Berdakwah itu tidak hanya bermodal lidah yang
lancar mengucap kata. Tapi juga perlu tiga modal hikmah yang menjadikan dakwah
kita semakin bermakna dan mendapat hasil kentara. Apa saja itu?
Pertama, al-ilmu [wawasan]
Al-ilmu qobla qoul wal amal. Ilmu sebelum
berucap dan beramal. Maka ilmui dulu apa yang akan kita sampaikan. Agar bukan
sampah yang keluar dari mulut kita. Agar bukan perselisihan yang ditimbulkan
oleh lidah kita, agar kemaslahatan yang akan dituai oleh pendengar ucapan kita
dan pembaca risalah kita. Ucapan yang keluar beserta ilmu akan menyejukan
laksana oase di tengah sahara. Memberi kepuasaan musafir yang dahaga. Memberi
bekal rombongan kafilah yang tak lagi berdaya.
Ilmu itulah yang mengikat lidah supaya bisa
terkendali. Ilmu itulah yang mengarahkan lidah bagaimana harusnya dia berucap.
Yang kedua, al-hilmu [bijaksana]
Dan buah dari ilmu itu adalah kebijaksanaan.
Walau memang ini bukan satu faktor yang baku. Karena banyak orang yang berilmu
tapi tidak bijaksana. Tapi setidaknya banyak orang yang bijaksana karena ilmu
yang dimilikinya. Bersikap bijaksanalah terhadap mad’u dan tetaplah memberi
pencerahan dan kebaikan di tengah-tengah mereka. Hanya dengan kebijaksanaanlah
semuanya akan mengalir seperti air. Karena kebijaksanaan adalah air kehidupan
di tengah gersangnya kemunafikan.
Yang ketiga, al-anah [tidak tergesa-gesa]
Tidak tergesa-gesa menyimpulkan satu hukum
sebelum benar-benar memahaminya secara jelas. Tidak tergesa-gesa memvonis
kafir, sesat dan bid’ah sebelum benar-benar yakin dengan apa yang akan ia
ucapkan. Intinya kehati-hatian inilah yang bisa mengekang kita dari
ketergesa-gesaan. Dan seorang da’i yang bijaksana tidak akan mungkin bersikap
sembrono dan tergesa-gesa. Pun dengan da’i yang berilmu, tidak mungkin dia akan
mudah memvonis sesat dan kafir sebelum benar-benar yakin akan konsekuensi yang
dia ucapkan.
Akhir kalam, mari kita menjadi da’I. Da’i
tidak melulu yang bertitel kyai atau haji. Tapi da’i yang selalu memberi
inspirasi kebaikan. Istri untuk suami, orang tua untuk anak, guru untuk siswa,
tokoh masyarakat untuk masyarakatnya. Dengan terus menggali ilmu, mengasah
kebijaksanaan dan mengekang ketergesa-gesaan dengan kehati-hatian dan pikiran
yang matang.
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment