Musa alaihi salam adalah seorang
nabi yang dikenal sebagai nabi bani Israil yang banyak mendapatkan ujian karena
sikap kaumnya yang seringkali membangkang. Musa alaihi salam terkenal karena
kisahnya yang berhasil menyelamatkan bani Israil dari firaun dan kekejamannya.
Bahkan, Musa alaihi salam termasuk nabi yang mendapatkan gelar ulul azmi
disamping empat nabi yang lain, yakni Nabi Nuh alaihi salam, Nabi Isa, alaihi
salam, Ibrahim alaihi salam dan Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam
Di kesempatan kali ini kita akan
membahas 5 Pelajaran yang bisa kita petik dari kisah Nabi Musa alaihi salam
Tidak pernah
hilang harapan dari Allah subhanahu wata'ala
Ketika Musa alaihi salam dan bani
israil dikejar oleh Firaun dan bala tentaranya, banyak diantara bani israil
yang putus asa dari pertolongan Allah. Mereka menyangka bahwa mereka tidak akan
pernah lepas dari kejaran Firaun dan bala tentaranya. Mereka lupa kepada
pertolongan Allah subhanahu wata'ala. Mereka hilang harapan dan berkata kepada
Musa.
Maka hendaknya kita tidak seperti
bani israil yang diceritakan di ayat tersebut. Hendaknya kita selalu bertawakal
kepada Allah di setiap situasi dan kondisi. Mungkin akal kita mengatakan bahwa
tidak mungkin ada jalan keluar, tapi hati kita yang dipenuhi iman akan menyeru
bahwa pertolongan Allah subhanahu wata'ala selalu dekat.
Jika Allah dapat membelah lautan
untuk membantu Musa alaihi salam dan kaumnya, Allah subhanahu wata'ala pasti
bisa menghilangkan kesulitan dan rintangan yang kita hadapi dalam kehidupan
kita. yang kita butuhkan adalah kita harus sepenuhnya bergantung kepada Allah
subhanahu wata'ala dan hanya berharap kepada Allah saja.
Kita hanya perlu
berusaha dan Allah subhanahu wata'ala akan menolong kita. Lakukan bagian kita,
dan Allah pun memiliki rencana.
Nabi Musa tidak pernah berdiam
diri berpangku tangan dan menunggu keajaiban datang. hidup di dunia ini tidak
akan pernah lepas dari hukum sebab dan akibat. Mukjizat dan pertolongan mungkin
akan datang, tapi kita memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan bagian kita.
yakni melakukan segala cara dan upaya sesuai dengan kapasitas dan kesanggupan
kita, kemudian setelah itu kita serahkan hasilnya kepada Allah. Sebagaimana
Musa alaihi salam yang berlari dari kejaran firaun, Musa tidak pernah berpikir
Allah subhanahu wata'ala akan memberikan mukjizat berupa laut yang terbelah.
Ketika ingin
berbuat kebaikan, lakukan sekarang, jangan dinanti-nati
Ketika laut kembali menyatu dan
menenggelamkan Firaun dan bala tentaranya, disaat itulah penyesalan timbul di
hati Firaun yang mulai tenggelam ditelan lautan. Ketika itu Firaun berdoa
kepada Allah dan bertaubat kepada Allah. Akan tetapi, penyesalan dan
pertaubatan di saat seperti itu tidak lagi diterima.
حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ
إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
hingga bila Fir'aun itu telah
hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan
melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah)". (Quran Yunus: 90)
Rahmat dan kemurahan Allah
subhanahu wata'ala sangatlah luas. Pintu tobat dibuka seluas-luasnya setiap
siang dan malam supaya kita bisa bertaubat. Yang harus kita lakukan sekarang
adalah segera bertaubat dan berubah menuju kehidupan yang lebih baik. Tekadkan
di dalam hati kita untuk tidak lagi mengulang kesalahan dan dosa dikemudian
hari. Jangan pernah berpikir untuk menunda tobat dengan alasan bahwa usia masih
muda, waktu masih panjang dan kesempatan masih banyak. Kita tidak tahu kapan
ajal menjemput kita. jangan sampai kita seperti Firaun yang menyesal di ujung
cerita.
Hendaknya kita
melarikan diri dari kedzaliman dan dosa
Di zaman Firaun, bani israil
disiksa dan dianiaya. Bahkan Firaun melarang bani Israil untuk menjalankan
agama Tauhid yang diajarkan oleh nabi-nabi bani Israil. Kemudian Allah
subhanahu wata'ala menghilhamkan nabi Musa alaihi salam untuk melarikan diri
bersama kaumnya ke tanah atau ke negara lain yang bebas dari kedzaliman
penguasa.
Ketika kita menemukan bahwa
lingkungan kita tidak kondusif untuk agama dan keimanan kita, maka sudah
seharusnya kita pindah ke lingkungan yang lebih baik sehingga agama dan iman
kita terjaga. Jika selama ini kita memiliki teman yang buruk yang selalu
menarik kita ke jalan yang salah, maka ini adalah saatnya bagi kita untuk
menjauhi mereka sehingga mereka tidak bisa menarik kita ke gelimang
kemaksiatan. ini adalah saatnya untuk mencari teman baru yang lebih bisa
menjaga agama dan iman kita. intinya, dari pelajaran ini kita mendapatkan pesan
tentang pentingnya hijrah. Baik hijrah secara lafadz atau maknawi.
Pertolongan Allah
akan datang di saat yang tidak pernah kita duga
Ketika Musa melarikan diri dari
kejaran Firaun dan bala tentaranya, dia tidak pernah tahu dan tidak pernah
diberi tahu bahwa Allah subhanahu wata'ala akan menolongnya dengan tongkat
ajaib yang bisa membelah lautan. Dia juga tidak pernah menyangka bisa
menyeberangi lautan bersama kaumnya. Tepat di tengah kegentingan dan didesak
dari belakang oleh Firaun dan bala tentaranya yang banyak, Allah subhanahu
wata'ala mengilhamkan Musa alaihi salam untuk memungkulkan tongkatnya ke permukaan
pantai sehingga laut pun terbelah sebagai jalan bagi Musa alaihi salam dan bala
tentaranya.
Begitu pun kita, boleh jadi kita
sekarang di masa genting dan diterpa banyak ujian dan masalah. Sayangnya,
banyak diantara kita yang terburu-buru putus asa, bahkan berburuk sangka kepada
Allah subhanahu wata'ala. Naudzubillah. Boleh jadi, di saat paling genting
Allah akan menurunkan pertolongan-Nya. Hanya saja Allah subhanahu wata'ala
ingin melihat sejauh mana kesabaran kita dan sekuat apa ketawakalan kita
kepada-Nya. Inilah yang dinamakan ujian dalam kehidupan.
Mungkin ada diantara kita yang
pernah mengalami hal ini, ditolong Allah subhanahu wata'ala di saat-saat yang
tidak pernah terduga sebelumnya. Mungkin kita hanya percaya bahwa itu sebuah
rangkaian peristiwa, tapi Allah subhanahu wata'ala sudah merencanakannya jauh
sebelum kita menyadarinya.
Itulah 5 pelajaran yang bisa kita
petik dari kisah Nabi Musa alaihi salam. Semoga dengan mengetahui hal ini,
keimanan kita kepada Allah semakin menguat dengan kadar ketawakalan dan
kesabaran yang mengisi jiwa kita.
No comments:
Post a Comment