Mungkin saja kucing tetangga masuk ke
rumahku. Ah, tapi belum pernah ada kucing yang bisa masuk gerbang garasi. Atau
tikus? Aku yakin tidak ada satu ekor tikus pun yang ada di rumah ini. Ini
diluar kebiasaan.
Emily
kembali berpikir April tidak hanya ada di dalam mimpinya tadi, tapi ada di
rumah ini. Tapi dia rasa itu pemikiran tahayul yang konyol dan menyebalkan.
Tak mau
menunggu lama, dia segera meraih senter kecil dari arah laci. Tak lupa
menggenggam sebuah pemukul bisbol yang biasa dipakai April di hari minggu. Ia
menyusuri lorong menuju ruang depan. Menyalakan semua lampu di ruangan depan.
Tidak ada yang mencurigakan.
Ia membuka
pintu menuju garasi dan menyalakan lampu garasi. Dan kini ia mulai merasakan
ketegangan yang datang tiba-tiba. Pintu menuju ruang bunker di bawah tanah
terbuka sempurna. Pintu itu ada di pojok kiri dari garasi lotusnya.
Tiba-tiba
terdengar bunyi kaca yang pecah. Dari arah bunker.
Tangannya
semakin erat menggenggam pemukul bisbol dan mulai menyusuri lorong menuju
bunker. Ada bau aneh. Bau tembakau yang begitu menyengat. Kemungkinan ada
seseorang yang masuk dengan mengisap rokok atau cerutu. Dan memang, Emily
menemukan satu punting yang masih mengepul di lantai batu. Dia mengedarkan
pandangan dan mulai menyorotkan senter ke semua penjuru ruangan.
Emily
menemukan satu keganjilan. Brankas tua tempat menyimpan barang-barang
peninggalan buyutnya terbuka. Atau setidaknya dibuka dengan paksa. Ia ingat
betul, brankas itu digembok dan tidak pernah dibuka beberapa tahun lamanya. Mom
dan Dad juga tidak peduli dengan isi brankas tersebut. Mungkin barang-barang
yang sudah tidak berharga yang ditinggalkan buyutnya.
Emily kembali
memutar sorot senternya, berharap tidak ada sesuatu atau seseorang di ruangan
itu. tepat ketika itu, senternya menyorot kaca jendela yang sudah dipecah. Ada
seseorang masuk dan mencoba mencari sesuatu di sini. Atau setidaknya sudah
mengambil sesuatu di ruangan tersebut. Dan berhasil kabur lewat kaca jendela
menuju ruang lainnya. Ruangan yang mengarah ke kebun. Setidaknya orang tersebut
masih di dalam terowongan sebelum menyentuh permukaan kebun di bagian belakang.
Bunker itu
sebenarnya bekas perlindungan keluarga buyut Emily ketika perang dunia pertama
terjadi. Dan tidak digunakan dalam puluhan tahun lamanya selain sebagai tempat
menyimpan barang-barang tidak berguna.
Emily segera
berlari. Kemudian mengunci semua pintu rumah dan kaca jendela. Ia merasa
ketakutan dan ingin malam cepat berlalu.
Ia sempat
berpikir untuk menghubungi nomor darurat, tapi tampaknya itu tidak berguna,
bisa saja pencuri itu sudah pergi. Atau jika memang pencuri itu kembali ke dalam bunker setelah ini,
Emily tidak peduli. Tak ada barang yang berharga di ruangan itu. tidak ada
harta yang dipendam di sana.
Atau mungkin aku memang tidak tahu
bahwa sesungguhnya ada yang berharga di bawah sana? Mungkin Dad dan Mom tidak
pernah memberitahuku? Mungkinkah April juga tidak tahu?
Emily
mencoba untuk tidak memikirkan itu, yang ia pikirkan ia ingin segera tidur. Dan
besok pagi dia akan memeriksa setiap sudut ruang bawah tanah.
Tapi sebelum
dia benar-benar tidur ia mengunci pintu kamar dan jendelanya , kemudian ia
menyeret kursi dan meja untuk menghalangi pintu kamarnya. Pemukul bisbol ia
letakan di samping tempat tidur. Gunting dan pisau ia letakan di bawah kasur.
Ah,
benar-benar malam yang menyebalkan! Kemarin kematian April dan sekarang
seseorang entah siapa mendatangi rumahnya. Emily merasa ada yang salah dengan
hidupnya.
No comments:
Post a Comment