19 Sept 2019

5 Fakta Tentang Kondisi Kemanusiaan Di Gaza

Jalur gaza adalah sebuah kawasan yang terletak di pantai timur laut tengah, bagian dari wilayah negara Paletina, berbatasan dengan Mesir di bagian barat daya dan berbatasan dengan tanah terjajah zionis Israel di sebelah timur dan utara.  Populasi di gaza hampir sekitar dua juta orang. Mayoritas penduduknya besar dan lahir di gaza, selebihnya merupakan pengungsi palestina dari wilayah-wilayah yang dicaplok penjajah Israel.

Selama satu dekade lamanya warga palestina di jalur gaza mengalami blockade, baik blockade darat, udara dan laut. Blockade tidak hanya dilakukan oleh Israel, tapi juga dilakukan oleh rezim mesir pimpinan al-Sisi lewat jalur gerbang rafah. Sehingga dengan blockade ini menciptakan krisis kemanusiaan yang berkepanjangan dan semakin mengkhawirkan dari hari kehari.
Kali ini kita akan membahas tentang 5 Fakta tentang kondisi kemanusiaan di Gaza yang harus kita ketahui.

Pengangguran yang setiap tahun semakin meningkat

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan situasi sosial dan ekonomi di Jalur Gaza kian memburuk. Blokade Israel yang telah berlangsung selama 12 tahun merupakan penyebab utama memburuknya situasi di Gaza.

Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, jumlah pengangguran di Gaza terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2018, persentase pengangguran di sana mencapai 52 persen dari total populasi sekitar dua juta orang. Jumlah tersebut meningkat delapan persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini artinya lebih dari separuh populasi Gaza adalah pengangguran. Nah, bisa dibayangkan betapa menderitanya warga gaza ditengah angka pengangguran yang semakin merajalela.

Baru-baru ini, Program Pangan Dunia PPB melaporkan bahwa Gaza dibekap rawan pangan. Hal itu mempengaruhi setidaknya dua pertiga penduduk di sana.

Israel mulai menerapkan blokade terhadap Gaza pada 2007. Hal itu terjadi sejak Hamas mengambil alih kontrol daerah tersebut dari tangan Fatah. Sejak saat itu, hubungan dua faksi Palestina tersebut pun tak harmonis. Keduanya kerap terlibat perselisihan. Hal itu disebut-sebut turut berperan dalam membuat situasi di Gaza memburuk, karena otoritas Palestina yang berpusat di Ramallah, tepi barat turut serta memotong gaji para pegawai di gaza dengan alasan politik.

Selain itu, upah rata-rata turun lebih dari 20 persen dalam enam tahun terakhir. 54 persen warga Gaza tidak aman makanan dan lebih dari 75 persen adalah penerima bantuan.

Kualitas Air di Gaza semakin buruk

Kepala Otoritas Kualitas Lingkungan Palestina, Doktor Yusuf Ibrahim, mengingatkan bahwa sekitar 90 persen air tanah di Jalur Gaza tidak layak untuk digunakan manusia karena kadar garamnya yang tinggi.

Ibrahim menyesalkan kurangnya perhatian negara-negara Arab terhadap lingkungan. Jauh berbeda dengan perhatian negara-negara Eropa yang sangat peduli lingkungan, bahkan mengalokasikan anggaran yang begitu besar untuk masalah ini.

Menurut Ibrahim, solusi yang ditawarkan Otoritas Kualitas Lingkungan untuk mengatasi masalah ini adalah proyek pemompaan kembali air hujan.  Ibrahim menambahkan, dibutuhkan waktu 20 tahun untuk tidak mengambil air tanah di Gaza agar bisa digunakan lagi.

Gaza mengalami blockade darat, udara dan alut

Blokade Gaza melalui darat, udara dan laut adalah pengingkaran hak asasi manusia dasar yang bertentangan dengan hukum internasional dan merupakan hukuman kolektif. Blokadi terhagap gaza yang dilakukan oleh Israel sangat membatasi impor dan ekspor, serta pergerakan orang masuk dan keluar dari Gaza, dan akses ke lahan pertanian dan perairan perikanan. Warga Gaza tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga mereka dan kualitas infrastruktur serta layanan vital semakin memburuk.

Terlepas dari tindakan yang diambil untuk meringankan blokade pada Juni 2010, situasi kemanusiaan tetap sangat rapuh. Sementara impor telah meningkat. Ekspor tetap sangat terbatas dan terbatas pada produk pertanian ke Eropa, dan bisnis Gaza tidak dapat mengakses pasar tradisional mereka di Israel dan Tepi Barat. Akses ke darat dan laut masih sangat terbatas.  35 persen dari tanah pertanian Gaza dan 85 persen perairan perikanan sepenuhnya atau sebagian tidak dapat diakses karena tindakan militer Israel.

Kurangnya penghormatan terhadap hukum humaniter internasional terus mengakibatkan korban sipil, khususnya selama eskalasi dalam bentrokan bersenjata karena pembatasan akses di perbatasan Israel.

Banyak  warga gaza mendapatkan pasokan dari terowongan penyelundupan

Selain diblokade oleh penjajah Israel, Gaza juga diblokade oleh rezim Mesir. Palestina sempat merasakan udara segar kebebasan setelah pemerintah almarhum Mohammad Mursi menjadi presiden. Akan tetapi gaza kembali menderita setelah presiden Mohammad mursi dikudeta oleh al-Sisi. Perlintasan rafah kembali ditutup dan hanya di waktu-waktu tertentu dibuka untuk perlintasan gaza-mesir.

Untuk memasok kebutuhan-kebutuhan dasar yang dibutuhkan di gaza, maka warga gaza berinisiatif membuat terowongan bawah tanah untuk menghubungkan gaza dan mesir.  Ribuan orang, banyak dari mereka anak-anak, mempertaruhkan nyawa mereka dengan menyelundupkan barang melalui terowongan di bawah perbatasan dengan Mesir setiap hari. Pembangunan terowongan yang berkembang adalah akibat langsung dari pembatasan yang berkelanjutan pada impor bahan bangunan, kurangnya kesempatan kerja, dan kebutuhan rekonstruksi yang sangat besar di Gaza.

Gaza diumpamakan penjara terbesar di dunia

Bisa dikatakan Gaza merupakan penjara terbesar di dunia karena blockade dari berbagai sisi. Hampir dua juta penduduk Gaza seakan terpenjara di tanah yang tidak memiliki akses keluar sama sekali. Karena blockade inilah terjadi banyak bencana di lingkup kesehatan, sosial dan energy.

Pemerintah Palestina dan negara-negara yang peduli berusaha menyediakan pasokan kebutuhan di jalur gaza seperti pasokan medis, bantuan sosial dan sebagainya supaya warga tetap bertahan ditengah blockade.

Itulah 5 fakta tentang kondisi kemanusiaan di gaza. Semoga informasi ini bisa menambah rasa solidaritas kita terhadap saudara kita di gaza

Sumber gambar: Aljazeera
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment