Selama satu dekade lamanya warga palestina di jalur gaza
mengalami blockade, baik blockade darat, udara dan laut. Blockade tidak hanya
dilakukan oleh Israel, tapi juga dilakukan oleh rezim mesir pimpinan al-Sisi
lewat jalur gerbang rafah. Sehingga dengan blockade ini menciptakan krisis
kemanusiaan yang berkepanjangan dan semakin mengkhawirkan dari hari kehari.
Kali ini kita akan membahas tentang 5 Fakta tentang kondisi
kemanusiaan di Gaza yang harus kita ketahui.
Pengangguran yang setiap tahun semakin
meningkat
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan
situasi sosial dan ekonomi di Jalur Gaza kian memburuk. Blokade Israel yang
telah berlangsung selama 12 tahun merupakan penyebab utama memburuknya situasi
di Gaza.
Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, jumlah pengangguran
di Gaza terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2018, persentase pengangguran di
sana mencapai 52 persen dari total populasi sekitar dua juta orang. Jumlah
tersebut meningkat delapan persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini artinya
lebih dari separuh populasi Gaza adalah pengangguran. Nah, bisa dibayangkan
betapa menderitanya warga gaza ditengah angka pengangguran yang semakin
merajalela.
Baru-baru ini, Program Pangan Dunia PPB melaporkan bahwa Gaza
dibekap rawan pangan. Hal itu mempengaruhi setidaknya dua pertiga penduduk di
sana.
Israel mulai menerapkan blokade terhadap Gaza pada 2007. Hal
itu terjadi sejak Hamas mengambil alih kontrol daerah tersebut dari tangan
Fatah. Sejak saat itu, hubungan dua faksi Palestina tersebut pun tak harmonis.
Keduanya kerap terlibat perselisihan. Hal itu disebut-sebut turut berperan
dalam membuat situasi di Gaza memburuk, karena otoritas Palestina yang berpusat
di Ramallah, tepi barat turut serta memotong gaji para pegawai di gaza dengan
alasan politik.
Selain itu, upah rata-rata turun lebih dari 20 persen dalam
enam tahun terakhir. 54 persen warga Gaza tidak aman makanan dan lebih dari 75
persen adalah penerima bantuan.
Kualitas Air di Gaza semakin buruk
Kepala Otoritas Kualitas Lingkungan Palestina, Doktor Yusuf
Ibrahim, mengingatkan bahwa sekitar 90 persen air tanah di Jalur Gaza tidak
layak untuk digunakan manusia karena kadar garamnya yang tinggi.
Ibrahim menyesalkan kurangnya perhatian negara-negara Arab
terhadap lingkungan. Jauh berbeda dengan perhatian negara-negara Eropa yang
sangat peduli lingkungan, bahkan mengalokasikan anggaran yang begitu besar
untuk masalah ini.
Menurut Ibrahim, solusi yang ditawarkan Otoritas Kualitas
Lingkungan untuk mengatasi masalah ini adalah proyek pemompaan kembali air
hujan. Ibrahim menambahkan, dibutuhkan
waktu 20 tahun untuk tidak mengambil air tanah di Gaza agar bisa digunakan
lagi.
Gaza mengalami blockade darat, udara dan alut
Blokade Gaza melalui darat, udara dan laut adalah
pengingkaran hak asasi manusia dasar yang bertentangan dengan hukum
internasional dan merupakan hukuman kolektif. Blokadi terhagap gaza yang
dilakukan oleh Israel sangat membatasi impor dan ekspor, serta pergerakan orang
masuk dan keluar dari Gaza, dan akses ke lahan pertanian dan perairan
perikanan. Warga Gaza tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga mereka dan
kualitas infrastruktur serta layanan vital semakin memburuk.
Terlepas dari tindakan yang diambil untuk meringankan blokade
pada Juni 2010, situasi kemanusiaan tetap sangat rapuh. Sementara impor telah
meningkat. Ekspor tetap sangat terbatas dan terbatas pada produk pertanian ke
Eropa, dan bisnis Gaza tidak dapat mengakses pasar tradisional mereka di Israel
dan Tepi Barat. Akses ke darat dan laut masih sangat terbatas. 35 persen dari tanah pertanian Gaza dan 85
persen perairan perikanan sepenuhnya atau sebagian tidak dapat diakses karena
tindakan militer Israel.
Kurangnya penghormatan terhadap hukum humaniter internasional
terus mengakibatkan korban sipil, khususnya selama eskalasi dalam bentrokan
bersenjata karena pembatasan akses di perbatasan Israel.
Banyak
warga gaza mendapatkan pasokan dari terowongan penyelundupan
Selain diblokade oleh penjajah Israel, Gaza juga diblokade
oleh rezim Mesir. Palestina sempat merasakan udara segar kebebasan setelah
pemerintah almarhum Mohammad Mursi menjadi presiden. Akan tetapi gaza kembali
menderita setelah presiden Mohammad mursi dikudeta oleh al-Sisi. Perlintasan
rafah kembali ditutup dan hanya di waktu-waktu tertentu dibuka untuk
perlintasan gaza-mesir.
Untuk memasok kebutuhan-kebutuhan dasar yang dibutuhkan di
gaza, maka warga gaza berinisiatif membuat terowongan bawah tanah untuk
menghubungkan gaza dan mesir. Ribuan
orang, banyak dari mereka anak-anak, mempertaruhkan nyawa mereka dengan
menyelundupkan barang melalui terowongan di bawah perbatasan dengan Mesir setiap
hari. Pembangunan terowongan yang berkembang adalah akibat langsung dari
pembatasan yang berkelanjutan pada impor bahan bangunan, kurangnya kesempatan
kerja, dan kebutuhan rekonstruksi yang sangat besar di Gaza.
Gaza diumpamakan penjara terbesar di dunia
Bisa dikatakan Gaza merupakan penjara terbesar di dunia
karena blockade dari berbagai sisi. Hampir dua juta penduduk Gaza seakan
terpenjara di tanah yang tidak memiliki akses keluar sama sekali. Karena
blockade inilah terjadi banyak bencana di lingkup kesehatan, sosial dan energy.
Pemerintah Palestina dan negara-negara yang peduli berusaha
menyediakan pasokan kebutuhan di jalur gaza seperti pasokan medis, bantuan
sosial dan sebagainya supaya warga tetap bertahan ditengah blockade.
Itulah 5 fakta tentang kondisi kemanusiaan di gaza. Semoga
informasi ini bisa menambah rasa solidaritas kita terhadap saudara kita di gaza
Sumber gambar: Aljazeera
No comments:
Post a Comment