikutilah aku (nabi muhammad sholAllahu ‘alaihi wa sallam), niscaya Allah akan mencintai kalian dan Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian, dan Allah Māhapengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-‘Imrân: 31)

Melaksanakan sunnah Nabi memiliki keistimewaan dan memberi kebahagiaan tersendiri.

Ketiga, memperbanyak shalawat kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.

Tentunya shalawat di sini adalah shalawat yang dituntunkan oleh Rasulullah sholallahu alaihi wa salam kepada setiap ummatnya. Bukan shalawat yang melenceng dari apa yang digariskan oleh Rasulullah dan bahkan ada shalawat yang mengandung kesyirikan.

Rasulullah sholallahu alaihi wa salam bersabda,”Barangsiapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” (H.R Muslim)

Maksud Allah bershalawat kepada kita adalah Allah senantiasa memberi rahmat-Nya dan keberkahan kepada mereka yang bershalawat kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.

Keempat, mencintai orang-orang yang dicintai Nabi.

Jika Nabi mencintai para sahabatnya, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dll, serta para istri dan keturunannya, sudah sepatutnya seorang Muslim mencintai mereka pula.

Bukan seperti klaim orang Syiah yang mengaku mencintai Rasulullah sholallahu alaihi wa salam, akan tetapi pada kenyataannya mereka benci terhadap para sahabat secara keseluruhan dan bahkan mencela dan mencaci maki mereka. Termasuk mencela dan mencaci maki istri Rasulullah sholallahu alaihi wa salam yang suci.

Kelima, mengikuti dan meneladani akhlak Rasulullah sholallahu alaihi wa salam.

Tidak dipungkiri bahwa Nabi sholallahu alaihi wa salam memiliki ahlak yang mulia. Beliau adalah teladan dalam segala hal. Beliau teladan untuk para ayah supaya menyayangi anak-anaknya. Beliau teladan untuk para suami untuk mencintai dan membantu para istri, teladan dalam hal pemimpin Negara, panglima perang, pedagang, dan tuan bagi para pelayan.

Firman Allah Ta’ala dalam QS al-Qalam ayat 4,

“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berakhlak yang agung.”

Salah satu tugas Nabi diutus, yakni untuk menyempurnakan akhlak.
Nabi bersabda, “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR Bukhari)


Bukti-bukti cinta ini perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari setiap Muslim. Keluhuran akhlak beliau dapat menjadi standar dasar akhlak yang harus dimiliki. Dengan menunjukkan bukti mencintai Nabi, semoga kelak dikumpulkan bersamanya di jannah Allah nanti. Wallahu a’lam.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment