Sebagai
seorang muslim sejati, tentunya kita menjadikan Rasulullah sholallahu alaihi wa
salam sebagai uswah atau teladan dalam segala aspek kehidupan kita. Rasulullah
sholallahu alaihi wasalam sebagai sosok multitalent yang memiliki banyak
keutamaan dan kelebihan yang tidak ada pada pribadi hebat mana pun yang ada di
dunia.
Oleh karena
keutamaannya itulah, rasa cinta kepada Rasulullah adalah hal yang wajib bagi
seorang muslim. Bahkan melebihi kecintaan dia kepada keluarganya, hartanya, bahkan
dirinya sendiri.
Hal ini
sebagaimana disebutkan di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari sahabat
Anas Radiyallahu anhu, bahwa Rasulullah sholallahu alaihi wa salam bersabda,
لاَ
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ
أَجْمَعِينَ
“Tidaklah
(sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya
daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (HR. Bukhari dan
Muslim, An-Nasai, Ibnu Majah , dan Ahmad)
Dikutip dalam
shahih Bukhori, bahwa suatu ketika, Umar bin Khatab berkata kepada Rasulullah,”
Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu
kecuali dari diriku sendiri.”
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga aku
lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.”
Maka
berkatalah Umar, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku
sendiri!”
Tak heran,
dengan rasa cinta kaum muslimin kepada Rasulullah, gelombang kemarahan muncul
ketika Rasulnya dihina oleh orang-orang kafir.
Bukti rasa
cinta kepada Rasulullah itu banyak macamnya. apa saja bukti rasa cinta yang
harus kita aplikasikan dalam kehidupan kita?
Top 5
Husni-Magz edisi kali ini akan mengupas 5 bukti seorang muslim mencintai Nabi,
khusus untuk anda.
Yang pertama,
berkeinginan kuat untuk berkumpul dan bersama nabi di surga kelak.
Bagi muslim
generasi setelah sahabat, termasuk masa kita sekarang ini tidak memiliki
kesempatan untuk bertemu dan melihat langsung Rasulullah shalallahu alaihi wa
salam.
Akan tetapi
kita harus yakin bahwa kita akan bertemu kelak bersama Rasulullah di surga
Firdaus yang Allah janjikan kepada orang-orang yang shaleh dan muttaqin. Yakni dengan
cara melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Yang kedua,
menaati Rasulullah shalallahu alaihi wa salam dengan menjalankan sunnahnya dan
mengikuti setiap ajarannya, serta menjauhi segala perkara bi’dah.
Allah Ta’ala
menegaskan, bahwa dengan menaati Rasulullah, berarti telah menaati Allah.
“Katakanlah
(hai Muhāmmad), jika kalian (benar-benar) mencintai Allâh maka ikutilah aku
(nabi muhammad sholAllahu ‘alaihi wa sallam), niscaya Allah akan mencintai
kalian dan Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian, dan Allah Māhapengampun lagi
Maha Penyayang.” (QS. Al-‘Imrân: 31)
Melaksanakan
sunnah Nabi memiliki keistimewaan dan memberi kebahagiaan tersendiri.
Ketiga,
memperbanyak shalawat kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.
Tentunya shalawat
di sini adalah shalawat yang dituntunkan oleh Rasulullah sholallahu alaihi wa salam
kepada setiap ummatnya. Bukan shalawat yang melenceng dari apa yang digariskan
oleh Rasulullah dan bahkan ada shalawat yang mengandung kesyirikan.
Rasulullah
sholallahu alaihi wa salam bersabda,”Barangsiapa bershalawat atasku sekali,
niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” (H.R Muslim)
Maksud Allah
bershalawat kepada kita adalah Allah senantiasa memberi rahmat-Nya dan
keberkahan kepada mereka yang bershalawat kepada Rasulullah shalallahu alaihi
wa salam.
Keempat,
mencintai orang-orang yang dicintai Nabi.
Jika Nabi
mencintai para sahabatnya, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dll, serta
para istri dan keturunannya, sudah sepatutnya seorang Muslim mencintai mereka
pula.
Bukan seperti
klaim orang Syiah yang mengaku mencintai Rasulullah sholallahu alaihi wa salam,
akan tetapi pada kenyataannya mereka benci terhadap para sahabat secara
keseluruhan dan bahkan mencela dan mencaci maki mereka. Termasuk mencela dan
mencaci maki istri Rasulullah sholallahu alaihi wa salam yang suci.
Kelima,
mengikuti dan meneladani akhlak Rasulullah sholallahu alaihi wa salam.
Tidak dipungkiri
bahwa Nabi sholallahu alaihi wa salam memiliki ahlak yang mulia. Beliau adalah
teladan dalam segala hal. Beliau teladan untuk para ayah supaya menyayangi
anak-anaknya. Beliau teladan untuk para suami untuk mencintai dan membantu para
istri, teladan dalam hal pemimpin Negara, panglima perang, pedagang, dan tuan
bagi para pelayan.
Firman Allah
Ta’ala dalam QS al-Qalam ayat 4,
“Dan
sesungguhnya engkau (Muhammad) berakhlak yang agung.”
Salah satu
tugas Nabi diutus, yakni untuk menyempurnakan akhlak.
Nabi
bersabda, “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia.” (HR Bukhari)
Bukti-bukti
cinta ini perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari setiap Muslim.
Keluhuran akhlak beliau dapat menjadi standar dasar akhlak yang harus dimiliki.
Dengan menunjukkan bukti mencintai Nabi, semoga kelak dikumpulkan bersamanya di
jannah Allah nanti. Wallahu a’lam.
No comments:
Post a Comment