"Ustadz kok pake jeans!" seru seseorang demi melihat kedua kakiku berbalut kain tebal berwarna biru itu. Aku hanya tersenyum simpul dengan rasa malu yang tiba-tiba saja mencengkeram. Ah! Harusnya aku tak perlu malu, karena aku bukan ustadz dan tidak layak disebut ustadz. Hanya saja aku malu dengan persangkaannya.
"Semua celana bahan saya basah, jadi saya terpaksa pake jeans." Aku melontarkan alasan. 'Ustadz kok bohong!' teriak hati saya dengan kenyinyiran.
Well, Saya tidak akan berpanjang cerita tentang saya yang memakai jeans dan komentar seseorang. Saya juga bukan akan bercerita tentang betapa saya tak pantas dibilang ustadz sehingga saya boleh pakai jeans.
Saya hanya mengurai tema, 'Bolehkah Ustadz Pakai jeans?"
Sejatinya, hukum asal dari berpakaian itu adalah untuk menutup aurat. Dan pakaian apa pun itu, selama menutup aurat maka itu sah dipakai. Akan tetapi kemudian ada hukum lain yang menyatakan bahwa hendaknya kita tidak menyerupai (tasyabuh) terhadap orang-orang kafir. Dalam hal ini termasuk dalam gaya dan cara berpakaian. Sehingga tidak layak bagi seorang muslim menyerupai orang kafir dalam perkara baju/pakaian yang dipakai.
Apakah jeans pakaian orang kafir?
Jeans itu bukan pakaian orang kafir. Jeans memang ditemukan oleh orang kafir. Tapi pada perkembangannya jeans dipakai oleh semua kalangan tanpa memandang apa agamanya, siapa yang memakainya, dan darimana dia berasal.
Jeans sama halnya dengan jas atau kemeja. Zaman baheula, ada kyai atau ajengan yang melarang ustadz memakai jas dan pantalon dengan alasan mirip orang kompeni. Tapi sekarang? You can see banyak ustadz yang pakai jas. Malah jas dikawinkan dengan sarung dan sorban. Banyak juga ustadz yang pakai celana pantalon. Padahal, dulu, semua ustaz harus pakai sarung.
Nah, jadi kesimpulannya apa?
Kesimpulannya kembali kepada syariat dan adat.
Secara syariat, pakaian harus menutup aurat dan tidak menyerupai orang kafir.
Secara adat, memang tidak layak bagi seorang ustadz memakai celana jeans. Lebih-lebih celana ketat.
Jadi, lebih baiknya bagi seorang ustadz tidak memakai celana jeans yang seringkali digunakan oleh orang-orang awam pada umumnya. Sehingga orang-orang akan memandangnya dengan penuh penghormatan dan timbullah wibawa.
Dan kembali kepada saya yang sampai sekarang –terkadang- memakai jeans. Saya seringkali melihat sikon (situasi dan kondisi) untuk memakai jeans. Lagi pula, saya bukan ustadz.
Dan boleh jadi, satu decade ke depan hukum adat akan berubah sebagaimana hukum yang mengubah status jas dan celana panjang ala penjajah. Mungkin kelak, para ustaz yang memakai jeans juga akan dimaklumi selama jeans yang dia pakai tidak ketat dan bolong disana sini.
Eh, btw, sampai sekarang saya tidak habis pikir, untuk alasan apa sebagian orang membolongi jeans di paha dan di dengkul.
24 Mar 2021
USTADZ KOK PAKE JEANS
March 24, 2021
By:
Husni
Husni
Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.
you may also like
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
New Post
recentposts
social counter
[socialcounter]
[facebook][#][215K]
[twitter][#][115K]
[youtube][#][215,635]
[dribbble][#][14K]
[linkedin][#][556]
[google-plus][#][200K]
[instagram][#][152,500]
[rss][#][5124]
My Tweet
Blog Archive
About this blog
HusniMagazine
Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis..
husnimubarok5593@gmail.com

No comments:
Post a Comment